Liputan6.com, Bandung - Seluruh orangtua dipastikan ingin memiliki anak saleh dan salehah yang menjalankan ajaran agama dan berbakti.
Tidak dapat dipungkiri sekarang ini, banyak ucapan dari masyarakat saat menengok bayi yang baru lahir beharap agar sang anak menjadi anak saleh dan salehah di masa mendatang.
Menurut Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jawa Barat, Achmad Faisal, agar harapan dan doa dari orangtua supaya anaknya menjadi orang saleh dan salehah terdapat satu syarat.
Advertisement
"Orangtuanya harus saleh dahulu, sehingga menciptakan anak-anak yang saleh dan salehah. Bagaimana doa dan harapan tersebut terwujud jika orang tuanya belum saleh dan salehah," ujar Achmad dicuplik dari akun Youtube Jabarprov TV, Bandung, Kamis, 13 April 2023.
Baca Juga
Achmad mengatakan pandangan masyarakat soal anak saleh dan salehah harus diperbaiki. Pandangan umum masyarakat kini tertuju anak harus saleh dan salehah, sedikit sekali yang memandang orangtuanya harus serupa.
Jarang sekali pandangan masyarakat berdoa dan berharap orangtua menjadi saleh. Achmad menuturkan kemungkinan besar yang terjadi saat adanya harapan dan doa orangtua saleh, maka akan ada yang tersinggung.
Namun itu tidak beralasan kata Achmad, karena anak kerap kali meniru dan mengerjakan apa yang dilihatnya.
"Tidak mungkin seorang anak dituntut beribadah salat, puasa, untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur'an, sementara kedua orang tuanya tidak begitu," kata Achmad.
Achmad menegaskan anak saleh dan salehah terbentuk karena orangtuanya memberi contoh kesalehan.
Jika kedua orangtuanya telah saleh dan salehah, Achmad menjelaskan maka otomatis anak-anak ataupun keturuannya akan mengikuti.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Muhasabah atau Introspeksi
Anak-anak ataupun keturunan akan mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya. Achmad menyebutkan dipastikan anak-anak yang tinggal dengan orang tuanya akan melihat atmosfer kegiatan sehari-hari.
"Doa yang terbaik dan paling utama adalah bagaimana agar orang tuanya saleh dan salehah agar ikhtiar yang terbaik memperoleh anak yang saleh dan salehah terwujud," ucap Achmad.
Achmad mengingatkan bahwa anak merupakan miniatur kedua orang tuanya. Jika anak malas-malasan untuk beribadah, membantah perintah orang tua, tidak menurut maka jangan menuding terlebih dahulu.
Intropeksi atau mawas diri diperlukan orang tua saat menginginkan anak saleh dan salehah. Pasalnya saat harapan dan doa orang tua memiliki anak saleh dan salehah yang belum terwujud, kemungkinan terdapat perilaku yang harus diluruskan.
Achmad mencontohkan salah satu perilaku orang tua yang harus diluruskan adalah ucapan yang menuding anak bodoh saat melakukan sesuatu yang dianggap salah.
"Tanpa sadar orangtua telah mendoakan anak dengan doa yang buruk. Walaupun itu niatnya adalah sebuah motivasi. Tapi justru kesalahan seorang orang tua ketika dia mengungkapkan kekesalannya secara lisan dihadapan anak," ucap Achmad.
Ucapan yang tidak semestinya dari orang tua itu lanjut Achmad, akan masuk dalam ingatan bawah sadar anak akan menciptakan sesuatu yang negatif.
Untuk menghindari hal tersebut, Achmad mengimbau kepada seluruh orang tua agar berusaha lebih keras menjadi saleh dan salehah. Tujuannya agar menciptakan generasi penerus yang saleh dan salehah.
Advertisement