Sukses

10 Fakta Keistimewaan Hajar Aswad, Batu dari Surga yang Diantar Malaikat Jibril

Semula Hajar Aswad adalah batu berwarna putih, seputih susu. Namun, yang kini bisa disaksikan, Hajar Aswad berwarna hitam

Liputan6.com, Jakarta - Tiap tahun jutaan umat Islam sedunia melakukan ibadah haji dan umrah di Makkah dan Madinah. Di dua kota suci itulah, ritual ibadah dilakukan.

Menjadi pemandangan umum tiap saat, ribuan orang bertawaf dan berdesak-desakan karena ingin mencium atau sekadar memegang Hajar Aswad.

Ritus itu sangat populer di kalangan umat Islam. Hal itu tak lepas dari hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, yang artinya:

'Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Hajar Aswad memiliki lidah dan bibir yang dapat memberikan kesaksian terhadap orang yang mencium atau menyentuhnya pada Hari Kiamat dengan Jujur.”'

Rasulullah SAW pun diketahui mencium Hajar Aswad.

Berikut ini adalah fakta-fakta Hajar Aswad, sekaligus keistimewaan Hajar Aswad, seperti dinukil dari kitab Fadhlu Hajar Aswad wa Maqam Ibrahim karya Prof. Dr. Said Muhammad Bakdasy yang merupakan pakar fikih dan ushul fikih Universitas Thayibah Madinah seperti tertulis di laman nu.or.id.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Berasal dari Langit

Hajar Aswad adalah batu yang turun dari langit, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Batu itu diserahkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim untuk diletakkan di sudut Ka’bah sebagai pertanda dan lokasi dimulainya thawaf. Sudut itu adalah sudut bagian tenggara dari Ka’bah. Sekarang, batu tersebut dinamakan Rukun.

Al-Azraqi meriwayatkan dari Ibnu Ishaq mengenai sejarah Nabi Ibrahim yang membangun Ka’bah. Ia berkata: Ketika bangunan Ka’bah itu semakin tinggi, ismail mendekatkan sebuah Maqam (tempat berdiri) kepada Ibrahim sehingga dia dapat berdiri diatasnya untuk membangun Ka’bah.

Ismail memindah-mindahkan Maqam tersebut ke setiap penjuru Ka’bah sehingga akhirnya sampai kepada Rukun Hijir. Lalu Ibrahim berkata kepada Ismail, “Ambilkan saya sebuah batu untuk diletakkan disini, agar nanti menjadi tanda dimulainya tawaf untuk umat manusia.”

Ismail akhirnya pergi untuk mencarikan sebuah batu untuk ayahnya. Sebelum Ismail kembali, Jibril telah mendatangi Ibrahim dengan membawa Hajar Aswad.

2. Berukuran Satu Hasta

Ukuran Hajar aswad sekitar satu dzira’ (hasta) sebagaimana yang dikabarkan dalam atsar (Perkataan sahabat yang bersandar kepada Nabi). Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata, “Hajar Aswad dahulu lebih putih dari susu dan panjangnya seukuran tulang hasta.”

Satu hasta adalah sekitar satu lengan orang dewasa, atau dari siku sampai ujung jari tengah.

3. Berwarna Putih Seperti Susu

Hajar Aswad dahulunya berwarna putih, bahkan lebih putih dari salju dan susu. Ia berubah menjadi hitam akibat dosa orang-orang musyrik. Batu tersebut ditanam saat pembangunan Ka’bah. Yang nampak darinya sekarang hanya bagian depannya saja yang menghitam akibat dosa orang-orang musyrik. Adapun yang tertanam saat pembangunan Ka’bah warnanya putih.

Al Fakihi meriwayatkan dari Mujahid. Dia berkata, “Aku melihat Rukun saat Ibnu Zubair merobohkan Ka’bah. Tampak seluruh bagian batunya yang terdapat di bagian dalam Ka’bah berwarna putih.”

 

3 dari 4 halaman

4. Tangan Kanan Allah di Muka Bumi

Al Azraqi dan Ibnu Umar meriwayatkan dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata, “Sesungguhnya Rukun ini adalah tangan kanan Allah di muka bumi, ia disalami oleh hamba-hamba Nya layaknya seseorang yang menyalami saudaranya”.

5. Bagian dari Batu Yakut Surga

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Ash ra., ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Rukun dan Maqam Ibrahim merupakan dua batu yakut (batu mulia) yang menjadi bagian dari batu yakut surga. Jika saja Allah tidak menghapus cahayanya, maka kedua batu itu akan menerangi Timur dan barat”.

Yang dimaksud dengan Rukun adalah Hajar Aswad, sedangkan Maqam Ibrahim adalah tempat berdiri Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah.

6. Akan Kembali ke Surga

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Rukun dan maqam merupakan bagian dari batu yakut surga. Keduanya akan kembali ke surga. Jika saja ia tidak terkontaminasi oleh perbuatan yang buruk, ia akan mampu memberikan kesembuhan kepada penderita buta dan lepra.”

7. Menghapus Dosa dengan Mengusapnya

Dalam riwayat an Nasai disebutkan dengan lafal sebagai berikut, “Menyentuh Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapus dosa.”

 

4 dari 4 halaman

8. Dicium Rasulullah SAW

Imam ‘Izuddin bin Jama’ah berkata, “Jika ingin mencium tempat ketika Rasulullah saw. Menciumnya dengan penuh keyakinan, ciumlah seluruh bagian Hajar Aswad jika memungkinkan. Sungguh aku telah mencium seluruh bagian hajar Aswad berkali-kali berkat karunia Allah.”

9. Sebagai Tempat Mustajab

Ibnu Abbas ra. Berkata, “Barang siapa yang menyentuh Rukun ini (Hajar Aswad) lalu berdoa, doanya akan dikabulkan.” Dikatakan kepada Ibnu Abbas, “Apakah akan dikabulkan meskipun dia melakukannya dengan cepat? Ibnu Abbas menjawab, “Ya, meskipun lebih cepat dari kilat yang menyambar”.

10. Akan Bersaksi di Hari Kiamat

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Hajar Aswad memiliki lidah dan bibir yang dapat memberikan kesaksian terhadap orang yang mencium atau menyentuhnya pada Hari Kiamat dengan Jujur.”

nubanyumas.com

Tim Rembulan