Sukses

40 Kata-Kata Mutiara Habib Husein Ja’far, Bijak dan Sarat Makna

Habib Husein Ja’far Al Hadar dikenal sebagai pendakwah yang sering viral di media sosial. Gaya dakwahnya yang menggunakan bahasa gaul dan kekinian membuat keturunan Nabi Muhammad SAW ini digemari kawula muda.

Liputan6.com, Jakarta - Habib Husein Ja’far Al Hadar dikenal sebagai pendakwah yang sering viral di media sosial. Gaya dakwahnya yang menggunakan bahasa gaul dan kekinian membuat keturunan Nabi Muhammad SAW ini digemari kawula muda. 

Habib Ja’far menjadi salah satu keturunan Rasulullah SAW yang sangat dekat dengan kalangan selebriti Tanah Air. Ia sering berkolaborasi konten dengan para komedi maupun artis lainnya dengan tetap menyampaikan pesan dakwah.

Sebagai seorang pendakwah, Habib Ja’far memanfaatkan segala media untuk menyampaikan dakwah. Sebut saja seperti Instagram, YouTube, bahkan televisi. Tidak heran kalau lulusan Sarjana Filsafat Islam di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini disebut sebagai habib industri. 

Penulis buku Tuhan Ada di Hatimu suka menyelipkan jokes lucu dalam materi dakwahnya. Tujuannya agar para pendengar tidak merasa bosan menyimak penyampainya.

Di samping itu, kata-kata mutiara islami sering ia sampaikan dalam dakwahnya. Mengutip merdeka.com, berikut ini kami kumpulkan kata-kata mutiara Habib Ja’far yang bijak dan sarat makna.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 5 halaman

Kata-Kata Mutiara Habib Ja’far

1. "Semakin mengaji, semakin kita paham betapa tak terbatasnya medan makna AlQuran dan betapa kerdilnya pikiran kita, sehingga kita terus semakin rendah hati. Bukan justru semakin sok."

2. "Kalau Nabi sabdakan bahwa: 'Bumi ini semuanya masjid'. Yang terpikir dalam benak saya bukan keberadaan Tuhan di bangunan kubah yang kita sebut masjid itu. Tapi di mana saya melihat Tuhan dan menyebabkan saya bersujud pada-Nya, di sanalah masjid."

3. "Jika kita ingin menjadi manusia yang mulia, maka tak ada cara lain kecuali menyandingkan diri kita dengan AlQuran."

4. "Ibadah yang langsung kepada Allah adalah memasukkan rasa bahagia ke hati orang lain."

5. "Muslim belum tentu Islam. Karena bisa jadi umat Islam tidak merepresentasikan nilai-nilai Islam itu sendiri."

6. "Karena Islam seperti gelas bening yang saat diisi kopi ia seolah hitam dan saat diisi jeruk seolah kuning, padahal ia tetap bening."

7. "Matematika Allah bukan dihitung dari seberapa langkah kita (ke masjid). Tapi seberapa besar kemauan kita."

8. "Kalau diperintah atau dilarang atas sesuatu yang tak ada alasan rasionalnya, maka di sanalah ketaatan kita diuji oleh Allah."

9. "Nikmat terbesar Tuhan kepada kita adalah kemerdekaan. Kita diciptakan merdeka. Syukuri dengan mau menjadi diri sendiri."

10. "Jika ada pendakwah Islam yang justru mencerai-beraikan sesama muslim atas nama perbedaan pandangan, ia berarti telah mengkhianati Nabi. Karena Nabi mempersatukan, tapi ia mencerai-beraikan."

3 dari 5 halaman

Kata-Kata Bijak Habib Ja’far

11. "Bagi saya, bentuk penistaan atas Tuhan adalah jika ada orang yang menghina orang miskin atau apa pun ciptaan-Nya."

12. "Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan.

13. "Jika seseorang itu bukan saudaramu dalam agama, maka dia saudaramu dalam kemanusiaan."

14. "Masjid bisa roboh, Ka'bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.

15. "Dokter dan Obat itu adalah perantara untuk mengetuk pintu ksembuhan yang diberikan oleh Allah SWT."

16. "Ibarat kata dalam satu taman, semua bunga layu dan masih ada satu yang masih hidup. Ingin fokus kembangkan ke satu yang masih hidup, ketimbang meratapi dan menghakimi yang mati."

17. "Jangan sampai setelah berhijrah, ibadah kita menjadi lebih semangat, namun kita menjadi tidak murah senyum kepada orang lain."

18. "Kita bisa berbeda dalam hal kebenaran, namun kita memiliki visi yang sama dalam hal kebaikan."

19. "Mengalah bukan berarti kalah, tapi justru puncak kemenangan."

20. "Pendapat kita benar, tapi bisa jadi mengandung kesalahan. Sedangkan pendapat orang lain salah, tapi bisa jadi mengandung kebenaran."

4 dari 5 halaman

Kata-Kata Inspiratif Habib Ja’far

21. "Pertanyaannya, dulu agama turun untuk mendamaikan, sekarang kok justru agama menjadi sumber kegaduhan."

22. "Dalam kepedihan apa pun hikmah yang lebih besar terkandung dibanding kepedihan itu sendiri."

23. "Pembelaan atas nama Tuhan sebenarnya hanyalah pembelaan atas ego suatu kelompok saja."

24. "Banyak orang yang hanya berislam secara simbolik. Tapi tidak berislam secara substansi."

25. "Begitu seseorang merasa pintar, maka saat itu ia berarti bodoh. Sebagaimana begitu seseorang merasa suci, saat itu ia sedang kotor."

26. "Melukai dengan lisan lebih buruk daripada melukai menggunakan pedang."

27. "Kita bisa berbeda dalam hal kebenaran, namun kita memiliki visi yang sama dalam hal kebaikan."

28. "Peperangan itu bukan hanya tidak selaras dengan ajaran Islam tapi mengkhianati fitrah manusia yang pada dasarnya membenci peperangan."

29. "Semua musik yang mengajak kepada nilai-nilai luhur: kemanusiaan, perdamaian, ketulusan, cinta, kesetiaan, dan lain-lain itu termasuk musik yang baik."

30. "Terorisme itu nyata. Ia membunuh, ia membakar rumah ibadah. Sesedikit apapun teroris itu, mereka mengerikan. Karena jelas kata Qur’an, satu nyawa dibunuh tanpa alasan benar, seperti membunuh seluruh umat manusia. Mari bersama rapatkan shaf (barisan) melawan mereka."

5 dari 5 halaman

Kata-Kata Habib Ja’far Sarat Makna

31. "Tugasmu dari Tuhan itu jadi baik, bukan terlihat baik di mata manusia."

32. "Mari kita selalu berakhlak dan mempersatukan, seperti Nabi SAW yang terbaik akhlaknya dan mempersatukan para nabi dan kaumnya di akhirat."

33. "Sering kali kita mengkambinghitamkan orang lain atau sesuatu di luar diri kita. Padahal yang bermasalah adalah diri kita sendiri. Begitu pula kadang kita mencari solusi di luar diri. Padahal solusi itu sebenarnya ada dalam diri."

34. "Tiap golongan itu punya pahlawannya, seperti tiap kaum punya nabinya. Saling hormati para pahlawan, seperti tiap umat harus hormati dari kaum lain."

35. "Beda itu nada! Maka, saya tak heran ada yang tak suka beda juga sekaligus tak suka nada, Saya memilih suka keduanya, karena keduanya sama-sama indah."

36. Yang paling aku takutkan adalah ketakutanku pada diri sendiri: kepentinganku, nafsuku, dan golonganku. Karena itu, dalam tasawuf, yang harus pertama kau urus dan kendalikan adalah egomu.

37. "Pembenci memikirkan yang dibenci. Maka hidupnya selalu suram. Pecinta memikirkan yang dicinta, maka hidupnya selalu cerah."

38. "Guru adalah siapa saja yang mengajariku walau sehuruf. Maka, berakhlaklah pada siapapun, karena bisa jadi ia gurumu yang tidak kamu sadari."

39. "Yang perlu kau dengar hanya dua jenis orang, yakni yang mencintaimu karena dia bicara dengan ketulusan dan yang pintar karena dia bicara dengan keilmuan."

40. "Terlihat buruk di mata manusia padahal baik di mata-Nya, itu cobaan yang akan jadi pahala besar."