Sukses

Federasi Sepak Bola Prancis Disebut Enggan Beri Jeda Buka Puasa bagi Pemain Muslim

Federasi sepak bola Prancis (FFF) tengah menjadi sorotan di bulan suci Ramadan.Pasalnya, asosiasi tersebut dilaporkan enggan memberi jeda bagi para pemain muslim untuk berbuka puasa saat pertandingan malam.

Liputan6.com, Jakarta Federasi sepak bola Prancis (FFF) tengah menjadi sorotan di bulan suci Ramadan. Laporan mengeklaim asosiasi tersebut enggan memberi jeda bagi para pemain muslim untuk berbuka puasa saat pertandingan malam.

Dilansir dari Morocco World News, Komisi Wasit Federal (CFA) FFF telah mengirim email imbauan kepada ofisial sepak bola di negara tersebut. Isinya ialah larangan interupsi pada pertandingan sepak bola lantaran dianggap tidak menghormati ketentuan statuta FFF.

Masih merujuk pada laporan yang sama, pihak federasi sepak bola Prancis menyiratkan bahwa mereka melarang adanya penampilan berbau afiliasi politik, ideologis, agama, atau serikat dagang sepanjang pelaksanaan pertandingan dalam turnamennya.

Mereka mengeklaim arena sport, termasuk stadion dan gimnasium, bukanlah tempat untuk mengekspresikan kecenderungan politik dan agama. Menurutnya, lokasi tersebut merupakan ranah bagi perkembangan nilai-nilai olahraga yang menyangkut netralitas dan kesetaraan.

“Lapangan sepak bola, stadion, gymnasium, bukanlah wadah bagi ekspresi politik atau agama, melainkan tempat netralitas di mana nilai-nilai olahraga seperti kesetaraan, persaudaraan, ketidakberpihakan; (sikap) menghormati wasit, diri sendiri, dan orang lain harus berkembang,” tulis Komisi Wasit Federal (CFA) FFF, mengutip laporan Morocco World News.

Lebih lanjut, pihak federasi juga menyebut pelanggaran terhadap instruksi ini bakal membuat pihak terkait dikenai sanksi fisipliner. Oleh karena itu, seluruh ofisial sepak bola Prancis diminta untuk memastikan dilaksanakannya ketentuan tersebut.

2 dari 3 halaman

Tuai Kritik dari Sejumlah Pihak

Keputusan FFF untuk memberlakukan aturan di atas membuat mereka menuai kritik dari sejumlah pihak di media sosial. Melansir pemberitaan Morocco World News, netizen menilai aturan FFF telah mengesampingkan kewajiban agama para pemain Muslim.

Sekadar informasi, Prancis sebelumnya juga pernah menyarankan para pemain di tim nasional untuk menunda ibadah puasa saat bertanding. Usulan tersebut mencuat kala Les Bleus tengah menjalani kualifikasi Euro melawan Belanda dan Irlandia di masa jeda internasional.

Namun, laporan media Prancis L’Equipe yang dilansir dari Morocco World News kala itu menyebut staf Timnas Prancis tidak memaksakan penggawa untuk mengikuti arahan tersebut.

Mereka hanya bermaksud memberi rekomendasi sepanjang jalannya laga Timnas Prancis, yang bisa diterapkan atau tidak diterapkan oleh para pesepak bola.

“Seperti biasa, staf Timnas Prancis tidak akan memaksa siapa pun untuk mengikuti keyakinan mereka,” tulis L’Equipe dalam pemberitaannya.

“Walau begitu, Les Bleus tetap memberi rekomendasi, dengan harapan para pemain dapat memilih untuk menunda (ibadah puasa) saat pemanggilan mereka (di Timnas Prancis) selama bulan Ramadan,” sambung laporan itu.

3 dari 3 halaman

Dibanding-bandingkan dengan Inggris

Situasi tersebut membuat kebijakan sepak bola Prancis dibanding-bandingkan dengan Inggris. Seperti diketahui, otoritas Liga Inggris sebelumnya dilaporkan menerapkan aturan baru demi mengakomodasi ibadah puasa para pemain Muslim.

Ofisial pertandingan di seluruh kompetisi sepak bola negara tersebut diminta untuk memberi jeda bagi pagi para penggawa berbuka puasa saat pertandingan di malam hari.

Dilansir dari Sky Sports News, para ofisial bahkan telah diberi panduan khusus oleh badan perwasitan untuk menyediakan jeda saat laga. Hal ini bakal memberi ruang bagi para pemain muslim untuk berbuka dengan meminum cairan atau gel energi.

Lebih lanjut, ofisial laga di Inggris juga didorong untuk mengidentifikasi para pemain yang perlu berbuka puasa sejak sebelum kick-off. Jika memungkinkan, mereka dapat membuat kesepakatan terkait waktu yang tepat melakukan hal tersebut.