Sukses

Gus Miftah Serukan Toleransi Antar Umat, Gelar Bukber Tokoh Lintas Agama

Gus Miftah menganalogikan Indonesia itu seperti sebuah rumah yang memiliki enam

Liputan6.com, Jakarta - Perbedaan merupakan keniscayaan dan persatuan adalah tujuan. Semangat itu yang digaungkan pendakwah Gus Miftah dalam momentum Ramadhan ini lewat acara Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama.

Dalam acara ini, Gus Miftah dan Pendeta Gilbert Lumoindong berbincang hangat pentingnya sikap toleransi antar umat beragama. Acara yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2023), turut dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dan figur publik seperti Aura Kasih dan Vicky Shu.

"Saya itu orang yang paling tidak setuju ketika restoran di bulan Ramadhan ditutup. Karena yang harus ditutup itu bukan restorannya, tapi mulutnya. Ada pepatah bilang bahwa diam itu emas," kata Gus Miftah.

"Saya juga tidak sepakat ketika orang memusuhi pemerintah dengan dasar yang tidak jelas, termasuk pendeta," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Indonesia Memiliki Enam Kamar

Gus Miftah menganalogikan Indonesia itu seperti sebuah rumah yang memiliki enam kamar. Di tiap kamar itu merupakan representasi dari tiap agama yang diyakini di negeri ini.

"Jika ingin Indonesia ini damai mengenai keberagaman agama, maka sudah selayaknya sebagai penghuni rumah untuk tidak memasuki ruang kamar yang bukan miliknya. Saya meyakini, jika kita masuk ke kamar masing-masing, tidak akan menciptakan masalah. Karena tidak menganggu keyakinan orang lain," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Persatuan Ada karena Perbedaan

Gus Miftah mengatakan, karena perbedaan itulah adanya persatuan. Namun ia menilai, persatuan itu baru akan terwujud jika semua pihak bersatu tanpa merasa ada yang lebih baik atau lebih utama.

"Saya menggambarkan seperti sambal. Itu dari bahan baku yang berbeda ditumbuk di tempat yang sama tanpa menonjolkan satu satu di antaranya. Kita tidak bisa egois sambal itu enak karena cabenya, karena bawang putihnya. Kalau pola pikirnya seperti itu, mohon maaf, makan cabe dulu baru bawang, pasti enggak enak," terang Gus Miftah.

4 dari 4 halaman

Bersatu untuk Menyelesaikan Masalah

Pada kesempatan sama, Erick Tohir turut menyampaikan pendapatnya tentang perbedaan, ia sudah merasa bangga sekaligus bersyukur dapat menghadiri acara tersebut. Apalagi perwakilan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu turut hadir di sini.

"Saya rasa kita patut bersyukur, karena melihat Indonesia dari segala sisi, semuanya baik. Kita diberi kelengkapan oleh Tuhan, Indonesia yang banyak masalah namun dengan masalah itu kita justru semakin bersatu untuk menyelesaikan masalah," ucap Erick Tohir. (Reporter: M. Altaf Jauhar)