Liputan6.com, Jakarta - Kurma, kolak pisang, aneka minuman manis dingin, hingga gorengan merupakan menu buka puasa favorit masyarakat Indonesia.
Anjuran berbuka puasa dengan berbagai hidangan yang manis telah melekat pada masyarakat Indonesia. Namun, ternyata ahli gizi berpendapat, berbuka dengan yang manis adalah mispersepsi.
Baca Juga
Ahli Gizi Klinis asal Riyadh, Nour Amaneddine, menganjurkan berbuka puasa dengan makanan yang sehat dan bergizi.
Advertisement
Setelah berpuasa seharian penuh saat Ramadhan, tubuh Anda membutuhkan banyak nutrisi. Menurut Amaneddine, kunci utamanya adalah makan makanan yang seimbang.
Untuk memulai berbuka, disarankan untuk minum air mineral dan makan kurma. Ini dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Ketika berpuasa, tubuh kita kehilangan banyak cairan. Untuk menggantinya, kita perlu meminum banyak air dan memakan makanan yang mengandung banyak cairan, seperti sup.
Sup merupakan hidangan yang sangat disarankan di saat berbuka puasa. Menurut Amaneddine, sup dapat membantu mempersiapkan sistem pencernaan untuk makanan selanjutnya dan menjaga sistem pencernaan yang sehat.
Untuk hidangan utama saat berbuka, selain sayuran, sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung protein dan karbohidrat.
"Karbohidrat mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat yang memberikan tubuh energi setelah berpuasa," ujar Amaneddine kepada Al Arabiya English.
Pentingnya Konsumsi Protein dan Lemak Saat Berbuka
Menurut Amaneddine, hidangan utama juga harus mengandung sumber protein seperti ikan, ayam, daging tanpa lemak, yogurt, telur, dan keju.
"Setelah berpuasa selama berjam-jam, protein membantu menjaga otot karena mengandung berbagai asam amino yang penting untuk menjaga dan membangun massa otot," jelasnya.
Jangan takut untuk menambahkan sumber lemak sehat. Sedikit lemak penting untuk makanan yang seimbang dan sehat.
“Beberapa jenis vitamin memerlukan lemak agar dapat terlarut dalam darah dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, demikian penjelasan yang diberikan,” dia menambahkan.
Makanan manis yang biasa dikonsumsi selama bulan Ramadan dapat menjadi godaan bagi banyak orang.
Advertisement
Batasi Konsumsi Makan Manis, Gantikan dengan Buah-Buahan
Dietisien Klinis Sara Abdelghany yang berbasis di Uni Emirat Arab, memperbolehkan makan makanan manis sesekali saat Ramadhan, tetapi harus tetap dalam jumlah yang sedikit dan dengan kesadaran diri.
Menurut Abdelghany, konsumsi dessert dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk menghilangkan rasa ingin makan manis.
Kepala Dietitian di Rumah Sakit Gargash Dubai, Lama Sinjer, mengatakan bahwa meskipun menggoda untuk berlebihan, batasi konsumsi makanan manis.
Alih-alih makan makanan manis yang mengandung banyak gula, sebaiknya mencoba memakan buah-buahan, seperti pisang.
"Pisang adalah pilihan yang baik karena kalium juga penting untuk dikonsumsi sebelum berpuasa," Sinjer menjelaskan.
Dampak Buruk Langsung Makan Manis Setelah Berbuka
Abdelghany mengingatkan untuk jangan tergoda memakan makanan manis terlalu cepat setelah berbuka puasa.
"Jika kita memulai berbuka dengan makanan manis, glukosa darah dan insulin kita akan meningkat dengan cepat, kemudian menurun dengan tiba-tiba beberapa jam kemudian,”
“Ini bisa membuat energi kita turun drastis dan membuat kita ingin makan makanan manis lagi," jelasnya kepada Al Arabiya English.
Selain itu, orang juga mungkin mengalami sembelit, kesulitan tidur atau tidur yang terganggu, mood yang buruk, dan tak berenergi keesokan harinya jika terlalu sering makan makanan manis setelah berbuka.
Advertisement