Liputan6.com, Jakarta - Ibadah puasa jangan dijadikan alasan untuk absen berolahraga, terutama bagi penderita diabetes.
Dokter spesialis penyakit dalam Edi Hidayat menyarankan penderita diabetes berolahraga setelah berbuka puasa selama bulan Ramadhan. Selain itu, olahraga ringan juga dapat dilakukan pada pagi hari.
Baca Juga
"Sebaiknya olahraga dilakukan setelah berbuka puasa. Hal ini untuk mencegah dehidrasi maupun penurunan gula darah secara mendadak," katanya.
Advertisement
Edi Hidayat menyampaikan, olahraga secara teratur baik untuk kesehatan. Namun, kegiatan olahraga tetap harus dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh, utamanya bagi penderita diabetes.
Edi menyarankan pengukuran denyut jantung saat olahraga. Pengukuran denyut jantung bisa dilakukan dengan meletakkan telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari.
"Kita bisa dengan mudah melakukan perhitungan denyut jantung maksimal saat olahraga," katanya.
Dia menjelaskan, denyut jantung maksimal saat olahraga bisa dihitung menggunakan rumus: 220-umur x 80 persen. "Misalnya umur Anda 40 tahun, maka 220 dikurangi 40 sama dengan 180, kemudian dikalikan 80 persen, sama dengan 144," katanya.
Dengan demikian, pada orang yang berusia 40 tahun, jika semasa olahraga denyut jantung menurut hitungan sudah mencapai 144 kali per menit maka harus beristirahat.
Selain berolahraga, Edi menyarankan pengaturan konsumsi air minum guna menghindari dehidrasi selama bulan puasa. Pengaturan minum bisa dilakukan dengan pola 2-4-2, yakni dua gelas saat sahur, empat gelas saat berbuka, dan dua gelas sebelum tidur.
Lebih Baik Olahraga usai Berbuka
Sebelumnya ahli gizi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Arjuna menyarankan masyarakat agar tidak berolahraga pagi selama menjalankan ibadah puasa.
"Tidak ideal berolahraga di pagi hari saat puasa, karena ketahanan tubuh lebih lemah, karena badan jauh lebih lemas dari biasanya ketika tidak puasa," ujar Tony melalui keterangan tertulis UGM, dilansir Antara.
Berolahraga pada pagi hari ketika berpuasa tidak ideal dilakukan bahkan cenderung berisiko bagi yang tidak terbiasa. Saat berolahraga, kata dia, penggunaan kalori yang lebih banyak akan membuat gula darah lebih cepat turun. Sehingga tubuh merasa lemas dan akan terasa lapar sepanjang hari.
Kondisi tersebut akan berisiko tinggi terutama bagi penderita diabetes karena bisa terkena serangan hipoglikemia yang membahayakan nyawa. Saat berolahraga, menurut dia, tubuh akan mencari sumber alternatif pembakaran.
"Yang seharusnya glikogen bisa dibakar dalam delapan jam, tapi karena dipakai ketika olahraga tadi dan tidak ada makanan yang masuk, otomatis dia habisnya lebih cepat. Ya, otomatis sisa hari jadi jauh lebih berat untuk dilewati," ujar dia.
Menurut dia, aktivitas olahraga bagi yang berpuasa selama Ramadan idealnya dilakukan saat mendekati waktu berbuka. "Dilakukan 30 menit sampai satu jam sebelum berbuka atau setelah tarawih," kata dia.
Advertisement