Liputan6.com, Jakarta Doa mendengar petir mungkin belum diketahui oleh sebagian umat Islam. Biasanya, petir kerap kali muncul pada musim penghujan. Petir memang biasanya muncul bersamaan dengan datangnya hujan. Setiap muslim dianjurkan untuk membaca doa apabila mendengar petir.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), petir adalah kilatan listrik di udara disertai bunyi gemuruh karena bertemunya awan yang bermuatan listrik positif dan negatif. Petir merupakan salah satu bentuk kuasa Allah SWT.
Doa mendengar petir berisi puji-pujian terhadap Allah SWT dan permohonan seorang hamba untuk senantiasa dilindungi. Petir merupakan fenomena alam yang bisa saja bersifat merusak lingkungan maupun melukai manusia. Maka dari itu, kamu bisa melafalkan doa mendenga petir agar diri dan lingkungan sekitar tetap dijaga oleh Allah SWT.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (16/4/2023) tentang doa mendengar petir.
Doa Mendengar Petir Berdasarkan Hadis Dhaif
Doa mendengar petir yang pertama terdapat dalam sebuah hadis dhaif berdasarkan kitab At-Tirmidzi. Hadis tentang doa mendengar petir tersebut berbunyi sebagai berikut:
Dari Ibnu Umar RA, ia mengatakan: 'Sesungguhnya jika Rasulullah SAW mendengar suara guruh dan melihat petir, beliau mengucapkan: "Allaahumma laa taqtulnaa bighadlabika wa laa tuhliknaa bi 'adzaa bika, wa 'aafinaa qabla dzaalika. (Ya Allah, janganlah Engkau bunuh aku dengan kemarahan-Mu dan janganlah Engkau menghancurkan aku dengan siksaan-Mu, dan selamatkanlah kami sebelum itu)."
Berikut doa mendengar petir berdasarkan hadis dhaif:
Doa mendengar petir Arab:
اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلكَ
Doa mendengar petir Latin:
"Allaahumma laa taqtulnaa bighadlabika wa laa tuhliknaa bi 'adzaa bika, wa 'aafinaa qabla dzaalika"
Arti doa mendengar petir:
“Ya Allah, janganlah Engkau bunuh aku dengan kemarahan-Mu dan janganlah Engkau menghancurkan aku dengan siksaan-Mu, dan selamatkanlah kami sebelum itu.”
Advertisement
Doa Mendengar Petir dalam Kitab Al-Muwatha’
Mengutip terjemahan kitab al-Adzkar oleh Imam an-Nawawi, dalam kitab al-Muwatha', dari Abdullah bin Azzubair RA, ia berkata: “Sungguh, jika Rasulullah melihat petir dan mendengar guruh, beliau meninggalkan obrolan dan membaca, ‘Subhaanal ladzii yusabbihur ra'du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih.’”
Doa mendengar petir Arab:
سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
Doa mendengar petir Latin:
"Subhaanal ladzii yusabbihur ra'du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih"
Arti doa mendengar petir:
“Mahasuci Allah, Yang petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya.”
Selain itu ada juga doa mendengar petir yang lebih singkat. Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan:
سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ
”Subhanalladzi sabbahat lahu” (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). Lalu beliau mengatakan, ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.” (Disebutkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 722. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Petir dalam Islam Berdasarkan Al-Quran dan Hadis
Setelah memahami doa mendengar petir, kamu tentunya perlu mengetahui apa itu petir terlebih dahulu. Petir adalah suatu kata yang juga dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Ar-Ra'd ayat 12-13 yang artinya:
"Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya." (QS. Ar-Ra’d: 12-13)
Selain itu, sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, menyebutkan bahwa:
"Ar ro’du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR. Tirmidzi)
Dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah dalam hadist Marfu’ pada riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi Muhammad SAW ditanya tentang petir kemudian beliau menjawab sebagai berikut:
"Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah."
Kemudian beliau ditanya juga oleh Ali, seperti yang dikatakan Al Khoroiyhi dalam Makarimil Akhlaq. Beliau radhiyallahu’anhu berkata: "Petir adalah malaikat dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya." Lalu dalam riwayat lainnya dari Ali: "Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya."
Ibnu Taimiyyah pun mengatakan lagi sebagai berikut: "Ar ro’du adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata ro’ada, yar’udu, ro’dan (yang berarti gemuruh,). Dan karena ada gerakan, pastilah menimbulkan suara. Dalam kasus petir, ,malaikat adalah yang menggerakkan awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Setiap gerakan di alam ini, baik yang di atas langit maupun di bawah, berasal dari malaikat.
Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu, guntur adalah suara yang membentak awan. Dan kilat adalah kilauan air atau kilauan cahaya." (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah, 24/263-264)
Advertisement