Sukses

Siapakah yang Lebih Banyak Menghuni Surga? Laki-laki atau Perempuan?

Golongan yang paling banyak menghuni surga.

Liputan6.com, Jakarta - Muhammad bin Sirin atau terkenal Ibnu Sirin mengutip hadis riwayat sahabat Abu Hurairah ra yang mengisahkan perdebatan perihal jumlah laki-laki dan perempuan perihal di surga. Dalam hadis tersebut menjelaskan kelompok pertama dan kedua yang masuk ke dalam surga

Mengutip dari laman NU Online, disebutkan bahwa sahabat Abu Hurairah ra melalui hadis Rasulullah SAW menengahi perdebatan jumlah dari golongan mereka yang terbanyak menghuni surga. Dengan hadis Rasulullah SAW tersebut, sahabat Abu Hurairah ra memberikan gambaran jumlah laki-laki dan perempuan penghuni surga.

عَنْ مُحَمَّدٍ قَالَ إِمَّا تَفَاخَرُوا وَإِمَّا تَذَاكَرُوا الرِّجَالُ فِي الْجَنَّةِ أَكْثَرُ أَمْ النِّسَاءُ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَوَ لَمْ يَقُلْ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّتِي تَلِيهَا عَلَى أَضْوَإِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ رواه البخاري ومسلم 

Artinya: “Dari Muhammad bin Sirin, suatu hari lak-laki dan perempuan saling membanggakan dan menyebut-nyebut diri, apakah laki-laki atau perempuan yang lebih banyak di surga. Sahabat Abu Hurairah ra berkomentar,  ‘Bukankah Nabi Muhammad saw telah bersabda, ‘Rombongan pertama masuk ke surga dengan bercahaya laksana bulan purnama. Rombongan berikutnya juga bercahaya laksana bintang yang berkilau di langit. Setiap laki-laki memiliki dua istri yang sumsum betis keduanya tembus terlihat dari balik daging. Di surga tidak ada yang tidak punya pasangan,” (HR Bukhari dan Muslim).

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

Golongan Mayoritas Penghuni Surga

Ibnu Sirin pada riwayat berbeda menceritakan mengenai perseteruan laki-laki dan perempuan yang kemudian bertanya kepada sahabat Abu Hurairah ra perihal perbandingan ke dua golongan tersebut di surga sebagaimana yang terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Ulayyah:

 عَنْ ابْنِ سِيرِينَ قَالَ اخْتَصَمَ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ أَيُّهُمْ فِي الْجَنَّةِ أَكْثَرُ فَسَأَلُوا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِ حَدِيثِ ابْنِ عُلَيَّةَ 

Artinya: “Dari Ibnu Sirin, ia bercerita bahwa laki-laki dan perempuan bertikai perihal jenis mana di antara mereka yang paling banyak menghuni surga. Mereka lalu bertanya sahabat Abu Hurairah ra, ia berkata, Nabi Muhammad saw bersabda seperti hadits riwayat Ibnu Ulayyah sebelumnya dari Abu Hurairah ra,” (HR Muslim). 

Para ulama, seperti Imam An-Nawawi, memahami bahwa hadis ini secara harfiah menegaskan bahwa perempuan merupakan mayoritas penghuni surga kelak. Perempuan yang dimaksud adalah perempuan jenis manusia bukan bidadari surga.

 قال القاضي ظاهر هذا الحديث أن النساء أكثر أهل الجنة وفى الحديث الآخر أنهن أكثر أهل النار قال فيخرج من مجموع هذا أن النساء أكثر ولد آدم قال وهذا كله فى الآدميات والا فقد جاء للواحد من أهل الجنة من الحور العدد الكثير 

Artinya: “Al-Qadhi berkata, secara harfiah hadits ini mengatakan, perempuan merupakan penghuni terbanyak surga. Tetapi hadits lain menyebutkan bahwa mereka adalah penduduk terbanyak neraka. Keluar dari pertemuan kontradiksi ini, dapat dikatakan bahwa perempuan merupakan keturunan terbanyak anak Adam. Semuanya merupakan bangsa manusia. Kalau tidak dipahami demikian, tentu jumlah bidadari yang banyak itu akan disebut sebagai pasangan seorang laki-laki penghuni surga,” (Imam An-Nawawi, Al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim Ibnil Hajjaj, [Kairo, Darul Hadits: 1998 M/1419 ], juz IX, halaman 189).

3 dari 3 halaman

Golongan Mayoritas Penghuni Neraka

Adapun berikut ini adalah hadis yang menyebutkan mayoritas penghuni neraka adalah perempuan karena mengingkari kebaikan pasangannya. Hadis ini tidak menafikan hadis sebelumnya yang menyebut mayoritas penghuni surga adalah perempuan.

 وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ 

Artinya: “’Aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. kulihat ternyata kebanyakan penghuninya adalah perempuan/wanita.’ Mereka bertanya, ‘Kenapa perempuan mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’ Sahabat bertanya, ‘Apakah perempuan itu kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya kau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sekian lama, kemudian suatu saat ia melihat sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) darimu, niscaya ia akan berkata, 'Aku sama sekali belum melihat kebaikan darimu,'" (HR Bukhari). 

Dari sini jelas bahwa perseteruan laki-laki dan perempuan perihal mayoritas penghuni surga pernah mencuat pada generasi awal Islam. Dari generasi awal ini, pertanyaan terkait jumlah mayoritas penghuni surga telah terjawab. Wallahu a’lam.