Sukses

Masuk Raudhah Gratis, Jemaah Haji di Madinah Jangan Tertipu Calo Tasrih

Raudhah menjadi salah satu lokasi yang diidamkan jemaah haji untuk didatangi. Lokasi yang ada di antara bekas rumah dan mimbar Nabi Muhammad SAW ini diyakini sebagai tempat mustajab berdoa.

Liputan6.com, Jakarta Raudhah menjadi salah satu lokasi yang diidamkan jemaah haji untuk didatangi. Lokasi yang ada di antara bekas rumah dan mimbar Nabi Muhammad SAW ini diyakini sebagai tempat mustajab berdoa.

Maka tak heran jika banyak jemaah yang rela mengantre panjang bahkan berdesakan untuk bisa masuk ke Raudhah. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang menawarkan jasa dengan iming-iming mudah masuk Raudhah.

Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi PPIH Daker Madinah, Jasaruddin mengingatkan, jemaah haji perlu mewaspadai adanya calo yang menawarkan masuk Raudhah dengan biaya tertentu. Ia meminta agar jemaah tidak mudah percaya dengan orang-orang yang minta bayaran.

"Ada informasi untuk masuk Raudhah harus bayar petugas. Ini informasi yang keliru. Ini harus kita konfirmasi. Ini petugas siapa. Mungkin ada orang yang memfasilitasi dia terus disuruh bayar," kata Jasaruddin kepada tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi, Senin (5/6/2023).

Jasaruddin menegaskan bahwa masuk Raudhah tidak bayar, baik secara pribadi maupun rombongan dengan kloter jemaah. Hal ini merespons pertanyaan jemaah yang ingin mandiri masuk Raudhah.

"Pak, ini kita mau masuk. Harus bayar, ya, Pak?" katanya menirukan pertanyaan jemaah yang mau masuk Raudhah.

Pemerintah, lanjut Jasaruddin, sudah memfasilitasi dan mengakomodasi jemaah haji Indonesia dengan tasrih (surat izin) masuk Raudhah.

Karena itu, jemaah diminta memperhatikan waktu-waktu yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi untuk masuk ke Raudhah. Agar tidak salah jadwal dan untuk menghindari calo, jemaah diimbau berkoordinasi dengan ketua kloter sebelum masuk Raudhah.

"Waktu untuk masuk Raudhah per kloter, bagi jemaah perempuan dimulai dari pukul 06.30-11.30 WAS. Sedangkan untuk laki-laki pukul 11.30 WAS sampai menjelang pagi. Sementara untuk individu, bagi perempuan mulai setelah Magrib sampai pukul 24.00 WAS dan untuk laki-laki dari pukul 24.00 WAS sampai menjelang Subuh," kata Jasaruddin.

Kepada wartawan, Jasaruddin menyayangkan dengan adanya tasrih kloter tertentu yang keluar tetapi jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah jemaahnya. Hal ini menjadi problem bagi jemaah perempuan.

"Bagi jemaah laki-laki mungkin tidak masalah, bisa kita drop ke kloter lain yang masih ada slot kosong. Tetapi untuk jemaah perempuan, itu harus dicek satu per satu. Apakah benar sudah daftar tasrih, apakah waktunya sudah sesuai, jika tidak maka akan dikeluarkan, oleh pihak tasreh Arab Saudi," kata Jasaruddin.

2 dari 2 halaman

Tasrih Masuk Raudhah hanya Berlaku Satu Kali

Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah PPIH Arab Saudi Zaenal Muttaqin meminta para jemaah haji yang belum mendapatkan tasrih masuk Raudhah untuk bersabar. Dia memastikan, seluruh jemaah haji yang sudah tiba di Madinah akan mendapat tasrih secara bertahap.

Saat ini, tercatat sudah ada 30.542 jemaah haji dari 80 kelompok terbang (kloter) yang telah tiba di Madinah, Arab Saudi. Para jemaah haji gelombang I ini diberi kesempatan tinggal selama 9 hari di Madinah agar bisa melaksanakan ibadah Arbain di Masjid Nabawi dan berziarah di Makam Nabi.

"Sejak hari pertama kita sudah koordinasi dengan pihak muassasah atau juga pihak pemerintah Saudi yang memang menangani tasrih atau izin untuk masuk raudhah," tutur Zaenal.

dia menjelaskan, tasrih masuk raudhah nantinya hanya akan berlaku satu kali bagi jemaah haji selama 40 hari tinggal di Arab Saudi. Tasrih masuk raudhah juga telah dijadwalkan, sehingga jemaah bisa datang dengan tertib.

Apabila jemaah sakit dan sedang dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), maka tasrihnya akan ditangguhkan. Setelah kondisi kesehatan jemaah membaik, tasrihnya akan diajukan kembali.

Lantas bagaimana jika jemaah tertidur sehingga tidak bisa datang ke Raudhah sesuai jadwal?

"Ini juga yang kita koordinasikan dengan Wakil Menteri Haji Arab Saudi, beliau mengatakan kalau jemaahnya itu memang tertidur, ya itu yang tidak dimaklumi. Tapi kalau jemaahnya sakit tasrihnya bisa ditangguhkan lebih dulu, nanti bisa diusulkan diajukan kembali," kata Zaenal.

Kadaker Madinah ini juga menuturkan, jemaah yang telah mendaftar masuk raudhah lewat aplikasi Nusuk tidak bisa lagi diurus tasrihnya. Sebab, data di aplikasi dan tasrih terkoneksi dalam satu operator di e-Hajj.

"Ketika mereka sudah masuk ke dalam aplikasi tersebut, nama dan paspor dan segala macam mereka tidak bisa keluar lagi. Dalam artian tidak akan keluar kedua kali karena sudah keluar izin tsrihnya, dan itu masa berlakunya selama 40 hari," ucap Zaenal menjelaskan.