Liputan6.com, Jakarta Operasional ibadah haji 1444 Hijriah telah berjalan yang ditandai dengan kedatangan ribuan jemaah Indonesia di Kota Madinah, Arab Saudi sejak Rabu, 24 Mei 2023 lalu. Para petugas, baik di Daerah Kerja (Daker) Bandara maupun Daker Madinah sudah menjalankan tugasnya sesuai bidang masing-masing untuk memberikan layanan kepada jemaah haji.
Persiapan di Daker Makkah juga sudah mendekati final. Para petugas Daker Makkah mulai tiba di Arab Saudi sejak Jumat, 26 Mei 2023 kemarin. Sementara, jemaah haji Indonesia dijadwalkan mulai masuk ke Kota Kelahiran Nabi Muhammad itu mulai 2 Juni 2023 mendatang.
Baca Juga
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M kini mulai memantau persiapan fasilitas di tenda Arafah dan Mina. Meski puncak haji masih lebih dari satu bulan ke depan, namun persiapan harus dilakukan dari sekarang agar pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia maksimal.
Advertisement
"Hari ini kita mantau progres penyiapan fasilitas di Arafah dan Mina yang dilakukan oleh pihak Syarikah atau Muassasah. Kita lakukan jauh-jauh hari untuk memastikan ada progres yang baik dari persiapan yang dilakukan Muassasah," kata Ketua PPIHÂ Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid di Arafah, Jumat, 26 Mei 2023.Â
Ikut dalam pemantauan ini, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kadaker Makkah Khalilurrahman, Kasi Akomodasi Daker Makkah Abduh, dan perwakilan dari Syarikah.
Â
Tenda Arafah yang Akan Titempati Jemaah Haji Indonesia Telah Terpasang 80 Persen
Pemantauan pertama kali dilakukan pada proses pemasangan tenda di Arafah. Menurut Subhan, sampai hari ini sudah 80 persen tenda Arafah yang akan ditempati jemaah Indonesia telah terpasang. Beberapa di antaranya juga sudah terpasang instalasi listrik dan juga pendingin ruangan (AC).
"Tahun ini, lantai tenda Arafah dilapisi pasir sebelum dipasang karpet dan kasur busa. Sehingga, diharapkan permukaannya menjadi lebih rata dan lebih nyaman," sebut Subhan.
"Tadi kita minta agar penerangan di tenda lebih terang lagi karena banyak juga jemaah yang memanfaatkan waktu di Arafah untuk membaca Al-Qur'an. Saklar listrik kita cek jumlahnya juga cukup banyak," sambungnya.
Menurut Subhan, luas tenda di Arafah cukup beragam, mulai dari 250 m2, 300 m2, 375 m2, hingga yang terbesar 600 m2. Jumlah jemaah di setiap tenda disesuaikan dengan luas ruangannya. Rata-rata setiap jemaah mendapat ruang seluas 1,5 sampai 1,6 m2.
"Selain tenda, kita juga cek toilet Arafah. Beberapa sudah dilakukan renovasi. Namun, kami minta agar Syarikah segera menyiapkan tambahan toilet di setiap maktabnya," tegas Subhan.
Keberadaan toilet tambahan di Arafah sangat penting, kata Subhan, untuk mengurangi antrian yang panjang. Hal itu diharapkan akan menambah kenyamanan jemaah. Apalagi, secara lahan dimungkinkan karena kawasan Arafah cukup luas.
"Gus Menteri sangat concern terhadap toilet tambahan di Arafah agar bisa digunakan jemaah," jelas Subhan.
"Pengecekan kesiapan layanan di Arafah akan dilakukan secara berkala. Senin mendatang akan kita cek lagi untuk melihat progressnya," sambungnya.
Â
Advertisement
Persiapan di Mina
Selain Arafah, pengecekan fasilitas juga dilakukan di tenda-tenda Mina yang akan ditempati jemaah haji Indonesia. Kalau di Arafah jemaah hanya menginap semalam, di Mina masa tinggal mereka lebih lama, paling cepat tiga malam.
"Tadi kita cek tenda di Mina. Lantai yang dulunya batako, sudah dipasang keramik," kata Subhan.
"Toilet Mina juga sedang direnovasi, meski tidak bisa ditambah karena lahannya yang memang sangat terbatas. Tapi kondisinya harus bagus agar jemaah nyaman menggunakannya. Toilet juga dibuat agar ramah lansia dan difabel," lanjutnya.
Sebagaimana Arafah, pemantauan atas penyiapan fasilitas di Mina juga akan dilakukan secara berkala. Subhan berharap, semuanya sudah siap pada 6 Zulhijah 1444 H atau tiga hari sebelum puncak haji.