Liputan6.com, Jakarta - Pola hidup sehat penting diterapkan selama puasa Ramadhan. Seperti disampaikan psikolog Nadya Pramesrani, menjaga pola hidup sehat penting agar individu terhindar dari kelelahan mental atau burnout selama puasa.
"Keep healthy lifestyle habit dengan keseimbangan physical exercise, diet, dan waktu tidur cukup supaya tidak burnout selama puasa," ujar Nadya, Jumat (7/4), dilansir Antara.
Baca Juga
Mengatur ekspektasi agar tidak memiliki harapan di luar kemampuan juga menjadi cara agar tidak overthinking atau berpikir berlebihan, kata Nadya.
Advertisement
Sementara, rutin berolahraga juga membantu seseorang mengurangi stres. Tubuh yang lelah karena berolahraraga akan merespon cepat untuk beristirahat.
"Kita harus tahu sampai mana batas kemampuan kita, kebutuhan, dan pola tidur kita. Semuanya berpengaruh, palagi di bulan puasa ini tubuh kita melakukan banyak adaptasi," jelas Nadya.
Burnout, kata Nadya, bisa diakibatkan oleh beban kerja berlebih serta ketidakmampuan diri mengambil keputusan.
Kondisi lingkungan dan kurangnya dukungan sosial juga menjadi faktor penting yang memengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang yang bisa berujung pada burnout jika didiamkan.
Nadya menambahkan, kurang rasa percaya diri atau simpati terhadap diri sendiri, perasaan gagal di masa lalu, serta apabila usaha yang dilakukan tidak sebanding dengan hasil akan memunculkan frustrasi yang mengakibatkan burnout.
"Kadang-kadang seseorang tidak sadar apakah mereka sedang burnout atau tidak, maka kalau kita lihat kerabat kita menunjukkkan tanda-tanda burnout, harus kita support," tambahnya.
Tingkatan Burnout
Nadya menjelaskan, secara umum ada empat tingkatan burnout. Pertama adalah burnout tingkat ringan yang ditandai dengan rasa sakit kepala, pegal di punggung, dan di bagian tubuh lain yang seolah tidak hilang meski sudah beristirahat.
Kedua yakni burnout tingkat sedang, biasanya individu mengalami kesulitan tidur, tidak fokus bekerja, serta sulit berkonsentrasi.
Advertisement
Burnout Tingkat Berat
Ketiga yakni burnout tingkat berat. Pada fase ini, seseorang cenderung antipati terhadap pekerjaan, konsumsi rokok berlebih, hingga minum alkohol dan obat-obatan.
Sedangkan fase burnout tingkat ekstrem akan ditandai dengan sikap menarik diri dari lingkungan.
"Jangan sampai kita berada di burnout tingkat ekstrem, biasanya orang sudah menarik diri dari lingkungan sampai ada percobaan bunuh diri," tambahnya.