Sukses

Naskah Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Mengantisipasi Dampak Negatif Medsos

Naskah Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Mengantisipasi Dampak Negatif IT dan Medsos

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial kini menjadi konsumsi wajib sebagian besar umat manusia di dunia, termasuk umat Islam. Massifnya penggunaan medsos bahkan sudah merambah wilayah-wilayah terpencil.

Muncul berbagai persoalan dari kecepataan perkembangan IT. Salah satunya yakni ketidaksiapan masyarakat.

Di satu sisi, medsos membawa manfaat. Namun, jika tak disikapi dengan benar, maka medsos pun akan membawa mudharat atau dampak negatif.

Berikut ini adalah naskah ceramah singkat mengenai medsos yang bisa disampaikan pada bulan Ramadhan ini. Naskah dakwah ini berjudul asli 'Mimbar Dakwah sesi 152: “Dampak Penggunaan Sarana Informasi, komunikasi dan Medsos”', dinukil dari laman jabar.kemenag.go.id.

Naskah dakwah yang bisa disampaikan dalam kultum Ramadhan ini disusun oleh Yudi Yansyah S.Pd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng, Kemenag Sukabumi.

Semoga menjadi amal jariyah penyusun dan pemublikasi dan membawa berkah dan manfaat yang luas. Amin.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Naskah Dakwah: Dampak Penggunaan Sarana Informasi, komunikasi dan Medsos

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

اِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِىاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَلَهُ، أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِىَّ بَعْدَهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّاقَدَّ مَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوْا اللهَ اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ (الحسر: 18)

Hadirin rohimakumulloh

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kita tetap dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang Islamiyyah.

Hadirin rohimakumulloh

Jeff Zeleski, seorang pakar komunikasi dunia dalam bukunya “Spiritualitas Cyberspace” menyatakan: Dewasa ini, perkembangan dunia informasi dan komunikasi telah mencapai tahap yang mencengangkan konsekuensinya. Satu sisi melahirkan nilai-nilai positif dan mampu mengangkat taraf hidup manusia. Namun disisi lain perkembangan informasi baik melalui media cetak dan elektronika jika tidak dibingkai dengan nilai-nilai agama hanya akan melahirkan keresahan, kerusakan, bahkan kehancuran bagi manusia.

Hadirin kehawatiran Zeleski tersebut kini kian terbukti. Kita perhatikan budaya dan peradaban jahiliyah kini kian merajalela melalui media dan elektronika sebagai contoh tayangan kekerasan dan sadis semakin merajalela, tontonan magis-mitologis semakin membudaya bahkan hiburan erotis seksual liberalis semakin makmur, membaur bahkan menjamur di tengah-tengah masyarakat. Eksisinya hadirin, akibat tayangan kekerasan, muncul keributan dalam keluarga, tawuran antar pelajar, perkelahian antar kampung bahkan peperangan antar etnis dan golongan akibatnya tontonan magis metelogis, lahir masyarakat irrasional, ayat Al-Qur’an dipermainkan, bahkan agama diperdagangkan. Akibatnya hiburan erotis dan seksualis. Marak  perzinahan, bahkan kita digemparkan oleh munculnya praktek seks bebas, LGBT dan narkoba. Na’uzubillahi min dzalik.

Itulah hadirin dampak langsung dari penggunaan media cetak dan elektronika yang mengabaikan nilai-nilai etika. Lalu bagaimanakah Islam melihat fenomena tersebut? Sebagai jawabannya pada kesempatan ini kami akan membahas tentang thema tersebut dengan landasan Al-Qur’an, surat Al-Hujarat ayat 6 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujarat : 6)

Hadirin rohimakumulloh

Secara Filosofi, ayat tadi merupakan landasan metodis dalam menyikapi derasnya informasi yang disebarkan media cetak dan elektronika, yaitu Islam memiliki prinsip akomodatif jika bertentangan dengan ajaran Islam jangan gentar, katakan Tidak! Tidak, tidak meskipun dengan dalil seni dan kebebasan Pers, sepakat?

Dengan demikian ayat tadi memberikan pelajaran pada kita untuk memperhatikan nilai moral dan etika, dalam menggunakan media cetak dan elektronika. Namun, sangat disayangkan hadirin, saat ini yang terjadi adalah fakta sebaliknya, sebagai bukti tidak sedikit majalah yang memajang foto telanjang. Koran-koran mengumumkan tempat-tempat mesum dan pelacuran, stasiun televisi yang menayangkan senetron adegan ciuman yang ujungnya menjurus pada perbuatan mesum, bioskop yang menayangkan adegan ranjang dan hubungan sek, dan situs-situs porno yang marak merebak, membaur bahkan menjamur ditengah masyarakat bahkan membudaya seolah-olah telah mendarah daging pada masyarakat kita terutama para remaja bahkan hadirin akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan munculnya berita kemaksiatan yang menjajah pikiran manusia, sehingga yang terlihat hanyalah pikiran-pikiran jorok.

Bahkan akibatnya budaya buruk yang disebarkan media cetak dan elektronika membuat para pemuda semakin terpuruk, sebagai contoh: tidak sedikit anak muda kita yang terjerumus kedalam mabuk-mabukan, tenggak wiski, brendy, sampeng, bluange, matine, radikao, mensen, KTI, bir, tidak sedikit anak-anak muda kita mati diujung lidahnya ganja, morfin, ganja, morfin

Merintih memohon, memanggil ganja dan morfin sampai mati, tanpa iman dan banyak remaja kita akibat mengkonsumsi minuman keras dan narkoba kini tinggal menunggu lonceng kematian. Bahkan para pemuda kita terbiasa dengan budaya mesum seks, prostitusi, porno aksi, dan pornografi dan seolah-olah menganggap God is Died, Tuhan telah mati. Na’uzubillahhimin dzalik…

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi dalam Perspektif Agama

Lalu bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi persoalan tersebut? Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah  Swt dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104 :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran : 104)

Hadirin rohimakumulloh

Imam Ali Ash Shabuni dalam Shafawatut Tafasir menjelaskan ayat tadi :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar

Dengan demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi harkat kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan amal shaleh, fungsi dari mengimbangi otoritas intelektual. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas, berwawasan luas, tetapi kita tidak berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya tumbuh menjadi manusia hina, biadab, brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.

Murtadha Muthahhari mengatakan, Iptek yang ada pada orang yang tak beriman bagaikan sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebaskan kemana dia mau. Maka orang yang beriman tapi tak beriman bisa membunuh, menipu, merampok dan meracuni otak-otak kita.

Sebaliknya, bila Iptek digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan membawa kemaslahatan bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan bukan kesengsaraan. Membawa kemajuan bukan kehancuran, membawa ketentraman bukan kekacauan.

Jikalau hal tersebut yang kita aflikasikan insya Allah media cetak dan elektronika yang mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan budaya barat jahiliyyah sedikit demi sedikit akan tergeser dan tergusur dan akan lahir media cetak dan elektronika yang siap merespon dan mengelola derasnya arus informasi untuk membentuk wadah akhlakul karimah dan  menjunjung tinggi kebudayaan Islam.

Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan media cetak dan elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk menghadapi persoalan tersebut umat Islam membutuhkan sumber daya insan yang siap menjadi sumber sifat kebaikan untuk mengelola informasi menjadi maslahat dan manfaat dalam kehidupan individu, keluarga, nusa dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah Swt memberkati setiap usaha dan upaya kita semua. Amin

Demikianlah semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tim Rembulan