Liputan6.com, Jakarta Doa adalah cara seorang hamba memohon kepada Allah SWT agar terpenuhi segala hajat dan keinginannya. Namun, meski kadang kala sudah berdoa dengan sepenuh hati, tetap saja doa belum dikabulkan.
Salah satu cara doa kepada Allah dikabulkan adalah dengan memohon dengan sepenuh hati dan yakin bahwa doa akan dikabulkan. Dalam berdoa juga sebaiknya menyebutkan nama-nama baik Allah SWT seperti dalam Asmaul Husna. Salah satu zikir yang sering dipakai untuk memohon adalah zikir Ya Hayyu Ya Qayyum.
Baca Juga
Ya Hayyu Ya Qayyum merupakan bacaan zikir dengan menyebutkan dua nama Allah SWT dari Asmaul Husna, yakni Al-Hayyu dan Al-Qayyum. Al-Hayyu memiliki arti bahwa Allah SWT adalah ‘zat yang maha hidup kekal abadi’.
Advertisement
Al-Hayyu juga mengandung makna bahwa Allah SWT adalah pencipta 18 ribu alam dari ketiadaan dan yang memberikan kehidupan. Tentu saja Allah SWT tidak hanya memberikan kehidupan semata, tetapi Dia juga Maha Menghidupi.
Al-Qayyum berarti ‘yang berdiri sendiri’. Tidak hanya memberikan kehidupan, Allah pula yang berdiri sendiri menjaga serta melindungi kehidupan tersebut.
Dari penjelasan tersebut, tidak hanya menunjukkan keindahan Asmaul Husna Ya Hayyu Ya Qayyum, melainkan juga menunjukkan betapa dalamnya makna kedua nama Allah tersebut.
Zikir dan doa Ya Hayyu Ya Qayyum bisa dipakai dalam beberapa kesempatan.
Menyebut Al Hayyu dan Al Qayyum dalam Doa
Ada beberapa zikir dan do’a yang menggunakan nama Allah Al-Hayyu Al-Qayyum.
Pertama, mintalah dengan nama Allah yang agung, Al-Hayyu dan Al-Qayyum dalam doa.
عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّى ثُمَّ دَعَا اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.
فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى »
Dari Anas, ia pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dalam keadaan duduk lantas ada seseorang yang shalat, kemudian ia berdo’a,
“Allahumma inni as-aluka bi-anna lakal hamda, laa ilaha illa anta al-mannaan badii’us samaawaati wal ardh, yaa dzal jalali wal ikram, yaa hayyu yaa qayyum.
Artinya: [Ya Allah, aku meminta pada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Banyak Memberi Karunia, Yang Menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah yang Maha Mulia dan Penuh Kemuliaan, Ya Hayyu Ya Qayyum –Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya-].”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ia telah berdo’a pada Allah dengan nama yang agung di mana siapa yang berdo’a dengan nama tersebut, maka akan diijabahi. Dan jika diminta dengan nama tersebut, maka Allah akan beri.” (HR. Abu Daud no. 1495 dan An-Nasa’i no. 1301. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Berkah fadilahnya yang luar biasa, tidak mengherankan jika Ya Hayyu Ya Qayyum juga disarankan untuk disebut sebagai bacaan wirid. Wirid atau dzikir Ya Hayyu Ya Qayyum disebut-sebut memiliki fadillah yang sangat luar biasa. Dua Asmaul Husna Ya Hayyu Ya Qayyum juga diajurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dibaca sebagai wirid di pagi hari dan petang hari.
Advertisement
Kedua, nama Allah Ya-Hayyu Ya-Qayyum dalam zikir pagi petang
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Fatimah (puterinya), “Apa yang menghalangimu untuk mendengar wasiatku atau yang kuingatkan padamu setiap pagi dan petang yaitu ucapkanlah:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
“Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan.
Aartinya: [Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya].” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah no. 46, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 381: 570, Al-Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al-Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 227).
Adapun bacaan zikir tersebut adalah Ya Hayyu Ya Qayyum Laa ilaaha illa anta sebanyak 40 kali, kemudian dilanjutkan membaca surah Al-Ikhlas 11 kali, Al-Falaq 1 kali, lalu An-Nas 1 kali, dan ditutup dengan membaca Subhanallah wa bihamdihi, subhanallahil adhim, astaghfirullah sebanyak 100 kali.
Ketiga, menyebut Ya Hayyu Ya Qayyum ketika dirundung duka
Selain disebut dalam zikir, Ya Hayyu Ya Qayyum juga disebutkan dalam doa yang dipanjatkan ketika Nabi Muhammad SAW merasa sedih.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ « يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ »
Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dapat masalah berat, beliau membaca: Yaa Hayyu Yaa Qayyum, bi rahmatika as-taghiits.
Artinya: [Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan].” (HR. Tirmidzi no. 3524. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadts ini hasan)
Ada juga doa yang lafazhnya hampir mirip dengan lafazh di atas dari hadits Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Doa orang yang dirundung duka: Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta [artinya: Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau].” (HR. Abu Daud no. 5090, Ahmad 5: 42. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan karena mengingat adanya penguat).
Advertisement