Sukses

Bacaan Ta’awudz dan Terjemahan, Simak Pula Arti dan Hukum Membacanya

Bacaan ta’awudz berarti meminta perlindungan kepada Allah SWT dan pengakuan atas segala kekuasaan-Nya.

Liputan6.com, Jakarta Bacaan ta’awudz tentu sudah familiar di telinga sebagian besar orang, khususnya bagi umat Muslim. Pasalnya bacaan ta’awudz biasanya dijumpai ketika seorang muslim hendak berdoa, mengaji, hingga sebelum membaca surat Al Fatihah pada salat fardhu maupun sunnah.

Karena saking seringnya dijumpai, umat muslim wajib mengetahui arti ta’awudz. Sebab, ta’awudz tak sekadar bacaan doa biasa, namun terdapat makna mendalam di dalam bacaan ta’awudz. Makna bacaan ta’awudz adalah doa yang dibaca ketika hendak memohon perlindungan Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.

Meski terbilang populer bagi umat Muslim, namun masih banyak orang yang belum memahami arti dan hukum membaca bacaan ta’awudz. Berikut Liputan6.com ulas mengenai bacaan ta’awudz beserta arti dan hukum membacanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/4/2023).

2 dari 5 halaman

1. Bacaan Ta’awudz dan Terjemahannya

Berikut ini bacaan ta’awudz dan terjemahannya yang bisa anda lantunkan ketika hendak membaca surat Al Fatihah atau mmebaca ayat Al Quran lainnya:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Arab Latin: A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”.

Menilik dari arti bacaan ta’awudz bahwa bacaan ini memiliki isi yakni untuk memohon perlindungan dan penjagaan kepada Allah SWT yang Maha Pelindung dari bisikan serta godaan setan yang terkutuk.

3 dari 5 halaman

2. Arti Bacaan Ta’awudz

Dikutip dari buku Tafsir Salat karya Ammi Nur Baits, menjelaskan bahwa bacaan ta’awudz disebut juga dengan kalimat isti’adzah. Kalimat taawudz atau isti'adzah sudah jadi anjuran untuk dibaca dalam beberapa waktu, salah satunya ketika hendak membaca surat Al Fatihah atau mmebaca ayat Al Quran lainnya.

Selain itu, arti taawudz juga mempunyai makna yang dalam. Secara umum, bacaan ta’awudz berarti meminta perlindungan kepada Allah dan pengakuan atas segala kekuasaan-Nya, kelemahan hamba, serta ketidakberdayaannya melawan musuh yang nyata, tetapi bersifat batiniah dan tidak ada yang mampu menolak serta mengusir kecuali hanya Allah sebagai zat yang telah menciptakannya.

Secara bahasa, kata ta’awudz berasal dari Al-Qur'an dalam Surah An-Nahl ayat 98. Allah berfirman:

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Arab Latin: Fa izaa qorotal-quraana fasta'iz billaahi minasy-syaithoonir-rojiim.

Artinya: "Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Alquran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."

Manfaat membaca bacaan ta’awudz yaitu untuk menyucikan diri dari perkataan sia-sia yang biasa dilakukannya dan untuk mengharumkannya. Ada dua situasi di mana taawuz ini harus diucapkan, yakni:

  1. Pertama, ketika hendak membaca Al-Qur'an. Hal ini sebagaimana firman Allah yang tercantum di dalam Al-Qur'an pada Surah An-Nahl ayat 98.
  2. Kedua, ketika merasakan bahwa dirinya tengah digoda setan untuk melakukan pebuatan dosa. Taawuz merupakan bentuk pengagungan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan juga bentuk tawakal. Setan tidak akan berdaya ketika seseorang beriman dan bertawakal kepada Allah.
4 dari 5 halaman

3. Hukum Membaca Bacaan Ta’awudz

Dikutip dari buku Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an (2004) karya Ahmad Syarifuddin, menjelaskan bahwa bacaan ta’awudz adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk. Menurut sebagian ulama, hukum mengawali membaca ta’awudz adalah wajib karea itu perintah Allah SWT, sedangkan sebagian ulama yang lain menghukumi sunnah. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT,

“Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (Q.S. An-Nahl ayat 98)

Hukum membaca bacaan ta’awudz juga dijelaskan oleh Ibnu Sirin berpendapat bahwa kewajiban membaca taawudz bernilai setidaknya sekali dalam seumur hidup. Sehingga, jika seorang muslim sudah membaca taawudz setidaknya sekali dalam hidupnya, maka sudah dianggap gugur hukum wajibannya.

Pandangan lainnya mengenai hukum membaca taawudz dikemukakan oleh ulama bernama Imam Fakhruddin al-Razi. Menurutnya, Nabi tidak pernah meninggalkan membaca taawudz. Sehingga, menurutnya membaca taawudz sebuah bagian dari kewajiban muslim untuk mengikuti Rasulullah. Terlebih, menurut Imam Fakhruddin al-Razi perintah membaca taawudz telah dijelaskan secara tekstual dalam ayat Al-Qur’an.

5 dari 5 halaman

4. Hikmah Disyariatkan Membaca Bacaan Taawudz

Ibnul Qayyim dalam kitabnya yang berjudul Ighatsatul Lahafan, menyebutkan beberapa hikmah membaca isti'adzah atau bacaan taawudz sebelum membaca al-Qurán, yakni:

a. Al-Qurán ibarat obat bagi penyakit yang ditanam setan di hati manusia, berupa was-was, syahwat, atau berbagai keinginan yang buruk. Sebelum membaca Al-Qurán, Allah perintahkan agar pembaca membersihkan hatinya dari penyakit yang disebarkan setan, hingga hatinya menjadi bersih, agar memungkinkan untuk mendapatkan hikmah dari tadabbur Al-Quran.

b. Al-Quran adalah nutrisi bagi hati yang berisi petunjuk, ilmu, dan kebaikan, sebagaimana air merupakan nutrisi bagi tanaman. Sementara setan adalah api yang akan membakar tanaman itu, setahap demi setahap. Ketika tanaman ini tumbuh subur, setan akan berusaha untuk merusaknya dan membakarnya. Oleh karena itu, Allah perintahkan membaca isti'adzah, supaya perusak ini terusir, agar tidak merusak tanaman subur setelah mendapatkan siraman dari Al-Qur'an.

c. Bahwa Malaikat mendekat ke orang yang membaca Al-Qurán dan menyimak dengan baik bacaannya. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis dari Usaid bin Hudhair radhiyallahu 'anhu bahwa

“Ketika beliau membaca Al-Qurán, beliau melihat seperti awan yang tengahnya ada lampu-lampu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi tahu bahwa itu Malaikat.” (HR. Bukhari 5018).

Sementara setan adalah lawan dan musuh Malaikat. Pembaca Al-Quran diperintahkan untuk isti'adzah untuk mengusir sang musuh, sehingga MalaikatNya akan turun.

d. Setan akan mengganggu pembaca dengan semua usahanya agar tidak fokus, sehingga gagal untuk mendapatkan tujuan utama membaca, yaitu tadabbur al-Qurán.

e. Setan sangat bersemangat untuk menggagalkan rencana amal baik hamba, agar tidak dapat pahala. Termasuk ketika kita hendak membaca Al-Qur’an.