Liputan6.com, Jakarta Ada banyak tradisi yang masih bertahan selama lebaran, salah satunya adalah mengenakan pakaian yang serba baru. Apalagi mengingat bahwa Hari Raya Idul Fitri hanya tinggal menghitung hari, sebagian besar dari kita pasti sudah melakukan berbagai macam persiapan termasuk membeli baju baru.
Memakai baju baru merupakan tradisi yang tidak bisa dilepaskan dari perayaan Idul Fitri tersebut. Memang secara etimologi, Idul Fitri maknanya adalah kembali suci. Sementara itu, kesucian identik dengan hal yang bersih, wangi, dan belum terkontaminasi. Maka kata yang tepat untuk mengakumulasi makna Idul Fitri adalah sesuatu yang baru.
Baca Juga
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia merayakan Idul Fitri dengan mengenakan pakaian serba baru. Lalu bagaimana Islam memandang fenomena tersebut? Apakah ada anjuran dari Rasulullah SAW untuk memakai baju baru sewaktu lebaran?
Advertisement
Berikut ulasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (12/4/2023).
Anjuran Mengenakan Pakaian Terbaik
Memang tidak ada anjuran secara spesifik untuk menggunakan baju baru ketika lebaran. Akan tetapi ada anjuran dari Rasulullah SAW untuk mengenakan pakaian terbaik saat Idul Fitri.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk mengenakan pakaian terbaiknya di dua hari raya yakni, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
عَنِ الْحَسَنِ ابْنِ عَلِيٍّ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فِى الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبِسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ ... (رواه البيهقي والحاكم)
"Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan." (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim).
Anjuran untuk mengenakan pakaian juga disebutkan dalam sebuah hadits berikut,
عَنْ نَافِعٍ : أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِى الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ. (رواه البيهقي وابن أبي الدنيا بإسناد صحيح)
“Diriwayatkan dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar RA memakai baju terbaiknya di dua hari raya.” (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Abid Dunya dengan sanad shahih).
Berdasarkan hadits tersebut, dapat dipahami bahwa ada anjuran mengenakan pakaian terbaik di Hari Raya Idul Fitri, Namun hadits tersebut tidak membahas secara khusus mengenai anjuran menggunakan baju baru di Hari Raya Idul Fitri.
Advertisement
Baju Baru di Hari Raya Idul Fitri
Meski tidak ada anjuran khusus mengenai menggunakan baju baru di Hari Raya Idul Fitri, namun ada sebuah hadits riwayat yang membahas secara khusus mengenai baju baru.
Diriwayatkan Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ‘Umar pernah mengambil jubah berbahan sutera yang dibeli di pasar. Ketika ‘Umar mengambilnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, Ibnu ‘Umar lantas berkata, “Wahai Rasulullah, belilah pakaian seperti ini lantas kenakanlah agar engkau bisa berpenampilan bagus saat ‘ied dan menyambut tamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ
“Pakaian seperti ini membuat seseorang tidak mendapatkan bagian di akhirat.” (HR. Bukhari, no. 948)
Mengenai hadits tersebut, pengasuh Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal ini. Menurutnya, membeli baju baru lebaran adalah kebiasaan orang dalam berhari raya.
Meski Rasulullah SAW melarang memakai baju sutra untuk laki-laki, namun kata Buya Yahya, Rasulullah SAW tidak melarang memakai baju bagus saat hari raya. Para ulama menyebut jika menggunakan baju bagus dan baru saat hari raya adalah sunnah.
Bahkan dalam penjelasannya seperti dilansir dari Liputan6.com pad Selasa (3/5/2022), mengenakan baju yang bagus dan baru hukumnya sunnah. Akan tetapi Buya Yahya juga menambahkan bahwa bukan soal bajunya yang baru, tapi orang yang berhari raya itu adalah yang imannya bertambah.
Diperbolehkan untuk pakai baju yang bagus, tapi jangan maksa siapapun membelikan baju yang baru. Yang penting menutup aurat dulu, baru nanti peningkatan kalau ada rezeki.
Sunnah Lain di Hari Raya Idul Fitri
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, mengenakan baju bagus, dan kalau bisa baru merupakan salah satu sunnah di Hari raya Idul Fitri. Namun, penting untuk dipahami bahwa mengenakan baju baru merupakan sunnah. Oleh karenanya tidak perlu untuk memaksakan diri untuk mengenakan baju baru di Hari Raya Idul Fitri.
Apalagi, kita masih bisa menegakkan sunnah-sunnah lain di Hari raya Idul Fitri. Adapun sunnah-sunnah di Hari Raya Idul Fitri adalah sebagai berikut:
1. Mandi sebelum Berangkat Shalat Id
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
2. Makan sebelum Shalat Id
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
3. Bertakbir Mulai dari Rumah Hingga ke Tempat Shalat
Ketika puasa Ramadhan telah sempurna, kita diperintahkan untuk mensyukurinya dengan memperbanyak takbir. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).
4. Lewat Jalan yang Berbeda ketika Pergi dan Pulang
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986)
5. Saling Mengucapkan Selamat dan Mendoakan
Termasuk sunnah yang baik yang bisa dilakukan di hari Idul Fithri adalah saling mengucapkan selamat. Selamat di sini baiknya dalam bentuk doa seperti dengan ucapan “taqabbalallahu minna wa minkum” (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian). Ucapan seperti itu sudah dikenal di masa salaf dahulu.
فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fath Al-Bari, 2: 446)
Advertisement