Sukses

Sa'i dan Kesaksian Bukit Shafa dan Marwah Atas Perjuangan Ibu Demi Anaknya

Sa'i merupakan ritual yang merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah. Secara sederhana, sa'i adalah lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah

Liputan6.com, Jakarta - Sa'i merupakan ritual yang merupakan bagian dari ibadah haji dan umrah. Secara sederhana, sa'i adalah lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah.

Perlu diketahui, lari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah ini merupakan  tapak tilas perjuangan ibu nan agung, Hajar RA atau Siti Hajar, yang sedang berusaha mencari air untuk anaknya, Ismail AS.

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua bukit yang menjadi saksi perjuangan Siti Hajar istri Nabi Ibrahim AS. Kala itu, Nabi Ibrahim harus meninggalkan Siti Hajar yang baru melahirkan Nabi Ismail AS untuk sebuah perintah.

Tatkala Siti Hajar mulai kehabisan persediaan air, dia bolak-balik melintasi Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari sumber air, namun tidak kunjung mendapatkan. Di sinilah kita disuruh napak tilas perjuangannya dengan melakukan sa'i.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 158 :

اِنَّ الصَّفَا وَالۡمَرۡوَةَ مِنۡ شَعَآٮِٕرِ اللّٰهِۚ فَمَنۡ حَجَّ الۡبَيۡتَ اَوِ اعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ اَنۡ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ؕ وَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا ۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيۡمٌ

Artinya: Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah : 158)

"Dahulu, lokasi Bukit Shafa dan Marwah berada di luar area Masjidil Haram, tapi setelah tahun 1956 seiring dengan pembangunan renovasi Masjidil Haram kini letak Bukit Shawa dan Marwah berada di dalam Masjidil Haram," tulis H Ahmad Niam Syukri dan Masruri, di NU Online.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Hikmah Sa'i

Ritual sa’i dalam ibadah haji menyimpan pelajaran atau prinsip kerja persisten, terus menerus dan berkesinambungan.

Prof Nachrowi Djalal saat khutbah Idul Adha, Ahad (10/7/2022), di Masjid Attauhid Arief Rahman Hakim Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta Pusat, dikutip dari laman NU.

Jika dilihat dari sisi filosofinya, sa’i sebenarnya merupakan representasi dari suatu keteguhan serta kesabaran dalam meraih suatu cita-cita yang kelihatannya tidak mungkin berhasil untuk dikerjakan berdasarkan logika manusia. Tetapi hal ini berhasil dikerjakan dengan seizin Allah.

Dikisahkan bahwa ibu Hajar, istri Nabi Ibrahim suatu hari berusaha mencari seteguk air di sekitar bukit Shofa, yaitu di gurun pasir yang kering-kerontang serta tanahnya tandus dan gersang.

“Berdasarkan logika manusia biasa, usaha untuk mendapatkan air di gurun pasir yang kering kerontang kemungkinan besar akan sia-sia belaka. Namun, berkat usaha yang luar biasa yang disertai tawakkal doa dan usaha keras yang dilakukan berkali-kali, akhirnya usaha ini membuahkan hasil yang menggembirakan,” bebernya.

Prof Nachrowi menegaskan bahwa usaha keras dan diulangi berkali-kali menjadi kata kuncinya. Dengan izin Allah, ditemukan sumber air zamzam di tengah gurun pasir yang tandus dan sumber air tersebut hingga kini tidak pernah kering.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI itu, kisah di atas menggambarkan bahwa jika seseorang mempunyai impian atau cita-cita harus diraih dengan kerja keras sambal berdoa.

“Namun, jika usaha belum berhasil janganlah cepat menyerah dan putus asa sebelum mencobanya lagi dengan usaha yang lebih keras lagi,” tuturnya.

Tim Rembulan