Sukses

Strategi Puasa di Ramadhan 2023 bagi Penderita Diabetes

Bagi para penderita diabetes, berpuasa punya tantangan tersendiri untuk dapat terhindar dari resiko kekurangan cairan (dehidrasi), kadar gula terlalu tinggi, sampai risiko turunnya kadar gula darah secara tiba-tiba.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi para penderita diabetes, berpuasa punya tantangan tersendiri untuk dapat terhindar dari resiko kekurangan cairan (dehidrasi), kadar gula terlalu tinggi, sampai risiko turunnya kadar gula darah secara tiba-tiba. Diperlukan pemahaman yang mendalam serta pengalaman mengenai strategi berpuasa di Ramadhan, khususnya bagi penderita diabetes.

Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Rabu, 5 April 2023, menurut Studi Epidemiology of Diabetes and Ramadhan (EPIDIAR) pada 2010 menunjukkan bahwa 1,9 miliar jiwa penduduk yang terdiagnosis diabetes yang berpuasa di bulan Ramadhan dari 13 Negara Muslim di Dunia dan akan meningkat sekitar 73 persen pada 2050. Sebesar 42,8 persen di antaranya tergolong diabetes tipe 1 dan 78.7 persen adalah pasien terdiagnosis diabetes tipe 2.

Studi terakhir menunjukkan angka peningkatan lebih dari 116 juta orang dengan diabetes dengan rentang usia 20--79 tahun dari seluruh dunia diperkirakan berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa Indonesia, yang termasuk negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menunjukan bahwa penduduk dengan diabetes akan semakin meningkat dari 6,9 persen di 2013 menjadi 8,3 persen di 2018. Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat dan dapat mencapai 16.7 juta pasien per tahun 2045.

Puasa Ramadhan yang dilakukan hanya sekitar 12 jam tidaklah terlalu menganggu kesehatan pada orang sehat dan pada penderita diabetes dengan kadar glukosa darahnya yang terkontrol. Perlu untuk diingat bahwa selama bulan puasa selain terjadinya perubahan jadwal makan, akan juga terjadi perubahan asupan kalori dan lemak yang dikonsumsi.

2 dari 4 halaman

Hal-Hal yang Jadi Perhatian

Maka dari itu, para penderita diabetes, harus memerhatikan petunjuk khususnya pada saat puasa Ramadhan:

  • Pada penderita diabetes tipe I tidak ada halangan untuk berpuasa, hanya saja untuk penyandang diabetes tipe 2, harus memerhatikan perencanaan makan, aktivitas dan pengobatan sebelum berpuasa dibulan Ramadhan.
  • Pada perencanaan makan jumlah asupan kalori sehari selama bulan puasa dapat diperkirakan sama dengan jumlah asupan kalori sehari-hari yang dianjurkan sebelumnya. Perlu diingat bagi penderita diabetes, untuk perlu mengatur pembagian porsi makan, yakni 40 persen makanan dikonsumsi pada waktu sahur, 50 persen makanan dikonsumsi pada waktu berbuka dan 10 persen malam sebelum tidur.
  • Makanan yang dimakan harus seimbang, yang terdiri dari 40--50 persen karbohidrat dengan kadar indeks glikemik rendah dan tinggi serat, 20--30 persen protein dan <35 persen lemak.
  • Lakukan aktivitas fisik sehari-hari sewajarnya. Dianjurkan untuk beristirahat sebentar setelah beraktivitas yang cukup berat. Waktu yang terbaik untuk aktivaitas jasmani dapat dilakukan 10--20 menit sebelum dan setelah berbuka puasa.
3 dari 4 halaman

Beberapa Poin Penting bagi Penderita Diabetes

Perlu memperlambat frekuensi makan pada saat sahur dan hindari makanan pencuci mulut yang kaya gula.

  • Mengubah jadwal minum obat, obat gula Metofrmin diminum dengan dua dosis (1000 mg/2 tablet) pada saat berbuka dan satu dosis (500mg/1 tablet) pada waktu sahur. Untuk obat gula glibenklamid, dapat diminum dosis biasa saat berbuka, dan setengah dosis lagi diminum saat sahur. Pada pemberian insulin basal, diberikan saat berbuka dengan dosis dikurangi 15--30 persen sedangkan insulin prandial dapat diberikan dengan dosis tetap pada saat berbuka, dosis tidak diberikan pada saat siang dan kurangi dosis 25--50 persen saat sahur.
  • Dalam pengendalian dan pencegahan komplikasi DM, kita harus menghindari kondisi kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) atau kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) dengan cara memantau gula darah selama bulan puasa.
  • Asupan cairan saat sahur dan berbuka puasa harus cukup yaitu 8 gelas per hari. Hindari minum minuman pemanis, jus yang bergula dan minuman mengandung kafein.
  • Saat berbuka puasa dianjurkan untuk memakan makanan yang segar dan bergizi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran serta diikuti dengan makanan yang lengkap. Hindari makan terlalu berlebihan dan makan harus dikunyah secara bertahap.
4 dari 4 halaman

Cegah Dehidrasi dengan Minum 8 Gelas Air Selama Puasa

Dikutip dari laman Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Selasa, 4 April 2023, kondisi tersebut menyebabkan kurangnya energi dalam menjalankan aktivitas saat berpuasa hingga timbulnya rasa haus dan tubuh mulai lelah. Maka dari itu, penting untuk kembali memenuhi kebutuhan cairan tubuh atau terhidrasi dengan minum air putih delapan gelas dalam sehari pada saat berbuka puasa maupun saat santap sahur.

Berikut rekomendasi waktu yang cocok untuk memenuhi kebutuhan cairan harian dengan delapan gelas air putih dalam sehari pada saat berbuka dan santap sahur. Alur minum delapan gelas per hari, seperti di bawah ini:

  • 1 gelas setelah bangun tidur
  • 1 gelas selepas sahur
  • 1 gelas saat berbuka puasa
  • 1 gelas setelah salat Maghrib
  • 1 gelas setelah makan malam
  • 1 gelas setelah salat Isya
  • 1 gelas setelah salat Tarawih
  • 1 gelas sebelum tidur

Dengan menerapkan rekomendasi alur dalam meminum delapan gelas air putih pada saat berbuka dan sahur di atas, diharapkan tubuh dapat terhidrasi dengan baik. Maka dari itu, tubuh lebih sehat dan berenergi dalam menjalankan aktivitas serta beribadah dengan lancar saat puasa dan di Bulan Suci Ramadhan tahun ini dapat fokus beribadah.