Sukses

7 Filosofi Pengentasan Kemiskinan dan Metode Dakwah ala Sunan Drajat

Sejarah, latar belakang hingga metode dakwah sunan drajat.

Liputan6.com, Jakarta - Sunan Drajat adalah salah satu dari sembilan walisongo. Sunan Drajat bernama kecil Raden Syari­fuddin atau Raden Qasim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. 

Setelah menguasai pelajaran Islam, ia me­ngambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun.

Sunan Drajat dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, sangat memperha­tikan nasib kaum fakir miskin. Ia terle­bih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. 

Sunan Drajat atau Raden Qasim merupakan saudara dari Sunan Bonang, yang juga merupakan keturunan ke-24 Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 4 halaman

Filosofi Sunan Drajat

Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran kompleks makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut:

  1. Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain)
  2. Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
  3. Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
  4. Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)
  5. Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan mem­peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).
  6. Mulya guna panca waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)
  7. Mènèhana teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (berilah tongkat pada orang buta, berilah makan pada orang yg lapar, berilah pakaian pada orang yg telanjang, berilah tempat berteduh pada orang yg kehujanan, berilah ilmu agar orang menjadi pandai, sejahterakanlah kehidupan masya­rakat yang miskin, ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita).
3 dari 4 halaman

Metode Dakwah Sunan Drajat

1. Melebur dengan masyarakat

Strategi pertama yang digunakan oleh Sunan Drajat untuk menyebarkan agama Islam adalah dengan menjadi bagian penting dalam masyarakat salah satunya dengan menikahi putri-putri dari para petinggi desa. Dengan strategi tersebut, Sunan Drajat bisa lebih mudah untuk mengajak para pemimpin dan rakyat untuk belajar dan masuk agama Islam. 

Selain itu, setelah menjadi orang penting di dalam masyarakat, beliau juga bisa dengan mudah mengajak orang-orang kaya di daerah tersebut untuk berinfak. Ia juga menjadi bagian penting di dalam masyarakat, yaitu dengan menyembuhkan orang-orang yang sakit melalui doa dan obat herbal.

2. Peduli dan mengayomi masyarakat

Sunan Drajat merupakan seorang wali yang sangat memperhatikan masyarakat dimana beliau tinggal. Salah satu buktinya yaitu dengan melakukan ronda dan mengitari perkampungan saat malam hari agar masyarakat terlindung dari gangguan makhluk halus yang pada saat itu sering meneror warga setempat.

Selain itu, biasanya sehabis ashar beliau selalu berkeliling untuk mengingatkan masyarakat agar menghentikan pekerjaannya dan mengajak untuk melakukan sholat maghrib berjamaah.

3. Mengentaskan kemiskinan

Selain kepedulian yang tinggi, Sunan Drajat juga memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Sunan Drajat selalu berusaha untuk mengentaskan kemiskinan yang ada pada daerah tersebut dengan berbagai cara. Setelah beliau mulai berhasil dan hati rakyat mulai bisa diambil, beliau kemudian mengajarkan ajaran agama Islam kepada mereka.

 

4 dari 4 halaman

Metode Dakwah Lainnya

4. Menggunakan kearifan dan kebijaksanaan

Saat melakukan dakwahnya, beliau juga selalu menggunakan cara yang bijak dan tidak pernah sama sekali untuk memaksa seseorang masuk ke agama Islam.

Beliau juga melakukan berbagai pendekatan dengan masyarakat seperti dengan mendirikan pesantren, menggelar pengajian di masjid, dan juga memberikan petuah atau solusi bagi setiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh rakyat.

Sunan Drajat selalu berfatwa kepada rakyatnya untuk tidak saling menyakiti satu sama lain, baik dari segi perkataan ataupun perbuatan. Beliau juga selalu mengajarkan untuk selalu tolong menolong terhadap sesama di dunia ini.

5. Menggunakan Kesenian

Metode lain yang diterapkan oleh Sunan Drajat untuk menyebarkan ajaran agama Islam yaitu melalui kesenian tradisional. Jenis kesenian yang beliau gunakan adalah tembang atau lagu, dimana beliau menciptakan tembang pangkur yang dinyanyikan dengan diiringi alat musik gamelan. Tembang tersebut memiliki isi atau makna mengenai nilai-nilai ajaran agama Islam.

Fakta menarik lainnya yaitu Sunan Drajat ternyata sangat ahli dalam bermain alat musik. Hal tersebut terbukti dengan adanya seperangkat alat musik gamelan dengan nama Singo Mengkok yang hingga kini masih tersimpan dengan baik di Museum Sunan Drajat.

6. Melalui pitutur sosial

Metode terakhir yang digunakan oleh Sunan Drajat dalam berdakwah agama Islam yaitu dengan mengajarkan cara hidup sebagai makhluk sosial yang baik. Dengan berbagai metode ini, Sunan Drajat berhasil menarik hati dan perhatian masyarakat untuk mau belajar ajaran agama Islam. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mau memeluk agama Islam.