Sukses

Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Poin Penting Puasa Sunnah di Bulan Syawal

Bulan Syawal memiliki banyak keistimewaan, pada tanggal pertama bulan Syawal saja dirayakan sebagai hari kemenangan dengan Shalat Idul Fitri

Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan telah berakhir, ibadah puasa selama 30 hari penuh ditutup dengan perayaan kemenangan pada hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal 1444H. 

Bulan Syawal memiliki banyak keistimewaan, pada tanggal pertama bulan Syawal saja dirayakan sebagai hari kemenangan dengan Shalat Idul Fitri dan menggemakan takbir bersama-sama.  

Lebih lanjut, setelah keistimewaan pada tanggal 1 Syawal adapula keutamaan ibadah sunah yang dapat dikerjakan selama bulan Syawal. Ibadah sunah tersebut memiliki keutamaan yang tidak dapat ditemukan pada bulan lainnya. 

Ibadah sunah tersebut ialah ibadah puasa Syawal yang dianjurkan dikerjakan selama enam hari pada bulan Syawal. 

Mengutip dari ceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) pada chanel Youtube pribadinya, berikut keutamaan Puasa di bulan Syawal. 

"Bila pada tanggal 1 Syawal kita telah berbahagia mengerjakan shalat Idul Fitri dan bercengrama dengan keluarga, maka sejak hari keduanya, ada bentangan yang istimewa sampai dengan penghujung bulan," katanya.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, kabar gembira tentang hal istimewa pada bulan Syawal itu diberitahukan langsung oleh Nabi Muhammmad SAW melalui salah satu hadist. 

Hadist tersebut berbunyi: 

Dari Abu Ayyub Al Ansori, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan menyambungnya selama enam hari di bulan Syawal maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun," (HR. Muslim).

"Siapapun orang beriman yang telah menyempurnakan puasa di bulan Ramadhan lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal maka jika digabungkan nilainya sama dengan berpuasa selama satu tahun, " Ujar Ustadz Adi.

2 dari 2 halaman

Poin Penting

Kemudian, ada tiga hal penting yang dapat diulas dari keterangan yang ada pada hadist Nabi SAW tentang puasa Ramadhan dan puasa Syawal.  

"Ada tiga hal yang dapat diulas dari keterangan Hadist tersebut, yang pertama adalah Nabi SAW memberikan apresiasi tinggi pada insan beriman yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan, dengan memberikan tambahan enam hari lagi yang jika digabungkan nilainya sama dengan berpuasa satu tahun, " 

Lalu point kedua adalah tentang cara mengerjakan puasa Syawal tersebut. Menurut penjelasan Ustadz Adi, penggunaan kata pada hadist tersebut menunjukan jeda, maka dalam pelaksanaannya boleh dikerjakan secara berurutan maupun tidak. 

"Puasa yang dilakukan selama enam hari itu boleh juga dikerjakan dengan jeda, tidak selalu berurutan yang penting masih dalam bentangan bulan Syawal," Kata Ustadz Adi.

Ustadz Adi menambahkan pada point ketiga yang tidak kalah penting adalah persoalan fikih yang kerap menjadi pertanyaan para jamaah. 

"Yang ketiga adalah persoalan tentang fikih yang tidak kalah penting yaitu bila ada yang masih memiliki hutang qadha puasa Ramadhan, maka jika bertemu dengan qadha yang wajib dahulukan yang wajib dibanding yang sunah," Ujarnya.

Meski waktu untuk qadha puasa memiliki tenggat waktu yang lebih lama namun lebih utama jika mendahulukan qadha puasa Ramadhan dibanding mengerjakan puasa sunah di bulan Syawal.  

Nah itulah penjelasan dadi Ustadz Adi Hidayat mengenai point-point penting tentang sunah puasa di bulan Syawal. 

Penulis: Fatiyah Nurjanah