Â
Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan sosial terkait pandemi selama 3 tahun berdampak pada selera dan perilaku konsumen, terutama dalam mengonsumsi konten digital, iklan, dan kampanye pemasaran.
Baca Juga
Pergeseran ini diperkirakan akan terus berlanjut, bahkan setelah pembatasan sosial telah dicabut awal tahun ini dan masyarakat kembali ke tradisi Ramadhan dan Idul Fitri.
Advertisement
Oleh karenanya, penting untuk menyesuaikan strategi mereka dan beradaptasi terhadap cara konsumen melihat, mengonsumsi, memahami iklan dan konten untuk memaksimalkan peluang.
DoubleVerify, platform perangkat lunak terkemuka untuk pengukuran, data, dan analitik media digital membagikan informasi bagi para pengiklan dan pemasar dalam menavigasi perubahan selera konsumen, seiring dimulainya perayaan Ramadan dan Idul Fitri setelah diberlakukannya pembatasan sosial.
Laporan ini menganalisis wawasan dari sekitar 16.000 konsumen global, termasuk Indonesia, untuk memberi pandangan, data, dan wawasan yang dibutuhkan oleh para profesional industri periklanan dan pemasaran seiring pesatnya perkembangan industri ini.
Â
Pergeseran Tren dalam Industri Media Digital
Hasilnya, DV mengamati ada 4 tren pergeseran utama dalam industri periklanan dan media, terdiri dari:
- Selera konsumen terhadap konten terus meningkat – Sebagian besar (66 persen) orang Indonesia sekarang menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengonsumsi konten setiap harinya, dibandingkan dengan sebelum pandemi. Mereka juga berharap untuk mengonsumsi lebih banyak konten YouTube (54 persen), Instagram (32 persen), dan TikTok (25 persen) dalam 12 bulan ke depan.
- Perhatian (attention) menjadi mata uang media baru dan mendorong keefektifan media– hampir 70 persen responden menyatakan bahwa iklan yang menarik minat mereka dalam lima detik pertama akan membuat mereka lebih cenderung memperhatikan video tersebut. Selain itu, responden juga mengakui lebih memperhatikan iklan video dengan durasi yang lebih pendek.Â
Advertisement
Belanja Online Hadirkan Peluang Bagi Brand
- Belanja online melonjak dan menghadirkan peluang baru bagi jenama – 63 persen responden melaporkan bahwa mereka membeli lebih banyak barang secara daring saat ini dibandingkan sebelum pandemi.
- Konsumen mengkhawatirkan penyebaran ujaran yang menghasut, termasuk misinformasi dan disinformasi. Konsumen juga memperhatikan nilai-nilai jenma, yang dapat berdampak pada loyalitas konsumen – Ketika suatu iklan terlihat terafiliasi dengan atau ditayangkan di samping konten yang mengandung misinformasi dan disinformasi, 55 persen responden mengaku cenderung tidak ingin membeli atau menggunakan kembali produk dari jenama tersebut.