Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik asal Rembang KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengatakan bahwa muslim yang mampu menjaga diri dari perbuatan maksiat bisa mendapatkan Lailatul Qadar. Sebab, menurut Gus Baha, Lailatul Qadar adalah bonus dari Allah untuk umat Nabi Muhammad SAW yang umumnya berusia pendek dibanding umat-umat nabi sebelumnya.
"Keyakinan saya, pokoknya dicari (Lailatul Qodar), yakinlah kamu pasti dapat," kata Gus Baha sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Santri Gayeng, Jumat (14/4/2023).
Advertisement
Baca Juga
Gus Baha mengutip keterangan dalam suatu kitab tentang usia umat nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Dalam keterangan tersebut Nabi Muhammad SAW mengisahkan usia Nabi Nuh yang sampai 950 tahun. Kemudian nabi-nabi lainnya yang berusia ratusan tahun. Hal ini menjadi keresahan Nabi Muhammad SAW yang usia umatnya cenderung lebih pendek.
"Bagaimana dengan umatku yang usianya pendek? Terus Allah merespons keresahan Nabi dengan memberi bonus Lailatul Qadar yang setara dengan 1.000 bulan atau 83 tahun 4 bulan," ungkap Rais Syuriyah PBNU ini.
"Artinya, jika melihat riwayat itu berarti otomatis umat nabi setiap Ramadhan benar. Artinya, benar sholat menghadap Barat (Ka'bah). Layaknya orang pada umumnya. Asal tidak maksiat, menurut saya pasti mendapat Lailatul Qadar," jelasnya.
"Karena memang (Lailatul Qadar) itu keresahan Nabi Muhammad yang dijawab Allah dengan memberi bonus meski umatmu berusia pendek, diberi ibadah Lailatul Qadar," tambah Gus Baha.
Â
Saksikan Video Pilihan Ini:
Waktu Lailatul Qadar
Gus Baha sendiri termasuk orang yang ingin mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar. Biasanya ia mencari malam kemuliaan itu sejak tanggal 11 Ramadhan. Bagi Gus Baha, 11 Ramadhan adalah tanggal ideal karena berada di tengah-tengah antara keterangan Al-Qur'an dan hadis.
Ulama NU ini kemudian mengutip Surat Al-Baqarah ayat 185 yang menyebutkan bahwa Al-Qur'an diturunkan di bulan Ramadhan. Jika mengacu pada ayat tersebut, berarti dari tanggal 1 sampai 29 atau 30 Ramadhan adalah Lailatul Qadar, karena dalam ayat itu tidak disebutkan tanggalnya.
"Makanya ada ulama yang berpendapat (Lailatul Qadar) dimulai tanggal 1 (Ramadhan)," ujarnya.
Gus Baha mengutip salah sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi "Carilah dengan sungguh-sungguh Lailatul Qodar di malam kesepuluh terakhir bulan Ramadhan".
"Berarti ada juga yang mencari (Lailatul Qadar) tanpa bersungguh-sungguh, tapi sejak tanggal 1 (Ramadhan)," sambungnya.
Ada juga orang yang mulai memburu Lailatul Qadar sejak tanggal 21 Ramadhan. Menurut Gus Baha, jika mencari di tanggal tersebut berarti dihitungnya sebagai permulaan dan belum masuk kategori sungguh-sungguh. Maksud dari 'sungguh-sungguh' ini adalah klimaks.Â
"Klimaks itu mulainya tanggal 1. Kalau mulainya tanggal 21, kata Malaikat: Lho kok baru mencari sekarang? berarti dianggap pemula. Makanya enggak dapat karena pemula," ujarnya.
Menurut Gus Baha, kalimat sungguh-sungguh dalam sabda nabi tersebut berarti pada 21 Ramadhan itu mencari dengan sungguh-sungguh, bukan mulai mencari.
"Teks hadis menyebut sungguh-sungguh tanggal 21. Tidak ada dalam riwayat harus kamu cari sejak tanggal 21," kata Gus Baha.
Advertisement