Liputan6.com, Cirebon Katon Wiranata Abimanyu (17) dan Halimah Rolobesi (15) hadir menghibur suasana arus balik lebaran idul fitri 2023 di Stasiun Cirebon.Â
Kedua remaja ini datang sebagai musisi difabel Cirebon usia muda yang memiliki semangat tinggi di tengah keterbatasan.Â
Mereka menghibur pengunjung yang sedang menunggu jadwal keberangkatan kereta api di ruang tunggu Stasiun Cirebon. Katon dengan mahir dan profesional memainkan keyboard, sedangkan Halimah di posisi vokal.
Advertisement
Baca Juga
"Senang saya terhibur apalagi mereka bukan musisi pada umumnya. Punya kelebihan dan potensi untuk terkenal bahkan menginspirasi," ujar salah seorang pengunjung, Imam, Senin (24/4/2023).
Katon yang akrab disapa Koko ini mengalami celebral palsy. Sedangkan Halimah didiagnosa Tuna Netra sejak kecil.
Namun mereka tidak patah arang hingga tumbuh menjadi remaja yang mampu berkarya. Alunan musik yang dimainkan Katon menggetarkan hati pengunjung di ruang tunggu.
Mereka membawakan lagu Noah judul Separuh Aku. Suara emas Halimah juga mampu menghipnotis pengunjung saat menyanyikan lagu Keisya Levronka dengan judul Tak Ingin Usai.Â
Banyak pengunjung yang mengabadikan momen langka ini dengan gawainya sebelum kereta datang.Â
"Baru kali ini juga saya merasakan suasana berbeda di Stasiun Cirebon. Lebih baik apalagi ramah difabel dan saya apresiasi," katanya.
Dewi Nurhayati, Ibunda dari Katon mengatakan, sang anak sudah didiagnosa celebral palsy sejak lahir. Katon juga lahir prematur.Â
Dewi menyebutkan, bakat sang anak sudah terlihat di usia satu tahun. Katon pun sempat 4 tahun di Solo mengikuti terapi hingga berlatih mengembangkan bakatnya.Â
"Karena main gitar tidak bisa akhirnya main keyboard itupun hanya bisa pakai tangan kiri dan satu jari. Setelah diterapi dan dilatih anak saya bisa main keyboard dengan beberapa jari dan Alhamdulillah perkembangannya pesat," ujar dia.Â
Â
Ramah Difabel
Bahkan, saking sukanya dengan musik, Katon berhasil membuat 6 lagu. Salah satunya digunakan sebagai soundtrack film pendek berjudul Mata Hati.Â
Fil tersebut mengisahkan perjuangan difabel tuna netra untuk hidup dan bermanfaat bagi orang lain.Â
"Saya juga akan terus fokus mendukung bakat anak di musik sambil tetap ikut sekolah di SLB Budi Utama Kota Cirebon," katanya.Â
Sementara itu Asih, ibunda Halimah mengaku mengapresiasi Daop 3 Cirebon yang telah memberi kesempatan kepada anaknya maupun remaja difabel untuk berkreasi.Â
Asih menuturkan, sang anak didiagnosa dokter mengalami kebutaan saat usia kandungannya 6 bulan.Â
"Kehendak Allah juga ya mas anak saya bisa lahir sehat. Kemudian kami konsultasi ke dokter memastikan diagnosanya dan ternyata benar tidak ada respon di matanya bahkan periksa ke Bandung sampai Jakarta hasilnya sama," kata Asih.
Asih tak patah arang menerima kondisi sang anak yang memiliki keterbatasan namun sangat istimewa. Bakat Haliman di dunia musik mulai terlihat sejak kelas 2 SD.
Halimah, mata ibunda, belajar menyanyi secara otodidak. Mengandalkan pendengarannya yang tajam melalui perangkat digit yang diberi orang tuanya.Â
"Denger lewat music boks saja terus latihan sendiri bahkan bukan cuma nyanyi tapi belajar mengaji dengan suara. Usia 8 tahun ikut lomba nyanyi tingkat kabupaten juara 1, ikut lomba MTQ juara 2 Alhamdulillah belajar sendiri cepat nangkap," ujar Asih.Â
Vice President PT KaI Daop 3 Cirebon Takdir Santoso mengatakan, penampilan musisi difabel ini merupakan satu rangkaian dari program pojok UMKM. Ada puluhan UMKM yang produknya terpajang di ruang tunggu Stasiun Cirebon.Â
Selain itu, keberadaan musisi remaja difabel tersebut sebagai upaya memperkenalkan bakat terpendam yang ada pada diri mereka. Selain itu, keberadaan mereka juga bagian dari semangat Daop 3 Cirebon yang secara bertahap melengkapi fasilitas difabel.
"Semangat mereka juga perlu diapresiasi dan memotivasi kami untuk terus melengkapi fasilitas difabel di stasiun yang menjadi wilayah kerja kami. Sehingga Daop 3 Cirebon menjadi stasiun yang ramah difabel," ujar dia.
Takdir menyebutkan, sejumlah fasilitas ramah difabel tersedia di stasiun wilayah Daop 3 Cirebon. Seperti Guiding blok, tangga naik turun hingga fasilitas lain yang ramah difabel.Â
Selain itu, Takdir memastikan kedepan kegiatan tersebut akan dilakukan rutin. Pada event tertentu, Daop 3 akan menghadirkan keterampilan unik dari difabel Cirebon hingga produk UMKM.
"Stasiun menjadi titik temu berbagai kalangan, potensi memperkenalkan semakin banyak," ujar Takdir.Â
Â
Advertisement