Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis urologi Eka Hospital Bekasi Andry Giovanny membagikan tips puasa Ramadhan yang aman bagi pengidap batu ginjal.
Menurutnya, seseorang yang mengidap penyakit batu ginjal tidak boleh mengubah pola makan secara sembarangan karena dapat berisiko membuat kambuh penyakit batu ginjalnya.
Baca Juga
“Penderita batu ginjal memiliki pola makan yang mengharuskan mereka untuk memastikan sistem metabolisme yang terjaga dengan baik. Dengan begitu, batu ginjal tidak akan terbentuk dan menyebabkan masalah,” kata Andry dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (5/4/2023).
Advertisement
Memiliki pola makan yang ketat, pengidap batu ginjal masih bisa tetap menjalankan puasa. Namun, ada yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan sebelum melaksanakan puasa. Mulai dari kondisi hingga asupan nutrisi yang akan dibutuhkan selama berpuasa.
Dalam beberapa kasus, pasien batu ginjal tidak dianjurkan untuk melakukan puasa jika batu ginjal yang dimiliki kondisinya terlalu parah. Oleh karena itu, sebelum puasa, pasien batu ginjal perlu konsultasi dulu pada dokter spesialis urologi.
Jika dokter mengatakan bahwa pasien masih memungkinkan untuk berpuasa, maka ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan. Mulai dari memenuhi kebutuhan cairan tubuh, menjaga pola makan saat buka dan sahur, hingga konsumsi obat dari dokter secara rutin.
Penuhi Kebutuhan Cairan Tubuh
Asupan cairan tubuh adalah hal esensial yang harus tetap terjaga bagi pengidap batu ginjal.
Untuk menghindari dehidrasi pada saat berpuasa, tetap konsumsi minimal delapan gelas air putih sehari pada saat sahur dan berbuka puasa.
“Anda bisa membagi takarannya 4 gelas pada saat sahur dan 4-6 gelas pada saat dan setelah waktu berbuka puasa,” kata Andry.
Selain air putih, pasien batu ginjal juga bisa mendapatkan asupan cairan tubuh melalui konsumsi sayuran berkuah seperti sup atau buah dengan kandungan air tinggi seperti semangka dan jeruk.
Advertisement
Jaga Pola Makan Saat Sahur dan Buka Puasa
Selain cairan tubuh, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh juga harus diperhatikan karena dapat menentukan kondisi kesehatan nantinya.
Pengidap batu ginjal dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan seperti:
- Makanan tinggi akan garam dan oksalat, karena dapat memicu pembentukan batu ginjal dalam urine. Sebaiknya, hindari makanan seperti daging kaleng, mie instan, sayur bayam, kacang almond, kacang mete, coklat, bit, dan ubi jalar.
- Mengandung protein hewani tinggi, karena dapat mengganggu pH urine dan meningkatkan risiko untuk membentuk batu ginjal. Kurangi konsumsi makanan seperti telur, daging ayam, sapi, kambing, dan keju.
- Makanan tinggi akan fosfat, karena kandungan kalsium fosfat yang ada di dalamnya dapat memicu pembentukan atau memperparah batu ginjal. Kurangi asupan makanan seperti seafood dan daging merah.
Yang Sebaiknya Dikonsumsi
Sebaiknya, konsumsi makanan berdasar tumbuhan dan kaya akan nutrisi seperti:
- Sayuran dan buah tinggi kandungan air, seperti seledri, timun, selada, tomat, zucchini, semangka, pir, nanas, sayuran dan buah lainnya yang tinggi akan kandungan air.
- Makanan tinggi akan kandungan kalsium dan vitamin D, ini karena apabila kadar kalsium tubuh rendah maka kadar oksalat dalam tubuh dapat meningkat. Sumber kalsium bisa didapat dari susu, keju tanpa garam, yogurt, tahu tofu, dan sayuran hijau gelap.
- Makanan rendah oksalat, seperti sawi, kubis, kembang kol, jamur, bawang bombay, kacang polong, dan buah-buahan seperti pisang, apel, dan lemon.
- Mengurangi asupan garam pada makanan, karena dapat meningkatkan kadar kalsium dalam urine dan berisiko untuk menjadi batu ginjal.
Konsumsi Obat dari Dokter Secara Rutin
Meski sedang berpuasa, obat-obatan yang diresepkan tetap harus dikonsumsi dengan rutin.
“Pemberhentian konsumsi obat dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, sehingga pastikan untuk tetap mengonsumsi obat pada saat sahur dan berbuka puasa,” tutup Andry.
Advertisement