Sukses

Naskah Ceramah Singkat Kultum Nuzulul Qur'an: Al-Qur’an Penerang Jalan Kehidupan

Naskah Ceramah Singkat Kultum Nuzulul Qur'an: Al-Qur’an Penerang Jalan Kehidupan

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam memperingati Nuzulul Qur'an pada 17 Ramadhan. Wahyu pertama disampaikan Malaikat Jibril saat Nabi Muhammad SAW berkhalwat di Gua Hira.

Dalam peristiwa bersejarah tersebut, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama berupa surat Al-'alaq ayat 1-5. Kemudian, secara berangsur selama 22 tahun (beberapa riwayat lain 23 tahun), secara bertahap Al-Qur'an diturunkan.

Pada momen 17 Ramadhan 144 Hijriyah ini, redaksi menyajikan naskah ceramah singkat mengenai Al-Qur'an sebagai jalan hidup manusia.

Naskah ceramah berjudul asal 'Mimbar Dakwah Sesi 92: Kitab Al-Qur’an Penerang Jalan Kehidupan' ini disusun oleh Yudi Yansyah S.Pd.i, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong Genteng, Kemenag Sukabumi, Jawa Barat, dan dimuat di laman jabar.kemenag.id.

Meski tidak disusun khusus untuk momen Nuzulul Qur'an, redaksi sengaja mengetengahkan naskah dakwah yang bisa disampaikan saat sesi kultum Ramadhan ini dengan harapan masyarakat bisa lebih mengenal Al-Qur'an sebagai panduan hidup.

Demikian, semoga menjadi amal jariyah bagi penulis, pemublikasi dan bermanfaat untuk masyarakat luas. Amin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Naskah Mimbar Dakwah: Kitab Al-Qur’an Penerang Jalan Kehidupan

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Al-Qur’an adalah kalaamulloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril dan membacanya adalah bentuk ibadah kepada Alloh Swt.

Alloh Swt menjadikan Al-Qur’an ini sebagai pedoman dan panduan dalam kehidupan seorang hamba. Alloh Swt berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka.

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 123-124).

Barang siapa ingin selamat di dunia dan di akhirat, tiada cara lain kecuali berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Abbas ketika menjelaskan dua ayat tersebut: “Allah menjamin kepada siapa saja yang membaca Al-Qur’an dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya, bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat”. (Tafsir ath Thabari, 16/225).

Rasulullah SAW  bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku telah tinggalkan pada kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah RasulNya”. (HR. Malik, Baihaqy)

Agar Al-Qur’an menjadi penerang jalan hidup kita, berikut tahapan dalam berinteraksi dengannya:

 

3 dari 7 halaman

1. Mendengarkannya

Alloh Swt berfirman:

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.

(QS. Al-A’raf: 204)

Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah SAW berkata kepadaku:

“Bacakanlah kepadaku al-Qur’an”. Ibnu Mas’ud berkata: Aku katakan,

“Wahai Rasulullah! Apakah saya akan membacakannya kepadamu sementara ia diturunkan kepadamu?”.

Beliau menjawab,

“Aku senang mendengarnya dari orang selain diriku”.

Maka aku pun membacakan surat an-Nisaa’, ketika sampai pada ayat:

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا

“Bagaimanakah jika (pada hari kiamat nanti) Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, dan Kami datangkan engkau sebagai saksi atas mereka”. (QS. An-Nisaa’: 41)

Aku angkat kepalaku, atau ada seseorang dari samping yang memegangku sehingga aku pun mengangkat kepalaku, ternyata aku melihat air mata beliau mengalir”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

4 dari 7 halaman

2. Membacanya

Alloh Swt berfirman:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Baqarah:121)

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Utsman Bin ‘Affan berkata: “Sungguh aku membenci, satu hari berlalu tanpa melihat (membaca) Al-Quran.” (Al-Bidayah wa an-Nihayah)

 

5 dari 7 halaman

3. Menghapalnya

Alloh Swt berfirman:

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ

“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang.”.

(QS. Al-Ankabut:49)

Sesungguhnya hapalan Al-Qur’an bisa menentukan derajat penghuni surga.

Rasulullah SAW bersabda:

يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها

“Akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca”. (HR. Abu Daud).

 

6 dari 7 halaman

4. Mentadabburinya

Alloh Swt berfirman:

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”. (QS. Shaad:29)

Syaikh Sholeh Fauzan menjelaskan tentang tadabbur, yaitu: “Kita memikirkan makna ayat-ayat Al-Qur'an, apa yang ditunjukannya, rahasia serta berita yang terdapat dari ayat-ayat tersebut, sehingga kita dapat mendapatkan manfaat berupa hidayah, rasa takut kepada Allah, dan ibadah kepada Nya, dan kita tahu apa yang harus kita lakukan dan apa yang kita tinggalkan dari perbuatan, perkataan, interaksi sosial, dan yang lainnya”.

(Tadabbur Al-Qur’an hal 13)

Sehingga kita dapatkan para sahabat mereka mengkaji Al-Qur’an sedikit demi sedikit.

Abu Abdurrahman As-Sulami menyebutkan bahwa para pembaca   Al-Qur’an semisal Utsman bin Affan dan Abdullah bin Mas’ud dan yang lainnya mereka belajar dari Rasulullah SAW 10 ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya”. 

 

7 dari 7 halaman

5. Mengamalkannya

Alloh Swt berfirman:

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمْ أُولُو الْأَلْبَابِ

“(yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS.Az-Zumar :18)

Inilah tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an agar kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Utsman Bin ‘Affan rodhiyallohu ‘anhu berkata: “Ada empat hal ketika nampak merupakan keutamaan.

Jika tersembunyi menjadi kewajiban.

(1) Berkumpul bersama orang-orang shaleh adalah keutamaan dan mencontoh mereka adalah kewajiban.

(2) Membaca Al-Qur'an adalah keutamaan dan mengamalkannya adalah kewajiban.

(3) Menziarahi kubur adalah keutamaan dan beramal sebagai persiapan untuk mati adalah kewajiban.

(4) Dan membesuk orang yang sakit adalah keutamaan dan mengamalkan wasiat darinya adalah kewajiban,  selama wasiyat tersebut tidak melanggar syariat”.

(Irsyadul Ibad li Isti’dadi li Yaumil Mi’ad, Hal: 90)

Doa

اللهم اجْعَل الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا، وَنُوْرَ صُدُوْرِنَا، وَجَلاَءَ أَحْزَانِنَا، وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا وَغُمُوْمِنَا، وَسَائِقَنَا وَدَلِيْلَنَا إِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتٍ النَّعِيْمِ

Ya Alloh.Jadikanlah

Al-Qur'an yang mulia sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami, pelipur kesedihan kami, pelenyap kesusahan dan kegundahan kami, pengemudi dan penunjuk kami menuju surga-Mu, surga yang penuh kenikmatan.

Semoga tetap ada dalam lindunganNya. Amiiin.     

Wassalamual'aikum Wr.Wb.

Saksikan Video Terkait:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.