Sukses

Bacaan Doa Iftitah Panjang dan Pendek, Pahami Hukum Membacanya

Bacaan doa iftitah versi panjang dan versi pendek, dalam bahasa Arab, latin dan artinya.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari shalat wajib, umat Islam memulai setiap rak'ah shalat mereka dengan bacaan Doa Iftitah, juga dikenal sebagai Doa Pembuka. Doa khusus ini diucapkan dalam hati sambil berdiri, setelah takbir awal yang menandai dimulainya doa. Doa Iftitah tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur'an atau hadits, tetapi merupakan tradisi yang ditetapkan oleh ulama Islam berdasarkan prinsip dan ajaran Islam. 

Bacaan doa iftitah berfungsi sebagai permulaan salat, mengatur nada bagi jamaah untuk masuk ke dalam keadaan kerendahan hati, pengabdian, dan fokus. Terdapat dua bacaan Doa Iftitah yang dapat dibaca dengan panjang yang berbeda, dengan versi panjang dan pendek. Dimana bacaan doa Iftitah mencerminkan prinsip-prinsip umum penghormatan dan penghormatan kepada Allah yang melekat dalam ajaran Islam. 

Bacaan doa iftitah juga berfungsi sebagai isyarat kerendahan hati dan ketundukan, mengakui kebesaran Allah dan mencari bantuan dan bimbingan-Nya sebelum memulai tindakan ibadah formal. Meskipun Doa Iftitah tidak wajib dalam artian sholat tidak sah tanpanya, namun secara luas dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai tindakan ibadah yang dianjurkan. Doa Iftitah dianggap sebagai sunnah Nabi Muhammad SAW. 

Lantas bagaimana bacaan doa iftitah? Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (11/4/2023). Bacaan doa iftitah versi panjang dan versi pendek, dalam bahasa Arab, latin dan artinya.

2 dari 3 halaman

Bacaan Doa Iftitah Panjang dan Pendek

Doa iftitah, juga dikenal sebagai doa "pembukaan", adalah doa khusus yang diucapkan di awal setiap rak'ah sholat wajib Islam. Ini biasanya dibacakan secara diam-diam oleh jamaah sambil berdiri setelah pembukaan takbir. Berikut adalah bacaan doa iftitah dalam bahasa Arab, beserta transliterasi dan terjemahan bahasa Inggrisnya:

Versi Panjang:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَعَجِّلْ فَرَجَهُمْ وَالْعَنْ أَعْدَائِهِمْ أَجْمَعِينَ.

Bismillahir rahmanir Rahim.

Alhamdulillahi Rabbil-'Alamin, wa as-salatu wa as-salamu 'ala Muhammadin wa ali Muhammad, wa ajjil farajahum wa al'an a'da'ihim ajma'een.

Terjemahan:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan semoga berkah dan damai atas Muhammad dan keluarganya, dan mempercepat bantuan mereka, dan mengutuk musuh mereka sama sekali.

 

Versi Pendek:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Bismillahir rahmanir Rahim.

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.

Terjemahan:

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam

3 dari 3 halaman

Dalil Tentang Bacaan Doa Iftitah

Doa Iftitah adalah salah satu doa yang dianjurkan dalam ibadah shalat dalam agama Islam. Doa Iftitah tidak terdapat dalam teks al-Quran atau hadis yang diriwayatkan secara langsung dari Nabi Muhammad SAW, namun merupakan doa yang dikembangkan oleh para ulama berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Meskipun tidak ada dalil yang spesifik tentang doa Iftitah dari Nabi Muhammad SAW, para ulama berpendapat bahwa doa ini dapat diucapkan sebagai bentuk permohonan perlindungan, pengakuan atas kebesaran Allah, pujian, dan memohon pertolongan dalam menjalankan ibadah shalat. Doa Iftitah dianggap sebagai ungkapan penghormatan dan kekhusyukan kepada Allah SWT sebelum memulai shalat.

Sebagai referensi, beberapa dalil umum yang mendasari penggunaan doa Iftitah dalam ibadah shalat antara lain:

1. Prinsip umum penghormatan kepada Allah: Dalam ajaran Islam, penghormatan dan pengakuan atas kebesaran Allah adalah prinsip dasar dalam beribadah. Oleh karena itu, doa Iftitah menjadi ungkapan penghormatan awal sebelum memulai shalat.

2. Keadaban dalam berdoa: Doa Iftitah mengandung pujian, permohonan pertolongan, dan pengakuan akan kelemahan hamba di hadapan Allah. Hal ini sejalan dengan adab berdoa yang diajarkan dalam ajaran Islam.

3. Kehendak para ulama: Para ulama dalam tradisi Islam telah mengembangkan doa Iftitah sebagai bagian dari ibadah shalat berdasarkan pemahaman mereka terhadap prinsip-prinsip ajaran Islam dan kebiasaan Rasulullah SAW.

Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan doa Iftitah dalam ibadah shalat dianggap sebagai amalan sunnah, bukan sebagai bagian dari rukun atau syarat sahnya shalat. Oleh karena itu, jika seseorang memilih untuk menggunakan doa Iftitah, itu adalah baik, tetapi jika seseorang tidak mengucapkannya, shalat tetap sah asalkan memenuhi rukun, syarat, dan tata cara shalat yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam.

Doa Iftitah merupakan awal yang bermakna dan khidmat dari sholat wajib dalam Islam. Doa ini berfungsi sebagai momen kerendahan hati dan pengabdian kepada Allah, mengakui kebesaran-Nya dan mencari berkah dan perlindungan-Nya. Saat Muslim terlibat dalam tradisi ini, mereka berusaha untuk membawa penghormatan, perhatian, dan ketulusan dalam ibadah mereka, memperdalam hubungan mereka dengan Allah dan memperkaya perjalanan spiritual mereka.