Sukses

Ketentuan Iktikaf di Bulan Ramadhan, Kenali Hukum, Syarat, Rukun, dan Niatnya

Ketentuan iktikaf di bulan Ramadhan perlu dipahami oleh seluruh umat Islam.

Liputan6.com, Jakarta Ketentuan iktikaf di bulan Ramadhan perlu dipahami oleh seluruh umat Islam. Pasalnya, iktikaf adalah salah satu ibadah dengan keutamaan yang besar. Iktikaf sering kali dikaitkan dengan cara seorang muslim untuk meraih Lailatul Qadar.

Iktikaf merupakan salah satu amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Namun, sebenarnya, iktikaf bisa dilakukan kapan saja. Iktikaf adalah wujud muhasabah atas perbuatan yang telah dilakukan.

Iktikaf adalah salah satu kegiatan menjauh dari urusan duniawi dan mendedikasikan waktu hanya dengan beribadah kepada Allah SWT. Iktikaf memberikan ketenangan pada seorang muslim. Melaksanakan iktikaf tentunya akan membuat kamu lebih khusyuk beribadah dan berdoa kepada Allah SWT.

Ketentuan iktikaf perlu kamu perhatikan dalam melaksanakannya. Mulai dari niat, tata cara i'tikaf, rukun syarat, dan berbagai hal lainnya memiliki ketentuan tersendiri. Jadi kamu tidak bisa sembarangan dalam melaksanakannya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (10/4/2023) tentang ketentuan iktikaf.

2 dari 6 halaman

Ketentuan Iktikaf di Bulan Ramadhan

Iktikaf adalah istilah yang berasal dari kata 'akafa' yang bermakna menetap, mengurung diri, atau memenjarakan. Dalam konsep Islam, iktikaf adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT. Ketika beriktikaf, seorang Muslim akan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya. Iktikaf dilakukan dengan berdiam diri di masjid dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah seperti berdoa, zikir, membaca Al Qur'an dan hadis.

Iktikaf dilakukan dengan tujuan semata-mata mendedikasikan waktu untuk beribadah kepada Allah.Iktikaf biasanya dilakukan sepuluh hari terkahir Ramadhan. Ini dilakukan untuk mendapatkan rida Allah. Selain itu, iktikaf dibulan Ramadhan juga merupakan cara meraih Lailatur Qadar. Meski identik dengan bulan Ramadhan, iktikaf adalah ibadah yang bisa dilakukan kapan saja.

Ketentuan iktikaf di bulan Ramadhan perlu diketahui benar oleh seorang muslim, terutama terkait hukumnya. Hukum iktikaf adalah sunah, namun bisa menjadi wajib jika merupakan bagian dari nazar. Iktikaf sunah adalah iktikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan rida Allah SWT. Contoh iktikaf ini adalah iktikaf sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan. Selain saat Ramadhan, seseorang bisa iktikaf pada waktu lain sepanjang tahun untuk jangka waktu berapa pun. Iktikaf semacam ini adalah iktikaf Mustahib (pilihan).

Iktikaf wajib adalah iktikaf yang dilakukan karena bernazar. Maka dari itu, iktikaf wajib dilakukan karena merupakan bagian dari nazar. Contohnya bernazar akan beriktikaf jika sakitnya disembuhkan. Kemudian, hukumnya bisa menjadi haram bila dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin, dan menjadi makruh bila dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah meski disertai izin.

3 dari 6 halaman

Syarat Iktikaf

Ketentuan iktikaf yang perlu kamu kenali selanjutnya adalah syarat-syaratnya. Syarat orang yang melaksanakan Iktikaf adalah sebagai berikut:

1. Islam

2. Niat

3. Berakal Sehat

4. Baligh dan Berakal

5. Bebas dari Hadas Besar

6. Dilakukan di dalam masjid

Dalam Mengucapkan niat, seseorang yang melaksanakan iktikaf harus menyebutkan status iktikaf apakah fardhu karena dinazarkan atau sunah. Ada juga yang menyatakan bahwa seluruh Iktikaf menjadi fardhu baik ditentukan lamanya atau tidak.

4 dari 6 halaman

Hal-Hal yang Membatalkan Iktikaf

Hal-hal yang membatalkan iktikaf termasuk ke dalam ketentuan iktikaf yang perlu kamu pahami. Berikut beberapa hal yang membatalkan iktikaf:

1. Berhubungan suami-istri

2. Mengeluarkan sperma

3. Mabuk yang disengaja

4. Murtad

5. Haid, selama waktu iktikaf cukup dalam masa suci biasanya

6. Nifas

7. Keluar tanpa alasan

8. Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda

9. Keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keingingan sendiri

5 dari 6 halaman

Rukun Melaksanakan Iktikaf

Berkaitan dengan tata cara dan ketentuan iktikaf, berikut rukun melaksanakan ibadah iktikaf:

1. Niat

2. Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tuma’ninah sholat

3. Masjid

4. Orang yang beriktikaf

 

Niat Iktikaf

Menguti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), niat iktikaf adalah:

Nawaitu an a`takifa fi hadzal masjidil ma dumtu fih

Artinya: “Saya berniat iktikaf di masjid ini selama saya berada di dalamnya.”

 

Niat iktikaf lain yang dapat digunakan adalah niat iktikaf ini dikutip dari Kitab Al-Majmu` karya Imam An-Nawawi:

Nawaitul i`tikafa fi hadzal masjidil lillahi ta`ala

Artinya: “Saya berniat i`tikaf di masjid ini karena Allah SWT.”

6 dari 6 halaman

Ibadah saat Iktikaf

Sholat

Sholat sangat dianjurkan saat beriktikaf. Sholat dapat berupa sholat wajib maupun sunah, berjamaah maupun sendirian. Sholat sunah yang dapat dilakukan adalah sholat tarawih, sholat malam, sholat witir, sholat sunnah sebelum sholat subuh, sholat Duha, sholat sunnah rawatib dan lainnya.

Membaca Al-Quran

Kegiatan belajar, membaca, memahami, dan menghayati Al-Quran merupakan amalan iktikaf saat Ramadan yang dapat dilakukan. Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.” (HR Muslim)

Zikir dan Doa

Saat iktikaf dianjurkan untuk banyak zikir dan berdoa. Zikir yang dianjurkan seperti bertasbih, bertahmid dan tahlil, istighfar dan sebagainya. Semua bentuk zikir sangat dianjurkan untuk dibaca pada saat iktikaf. Namun lebih diutamakan zikir yang lafaznya dari Alquran atau diriwayatkan dari sunnah Rasulullah SAW secara shahih.

Bersholawat

Ibadah lain yang bisa dilakukan selama iktikaf adalah bersalawat. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh.” (HR Muslim)