Sukses

Kapten Ipswich Town, Sam Morsy Berbagi Pandangannya Mengenai Sepak Bola dan Ramadan

Menurut Sam Morsy, keimanan lah yang membuatnya tetap membumi dan dapat berpikir dengan jernih.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti jutaan umat Muslim lainnya di seluruh dunia, kapten Ipswich Town Sam Morsy juga turut menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Kepada The Professional Footballers Association (PFA), Morsy membagikan pandangan mengenai sepak bola dan keyakinannya sebagai seorang Muslim.

Sebagai pemain profesional dan juga kapten Ipswich Town yang membawa timnya ke posisi tiga besar League One menjelang akhir musim, Morsy adalah sosok yang memikul banyak beban di pundaknya.

Namun, pemain internasional Mesir itu menjelaskan bahwa pilar paling besar dalam kehidupannya adalah iman. Menurutnya, keimanan sebagai seorang Muslim lah yang membuatnya tetap membumi dan dapat berpikir dengan jernih.

“Sepak bola bisa menjadi lingkungan dengan tingkat stress yang tinggi yang membawa tekanan tersendiri bagi para pemain, seperti tuntutan untuk selalu bermain dengan baik. Di situlah keyakinan datang memberi saya keseimbangan. Saya telah melihat berkali-kali, terutama pada pemain muda di mana mereka akhirnya termakan oleh rasa takut mereka sendiri,” terang Morsy.

Pemain berusia 31 tahun tersebut menambahkan jika dengan memiliki keimanan, kita dapat lebih bijak dalam melihat sesuatu, terlebih kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seorang pesepak bola.

“Iman memberi anda jalan keluar dari hal itu dalam hal melihat gambaran yang lebih besar. Sepak bola itu penting, tetapi dalam skala yang lebih besar ada banyak hal yang lebih penting dan dengan memiliki keyakinan dapat membuat anda tetap rendah hati dan membumi,” jelas pemain kelahiran Wolverhampton tersebut.

2 dari 4 halaman

Dapat Dukungan

Sebagai pesepak bola profesional, keyakinan dapat membawa tantangan yang lebih besar ke dalam ranah pekerjaan. Selama bulan suci Ramadan, semua umat Muslim harus menjalankan puasa dengan menahan makan dan minum dari fajar hingga matahari terbenam, tidak terkecuali pemain sepak bola Muslim.

Di era di mana nutrisi, hidrasi, dan pola makan sangat diperhatikan seperti sekarang ini, tidak maan dan minum seharian bisa jadi tantangan besar bagi para pemain. Namun, Morsy menuturkan tim medis di Ipswich Town telah banyak membantu untuk mendukungnya menjalani ibadah puasa.

“Saya cukup beruntung bahwa beberapa manajer terakhir saya sangat menerima (keyakinan saya). Kami memiliki tim pendukung yang sangat bagus di Ipswich. Tahun lalu, tim medis sangat terbuka dan ingin melhat bagaimana mereka dapat membantu saya dan melangkah lebih jauh untuk mendukung,” ujar Morsy.

3 dari 4 halaman

Disiplin

Menanggapi tantangan-tantangan yang datang ketika berpuasa selama bulan Ramadan, Morsy menegaskan bahwa yang paling penting adalah bagaimana untuk tetap disiplin dengan semua persiapan yang dilakukan agar tetap dapat memberikan penampilan terbaik di atas lapangan.

“Jelas itu (Ramadan) datang dengan tantangannya, tidak diragukan lagi. Tetapi kami telah melihat bahwa para pemain harus terus tampil di level tertinggi. Ini tentang bersikap tegas dan disiplin denga napa yang anda makan selama jam makan anda. Ini berkaitan dengan persiapan,” tegas pemain jebolan akademi Wolverhampton Wanderers tersebut.

4 dari 4 halaman

Jadi Lebih Baik

Sementara Morsy dan timnya terus berkembang menjadi lebih baik hingga saat ini menjadi pesaing kuat untuk memperebutkan promosi ke Championship, sang kapten juga mengatakan bagaimana Ramadan bisa membantunya berkembang menjadi pribadi yang lebih baik di luar lapangan.

“Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan berusaha menjadi lebih baik di segala bidang. Ini adalah bulan yang besar untuk merenung ketika anda sedang berpuasa. Ketika perut kosong, emosi bisa menjadi tinggi dan terkadang hal-hal muncul di luar kendali anda. Saya membuat niat di awal Ramadan untuk menjadi orang terbaik yang saya bisa sepanjang bulan suci ini,” ucap pemain yang biasa mengisi pos gelandang bertahan itu.