Liputan6.com, Palangka Raya Kegiatan tadarus Alquran menjadi salah satu aktivitas yang dilakukan di banyak masjid di Indonesia selama bulan Ramadan. Namun, di Masjid Nurul Islam di Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya, tadarus dilakukan dengan sistem muqaddam, di mana satu orang membacakan satu juz setiap harinya. Jumlah peserta yang membaca Alquran setiap hari adalah 30 orang, sehingga satu khatam Alquran selesai dalam sehari.
Peserta tadarus di Masjid Raya Nurul Islam membaca Alquran sesuai dengan juz yang disepakati, setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama. Muhammad Hasbi, salah satu pengurus Bagian Sekretariat Masjid Nurul Islam, mengatakan bahwa kegiatan tadarus diadakan hingga malam ke-29 Ramadan.
Hasbi menjelaskan, setiap harinya ada satu orang donatur yang memberikan penghargaan kepada pembaca Alquran. Masjid Nurul Islam mendaftar sebanyak 120 orang peserta tadarus Alquran dan membagi mereka menjadi empat kelompok dengan 30 orang per kelompok. Kegiatan tadarus dilakukan secara bergantian per kelompok selama empat hari.
Advertisement
Menurut Hasbi, tujuan dari kegiatan tadarus di bulan Ramadan adalah untuk menggalakkan semangat membaca Alquran. Masjid ingin menjadikan bulan Ramadan lebih semangat dan tidak sepi, sehingga lebih banyak orang yang tertarik untuk mengikuti kegiatan tadarus. Dalam tadarus di Masjid Nurul Islam, rata-rata ada 30 orang yang ikut setiap harinya.
“Masjid ingin menyemarakan membaca Alquran sehingga masjid tidak sunyi. Kalau seperti ini ada 5 sampai 10 orang yang mau duduk-duduk tadarusan,” kata Hasbi, Minggu (2/4/2023).
Untuk mengikuti tadarus di Masjid Nurul Islam, peserta menggunakan sistem merekrut dengan grup WhatsApp. Hasbi menjelaskan bahwa sistem kelompok untuk tadarus sudah dilakukan selama tiga tahun dan setiap kegiatan termasuk tadarus dilakukan siaran langsung melalui akun media sosial.
Masjid Nurul Islam menargetkan satu orang donatur sebesar Rp1,5 juta untuk satu hari. Pada tahun 2023, jumlah donatur yang terdaftar sebanyak 23 donatur. Gubernur Kalteng Sugianto Sabran adalah salah satu dari 23 donatur tersebut dan datang langsung untuk memberikan infaknya.
Uang dari donatur digunakan untuk kegiatan masjid dan pahalanya dihadiahkan kepada orang tua donatur yang sudah meninggal.
Hasbi mengungkapkan, pihaknya kadang-kadang kesulitan mencari donatur karena kondisi ekonomi yang belum stabil akibat pandemi. Namun, mereka tetap berupaya mencari donatur agar kegiatan tadarus tetap dapat dilakukan dengan baik dan lancar setiap harinya.
Simak juga video pilihan berikut: