Sukses

Bulan Puasa Momen Tepat untuk Berhenti Merokok Selamanya

Bulan Puasa jadi momen untuk berhenti merokok selama-lamanya. Pada waktu yang terbatas untuk makan dan minum di bulan ini, sekalian dikurangi secara bertahap jumlah rokok yang dikonsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang berpuasa telah terbiasa untuk tidak merokok dari pagi sampai maghrib selama satu bulan penuh. Perilaku baik ini jadi kesempatan yang baik untuk berhenti merokok seperti disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Eva Susanti.

“Sebenarnya, kesempatan untuk berhenti merokok itu ada di bulan puasa. Saat kita berpuasa, kita tidak makan, minum, dan tentunya juga tidak merokok. Jika seseorang sudah 12 jam tidak merokok, nikotin dari rokok sebelumnya sudah bisa dimetabolisme oleh tubuh,” jelas Eva pada Talkshow KEMENCAST: Stop Merokok Saat Ramadhan dan Seterusnya beberapa waktu lalu.

Berpuasa bisa menjadi kesempatan latihan untuk berhenti merokok. Tidak merokok selama puasa kurang lebih 12 jam per hari bisa jadi merupakan suatu kemajuan bagi perokok.

“Ini merupakan sebuah kesempatan. Artinya sudah bisa mulai berhenti merokok,” lanjutnya.

Selama berpuasa Ramadhan, waktu merokok tentu berkurang. Pada waktu yang terbatas ini, kurangi secara bertahap jumlah rokok yang dikonsumsi.

Mulailah dengan mengurangi satu batang rokok per hari. Lakukan hal ini terus-menerus sampai Anda tidak mengisap rokok lagi.

“Tidak ada yang sulit sepanjang ada kemauan yang kuat. Kesehatan merupakan modal utama untuk bisa melakukan aktivitas dan kreativitas yang lebih baik,” kata Eva.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merokok Saat Berbuka Puasa Justru Lebih Berbahaya

Sayangnya, banyak orang yang bukannya melanjutkan kebiasaan baik ini, justru berbuka puasa dengan merokok.

Padahal, selain kehilangan kesempatan berhenti merokok, hal ini juga berbahaya bagi kesehatan.

“Banyak orang yang berbuka puasa bukannya makan kurma, malah merokok. Ini justru akan lebih berbahaya, karena karbon monoksidanya akan lebih banyak berikatan dengan hemoglobin,” tutur Eva.

Eva menjelaskan, kebiasaan buruk ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang lebih banyak.

“Kalau saat berbuka langsung merokok, bisa pusing dan mual. Jadi, sebaiknya memang berhenti. Kan tadi sudah berhenti 12 jam, sekalian dilanjutkan saja jadi 24 jam dan seterusnya,” ungkapnya.

Jika sudah berhasil menahan nafsu makan dan minum saat berpuasa, kenapa tak sekalian menahan nafsu merokok saat berbuka?

3 dari 4 halaman

Berhenti Merokok Memang Sulit Tetapi Banyak Manfaatnya

Menghilangkan kebiasaan merokok memang tidak mudah dan tak mungkin terjadi dalam sekejap. Perjuangan perlu dilakukan agar bisa terlepas dari jerat rokok. Namun, manfaatnya pun banyak dan layak untuk diperjuangkan.

“Untuk berhenti memang butuh perjuangan, tetapi manfaatnya juga sangat banyak. Saat Anda berhenti merokok selama 12 jam saja, itu nikotinnya sudah bisa dimetabolisme oleh tubuh. Jadi, lebih mudah untuk berhenti,” kata Eva.

Eva menjelaskan, setiap masa pemberhentian merokok memiliki perbedaan efeknya masing-masing. 

“Kalau berhenti sehari, seminggu, setahun, bahkan 10 tahun itu ada efeknya di setiap masa pemberhentiannya,” Eva menjelaskan.

Misalnya, ketika seseorang berhenti merokok selama 5 tahun, dia sudah mengurangi faktor risiko 50 persen terkena stroke yang seharusnya terjadi.

“Memang sehat itu butuh perjuangan dan tidak mudah, tetapi bukan mustahil dan bisa dilakukan,” tuturnya.

4 dari 4 halaman

Layanan Quit Line Berhenti Merokok oleh Kemenkes

Dalam berupaya untuk membantu masyarakat berhenti merokok, Kemenkes menyediakan layanan bantuan berhenti merokok yakni Quit Line Berhenti Merokok.

“Layanan berhenti merokok ini bisa dilakukan dengan menelpon ke nomor yang ada di setiap bungkus rokok. Layanan ini gratis dan nantinya akan kita berikan konsultasi,” kata Eva.

Eva menjelaskan bahwa Kemenkes juga bekerja sama dengan puskesmas di seluruh Indonesia dalam menjalankan upaya ini.

“Ketika mereka (perokok yang ingin berhenti) menelpon, orang itu nantinya akan dihubungkan ke puskesmas terdekat agar bisa dipantau lebih intens,” jelasnya.

Kemenkes akan membantu mengikuti perkembangan mereka untuk berhenti merokok selama kurang lebih 6 bulan.

Dengan mengurangi rokok, bisa mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, gangguan pernapasan, kanker, dan permasalahan kesehatan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.