Liputan6.com, Sana’a - Momen Ramadhan menjadi berkah dan ladang rezeki tersendiri bagi para tukang restorasi Al-Qur’an di Yaman.
Mengutip VOA Indonesia, Minggu (16/4/2023), permintaan restorasi Al-Qur’an diketahui tinggi menjelang dan selama Ramadhan ketika Muslim berpuasa dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Untuk memenuhi permintaan, penjilid buku tradisional di ibu kota Yaman, Sana’a, bekerja sepanjang waktu untuk merestorasi puluhan kitab Al-Qur’an yang rusak.
Baca Juga
Advertisement
Ibrahim al-Zaidi mempunyai beberapa salinan Al-Qur’an yang perlu direstorasi. Dari distrik Shibam Kawkaban, Provinsi al-Mahweet, sekitar 115 kilometer sebelah barat Sana’a, ia datang ke Hashim al-Siraji untuk memperbaiki kitab Al-Qur’an yang terlepas dari jilidnya.
"Saya membawa 47 salinan Al-Qur’an untuk diperbaiki, karena sebagian dari kitab-kitab Al-Qur’an itu rusak. Dan kami mengambil salinan Al-Qur’an yang rusak dari masjid mana saja untuk diperbaiki dengan biaya kami. Selama Ramadhan, khususnya, semua orang ingin membaca (Al-Qur'an)," ujar Ibrahim.
Fuad Abdullah juga menjual jasa restotasi Al-Qur’an di Yaman. Ia menunjukkan tumpukan Al-Qur’an yang akan diperbaiki. “Ini adalah contoh kitab yang sudah direstorasi. Sekarang bagus dan terjilid dengan baik. Lihat betapa lentur kitab ini setelah dijahit, tetapi yang ini belum dijilid. Kitab ini bisa robek.”
Muslim Mengkaji Al-Qur'an di Masjid
Selama Ramadhan, Muslim memenuhi koridor Masjid Agung Sana’a. Salah seorang dari mereka adalah Muhsen al-Emad yang didampingi gurunya.
"Kami sedang mengkaji kita suci Al-Quran. Dia adalah guru dan saya adalah murid. Dia mengajari saya aturan tajwid. Semoga Allah merahmati," harap Muhsen.
Jemaah lain, Muhammad al-Jundubi. “Bersyukur kepada Allah bahwa orang-orang Yaman merawat Al-Qur'an dan melestarikannya dalam hal menjilid ulang kitab-kitab ini, menghormati, merenungkan maknanya, mematuhi parameter apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang dan mematuhi apa yang Allah katakan," ujarnya.
Muslim juga memenuhi ratusan masjid di sekitar ibu kota Yaman. Mereka salat, berdoa, dan membaca Al-Qur’an.
Advertisement
Proses Restorasi Al-Qur'an
Di kota tua Sana’a, penjilid buku Hashim al-Siraji menjelaskan proses restorasi yang sangat detail.
"Untuk menjilid kitab, kita mulai dengan merekatkan kertas dan kain jenis tertentu pada kitab. Setelah direkatkan, kita jahit," ungkapnya.
Kemudian, Hashim menambahkan kertas keras untuk penutup pada bagian depan dan belakang kitab. Tak lupa, ia memberi pita sebagai pembatas buku.
"Setelah selesai dijahit dengan benang katun dan nilon, kita gunakan bahan kulit untuk punggung kitab dan direkatkan dengan menggunakan lem buatan lokal," lanjutnya.
Hashim kemudian memasukkan kitab yang telah direstorasi ke mesin penekan supaya perekat semakin kuat. Kalau tidak ditekan cukup kuat, kata Hashim, sampul akan bergeser. Belum selesai. Kitab yang masih di dalam mesin penekan, lalu dijemur 24 jam.