Sukses

Naskah Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Amal yang Pertama Dihisab pada Hari Kiamat

Naskah ceramah singkat untuk kultum Ramadhan: Amal yang pertama dihisab pada hari kiamat

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan 1444 Hijriyah telah memasuki pekan kedua. Umat Islam sudah seharusnya bersyukur dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Ibadah dan amal seseorang akan diganjar berlipat pada bulan Ramadhan. Itu termasuk menimba ilmu untuk memperkuat iman dan takwa.

Pada kesempatan ini, redaksi menyajikan naskah ceramah singkat tentang amal yang pertama dihisab pada hari Kiamat. Sebagaimana diketahui, pada Kiamat esok, manusia akan menghadapi pengadilan Allah SWT. Salah satunya yakni yaumul hisab.

Amal dan perbuatan manusia akan ditimbang dan diperhitungkan. Dan amal yang dihisab pertama adalah sholat. Karenanya, naskah ceramah ini mengambil topik yang sangat penting tersebut.

Naskah ceramah berjudul asli 'Mimbar Dakwah Sesi 171: Amal yang Pertama Dihisab' ini disusun oleh Yudi Yansyah S.Pd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng, Kemenag Sukabumi. Naskah dinukil dari jabar.kemenag.go.id.

Naskah dakwah ini bisa disampaikan dalam kesempatan kultum atau majelis lainnya. Semoga bermanfaat dan menjadi amal bagi yang menyusun, mempublikasikan, menyampaikan dan mengambil manfaat dari naskah ceramah ini. Amin.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Mimbar Dakwah Sesi 171: Amal yang Pertama Dihisab

Assalamu'alaikum Wr.Wb

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ونَسْتَهْدِيْهِ ونَسْتَغْفِرُهُ ونَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أنْ لَا إِلَـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا مَثِيْلَ لَهُ وَلَا ضِدَّ وَلَا نِدَّ لَهُ، لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءٌ وَهُوَ السَّميْعُ البَصيْرُ.

وَأَشْهَدُ أَن حَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ، طِبُّ الْقُلُوْبِ وَدَوَاؤُهَا وَعَافِيَةُ الْأَبْدَانِ وَشِفَاؤُهَا، وَنُوْرُ الْأَبْصَارِ وَضِيَاؤُهَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى  مُحَمَّدٍ وَعَلَى كُلِّ رَسُوْلٍ أَرْسَلْتَهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ؛ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَ أَطِيْعُوْهُ. إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَ الَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ. قَالَ  اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْءَانِ الْكَرِيْمِ: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.          

Hadirin rohimakumulloh

Pertama-tama marilah kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kepada kita semua nikmat iman dan islam.

Kemudian tak lupa kita haturkan shalawat dan salam atas junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW.

Kemudian, saya mengajak segenap hadirin untuk selalu meningkatkan iman dan takwa agar kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung.

Hadirin rohimakumulloh

Pada hari kiamat kelak, segenap umat manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar dan menghadapi hari perhitungan. Segala amalnya akan dilihat dan ditimbang. Amalan pertama yang akan dihisab di pengadilan Allah Swt kelak adalah sholat.

Dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda:      

إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإنْ صَلُحَتْ، فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإنْ فَسَدَتْ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِيْ مِنْ تَطَوُّعٍ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُوْنُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا. (رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ)

“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman: ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi)

Dari hadis ini dapat kita pahami bahwasannya sholat adalah amalan pertama yang akan dipertanyakan dari seorang muslim pada hari kiamat nanti, kemudian kita pahami juga bahwasanya sholat adalah semacam ‘tolak ukur’ untuk mengetahui kualitas seorang muslim, karena dikatakan bahwa jika sholatnya baik, maka baiklah ia, demikian pula sebaliknya.

Selain itu disebutkan juga dalam hadits tersebut bahwa sholat sunnah sangat penting karena jika ada yang kurang dari sholat wajibnya seorang hamba, maka sholat sunahnya lah yang akan menutupi kekurangan tersebut.

Dengan kata lain, dikatakan bahwa hendaklah seorang muslim memperbanyak dan menjaga amalan sunnahnya, bukan hanya mementingkan yang wajibnya saja.

Dalam pelaksanaan sholat di utamakan berjamaah. Shalat berjama'ah memiliki nilai 27 derajat lebih baik daripada shalat sendirian. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih mengutamakan shalat berjama’ah daripada shalat sendirian saja. Gemar melaksanakan shalat berjama’ah berarti gemar mencari pahala yang besar.

Rosululloh SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَّعِشْرِيْنَ دَرَجَةً (متفق عليه)

Dari Abdullah ibn Umar ra., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendiri, dengan nilai 27 derajat.” (HR. Bukhori Muslim).

Di samping pahala yang besar, di dalam shalat berjama’ah terdapat beberapa hikmah yang besar, di antaranya: Memakmurkan masjid, menambah syiar Islam,mempererat tali persahabatan, menumbuhkan persamaan derajat antar sesama muslim karena tidak ada perbedaan disisi Allah kecuali karena ketaqwaannya, sikap saling pengertian, peduli dan saling tolong menolong antara sesama muslim.

Untuk mendapatkan pahala dan hikmah yang besar dari ibadah shalat, maka kita harus gemar melaksanakan shalat berjama’ah.

Hukum shalat berjama’ah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan atau sangat dianjurkan, terutama bagi laki-laki dan dilakukan di masjid. Allah Swt berfirman:

وَاِذَا كُنْتَ فِيْهِمْ فَاَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلْتَقُمْ طَاۤىِٕفَةٌ مِّنْهُمْ مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوْٓا اَسْلِحَتَهُمْ

“Dan apabila kamu ada ditengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaknya segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu”  (QS. An Nisa`:102 ).

Rasulullah SAW bersaba:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيَحْطُبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلاَةِ فَيُؤْذَنَ بِهَا ثُمَّ آَمُرَ رَجُلاً فَيَؤُمَّ النَّاسُ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُخْرِقَ عَلَيْهِمْ بُيُوْتَهُمْ (متفق عليه)

”Dari Abu Hurairah ra., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku dalam kekuasaan-Nya, saya telah bermaksud menyuruh orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, lalu menyuruh seorang untuk menyerukan adzan, kemudian menyuruh pula seorang untuk menjadi imam bagi orang banyak, sementara itu saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama’ah, lalu saya bakar rumah-rumah mereka. (HR. Bukhori Muslim).

Dalam hadits di atas Rasulullah SAW mempertegas pentingnya shalat dilakukan secara berjama’ah dan menjelaskan sangsi hukum yang akan dikenakan kepada orang-orang yang tidak melaksanakan shalat secara berjama’ah.

 

3 dari 3 halaman

Hadirin rohimakumulloh...

Maksud dari diciptakannya kita di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Namun sayangnya kita seringkali lupa akan hal tersebut. Tak jarang waktu 24 jam yang diberikan kepada kita ini kita habiskan hanya untuk memikirkan kehidupan dunia saja, padahal Allah Swt berfirman:                           

وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (QS. Al-Qasas : 77)

Pada ayat ini perintah utamanya adalah mencari kebahagiaan akhirat, sedangkan untuk kebahagiaan dunia, yang diperintahkan hanyalah sekedar tidak lupa saja. Artinya jika sudah sedikit saja mencari kebahagiaan dunia, itu sudah cukup.

Namun yang terjadi pada umat Islam pada hari ini adalah sebaliknya, banyak diantara kita yang mati-matian mengejar kebahagian dunia sampai-sampai tak punya waktu sedikitpun untuk memikirkan akhiratnya. Alangkah sedihnya kita lihat masih banyak diantara kita yang terkadang lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya tatkala telah datang waktu sholat, padahal bisa jadi jika ia meninggalkan sejenak saja pekerjaannya tersebut untuk menunaikan sholat, Allah akan mempermudah urusannya dan memberikan bantuan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Hadirin rohimakumulloh

Kehidupan dunia hanyalah kehidupan sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi yang tak berpenghujung. Maka alangkah bodohnya diri kita ini jika tak sudi mengorbankan barang 1-2 jam saja dari 24 jam yang kita miliki untuk kehidupan abadi kita. Alangkah bodohnya diri kita ini jika kita menghabiskan 24 jam kita ini hanya untuk kehidupan dunia saja yang mana kehidupan dunia ini tak akan kekal selama-lamanya. Maka marilah kita renungkan kembali perintah Allah agar kita mencari kebahagiaan akhirat tadi, marilah kita tunaikan sholat wajib kita dan tak lupa pula kita menyempurnakannya dengan sholat-sholat sunnah, karena sholat adalah tiangnya agama ini.

Demikianlah semoga bermanfaat.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.