Sukses

Berkah Ramadan untuk Fotografer Lepas di Banjarmasin

Fotografer freelance, profesi bisnis yang diterapkan yakni sistem spekulasi, usaha yang dilakukan dengan menjual karya foto yang memungkinkan mendatangkan keuntungan yang besar ataupun sebaliknya

Liputan6.com, Banjarmasin - Ketika menghadiri acara di sebuah kegiatan, terkadang para undangan mendapatkan sambutan dari juru foto atau fotografer untuk memotret. Usai acara, foto-foto telah dicetak dan dipajang untuk dijual kepada pemilik foto.

Demikianlah yang dilakoni oleh Ahmad Jayadi Yansa bersama rekan-rekan seperjuangan sebagai juru foto tanpa ikatan kontrak atau fotografer freelance. Profesi bisnis yang diterapkan yakni sistem spekulasi, usaha yang dilakukan dengan menjual karya foto yang memungkinkan mendatangkan keuntungan yang besar ataupun sebaliknya.

Pada bulan Ramadan, kegiatan mungkin terbatas, tidak seperti di bulan lainnya. Namun pada Ramadan 1444 Hijriah ini, Ahmad Jayadi Yansa bersama rekan bersyukur karena ada kegiatan Pengukuhan Dewan Pengurus KADIN Kalimantan Selatan di gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin.

“Alhamdulillah, kesempatan di bulan Ramadan kedelapan ini kami mencoba bekerja, sekaligus mencari berkah Ramadan dengan kegiatan acara pengukuhan ini,” sebut Ahmad Jayadi Yansa yang akrab disapa Jaya, Kamis (30/3/2023).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Bagi Tugas

Bersama sembilan rekan sesama fotografer, mereka berbagi tugas. Kebanyakan di antaranya sebagai eksekutor untuk memotret setiap tamu undangan yang melangkahkan kakinya menuju gedung Mahligai Pancasila.

Ada juga yang bertugas untuk mengumpulkan berkas (file) foto untuk segera dicetak. Selanjutnya bergotong royong menempelkan foto-foto yang sudah dicetak di sebuah wadah. Sedangkan foto ukuran cetak 5R itu ditawarkan dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 10.000 per lembarnya.

“Kita sebagai fotografi biasanya untuk pembagian itu sama rata, jadi misalnya dapat Rp 100 ribu maka kita bagi Rp 10 ribu per orang, karena itu lah tujuan kita di bulan puasa ini sekaligus cari rejeki sekalian silaturahmi,” lanjut Jaya.

“Kami juga berharap kepada para pelaku kegiatan kiranya profesi ini bisa diterima jika turut mencari nafkah, karena kami hanya semata mencari rezeki sehingga tidak terlalu ditekan termasuk juga dimintai pajaknya,” harapnya.

 

3 dari 3 halaman

Penghasilan

Seberapa pun penghasilan yang mereka raup, sebenarnya dicukup-cukupkan, maksudnya cukup karena yang namanya spekulasi, sehingga penghasilannya pun kadang-kadang untung bisa juga rugi.

Konsep dagang yang dilakukan pun bisa untung, bisa rugi sebab melakoni profesi ini sebagai sampingan sekaligus ajang silaturahmi.

“Sebagai fotografer freelance ini, jujur itu tidak bisa diandalkan dalam berumah tangga, jadi harus memang ada pekerjaan lain lah untuk membantu menunjang ekonomi,” tambah Jaya mewakili rekan-rekan seperjuangan.

Paguyuban fotografi freelance Banjarmasin itu tidak terakomodir dalam bentuk organisasi yang menjadikan ada ketua maupun orang yang dituakan.

Namun jika usia memang di antaranya ada yang sudah tua seperti Andi Foto, beliau telah melakoni profesi ini sejak tahun 1970 an.