Sukses

Siap 100 Persen, Ini Sederet Fasilitas Ramah Lansia Hotel Jemaah Haji RI di Makkah

Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M segera memasuki tahap kedatangan jemaah di Kota Makkah Al-Mukarramah. Jemaah haji Indonesia yang berada di Madinah sejak 24 Mei 2023, secara bertahap akan diberangkatkan ke Kota Kelahiran Nabi mulai besok, Kamis, 1 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M segera memasuki tahap kedatangan jemaah di Kota Makkah Al-Mukarramah. Jemaah haji Indonesia yang berada di Madinah sejak 24 Mei 2023, secara bertahap akan diberangkatkan ke Kota Kelahiran Nabi mulai besok, Kamis, 1 Juni 2023.

Dijadwalkan, pada hari pertama sebanyak 1.889 jemaah akan diberangkatkan dari Madinah ke Makkah. Mereka terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter), yakni kloter 1 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-01), Solo (SOC-01), Makassar (UPG-01), Aceh (BTJ-01), dan Kualanamu/Medan (KNO-01).

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Khalilurrahman, memastikan seluruh petugas haji Indonesia yang bertugas di Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah siap menyambut kehadiran jemaah. Berbagai layanan jemaah di Makkah juga sudah siap, salah satunya adalah akomodasi.

"Untuk akomodasi jemaah sudah siap 100 persen. Berbagai fasilitas ramah lansia dan juga stiker-stiker imbauan untuk prioritas lansia dan disabilitas juga sudah dipasang. Insyaallah tinggal menunggu jemaah tiba," ujar Khalil di Makkah, Rabu (31/5/2023).

"Beberapa fasilitas pendukung bagi jemaah lansia dan disabilitas juga sudah dicek kesiapaannya, seperti kursi tambahan di bawah shower dan handrail (pegangan tangan) di kamar mandi. Bahkan di beberapa hotel disiapkan juga tombol dan lampu darurat untuk para disabilitas dan lansia," lanjutnya.

Selain itu, kata Khalil, fasilitas pendukung bagi jemaah di hotel juga sudah disiapkan. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain, dispenser, ruang cuci, hingga tempat jemur. Sehingga para jemaah dapat malakukkan aktivitas layaknya di rumah sendiri.

"Di tiap kamar sudah disediakan selimut, bantal, lemari baju, lemari es, brankas serta jemaah bisa mencuci sendiri di hotel," ujar Khalil.

Ada 108 hotel dengan taraf minimal bintang tiga yang sudah disiapkan di Kota Makkah. Pemondokan jemaah ini tersebar di 11 sektor sekitar Masjidil Haram.

Sektor 1 dan 2 berlokasi di Mahbas Jin. Sektor 3 sampai 5 berada di kawasan Syisah. Sektor 6 dan 7 di Raudlah. Sektor 8 dan 9 di Jarwal. Sedang sektor 10 dan 11 berada di Misfalah.

 

2 dari 2 halaman

Jemaah Haji Lansia Tidak Harus Paksakan Diri Salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi

Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengingatkan para petugas untuk mengurangi risiko menghadapi periode kritis operasional penyelenggaraan haji 2023.

Sesuai dengan jargon penyelenggaraan haji tahun ini, "Haji Ramah Lansia", ribuan petugas diimbau tidak hanya memberi pelayanan ekstra kepada para jamaah lansia dan difabel, tetapi juga menjaga mereka agar tetap memiliki fisik prima menghadapi puncak haji pada rentang tanggal 8 sampai 13 Dzulhijjah 1444 H.

Karena itu, kata Arsad, jamaah haji yang memiliki risiko tinggi seperti lansia dan difabel perlu mengantisipasi dengan tidak memaksakan diri pada ibadah-ibadah sunnah yang menguras tenaga.

Berbagai rukhsah atau keringanan ibadah juga perlu diterapkan untuk mencegah mudarat.

Tidak Harus Shalat di Masjid

Satu hal yang banyak menarik perhatian jamaah haji adalah hadits tentang keutamaan shalat di Masjidil Haram yang mempunyai kelipatan seratus ribu kali dan shalat di Masjid Nabawi berkelipatan seribu kali dibanding shalat di masjid lainnya. Jemaah haji pun berbondong-bondong berburu pahala di Masjid Haramaian (dua masjid suci) tersebut.

"Masalah timbul ketika jemaah lansia atau risti (risiko tinggi) memaksakan diri menunaikan Arbain (shalat fardhu berjamaah selama 40 waktu) di Masjid Nabawi dan shalat rutin berjamaah di Masjidil Haram. Energi mereka sudah habis sebelum puncak haji," kata Arsad.

Konsultan Ibadah Haji PPIH Arab Saudi KH Miftah Faqih mengatakan, bagi lansia shalat di hotel atau pemondokan lebih utama daripada shalat di Masjidil Haram karena mempertimbangkan mudarat yang bakal diterima jamaah.

"Hotel (berlokasi) di Tanah Suci. Masjidil Haram di Tanah Suci. Maka, pelipatgandaan pahalanya ya sama," papar Kiai Miftah yang juga Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini.

Penjelasan ini juga selaras dengan statemen sahabat Nabi, Ibnu Abbas bahwa tanah haram seluruhnya adalah Masjidil Haram.

Imam at-Thabari dalam Jami’ul Bayan menjelaskan, ketika Rasulullah melakukan isra, beliau tidur di rumah Ummi Hani binti Abi Thalib. Namun dalam surat al-Isra’ [17]:1, disebutkan bahwa perjalanan itu dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjid al-Aqsa. Hal ini bermakna seluruh tanah haram adalah masjid.