Sukses

14 Hari Operasional Haji, 21 Jemaah Indonesia Wafat di Tanah Suci

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga mengakui kasus kematian jemaah haji ini adalah yang tertinggi dalam empat tahun terakhir penyelenggaraan haji.

Liputan6.com, Jakarta Kasus jemaah haji Indonesia wafat di tanah suci kembali bertambah. Hingga hari ke-14 operasional haji, Selasa (6/6/2023) siang waktu setempat, tercatat total jemaah haji yang wafat di Kota Madinah mencapai 21 orang.

Hal ini berdasarkan update data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) yang dikutip per Selasa pukul 15.35 waktu Arab Saudi (WAS). Jemaah haji wafat di tanah suci ini didominasi jemaah dari Embarkasi Surabaya (SUB).

Data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian ini merupakan yang tertinggi sejak 2017 dalam kurun waktu 14 hari operasional haji. Pada 2017, angka kematian jemaah pada 14 hari pertama operasional haji berjumlah 15 jiwa, kemudian 2018 sebanyak 17 jiwa, 2019 tercatat 8 jiwa, dan 2022 hanya 5 jiwa.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono juga mengakui kasus kematian jemaah haji ini adalah yang tertinggi dalam empat tahun terakhir penyelenggaraan haji. Dia menyatakan, Kementerian Kesehatan akan berupaya maksimal memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji agar kasus kematian ini bisa ditekan.

"Memang dari evaluasi sampai saat ini ada 21 yang sudah wafat, ini tertinggi di 4 tahun terakhir, mudah-mudahan enggak semakin meningkat, dan akan kami upayakan semaksimal mungkin," kata Dante saat Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Dante menyebut, saat ini ada 47 orang jemaah haji yang masih menjalani rawat inap di Tanah Suci. Sedangkan jemaah yang melakukan rawat jalan mencapai 236 orang.

"Sampai saat ini yang rawat jalan sudah 236, kemudian dirawat inap itu 256 dan sebagian besar sudah pulang, yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) itu 54 orang, yang pernah dirawat inap di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) ada 80 orang, dan yang masih dirawat sampai saat ini ada 47 orang," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Daftar Nama Jemaah Haji Wafat

Berikut daftar jemaah Indonesia yang wafat di Tanah Suci hingga hari ke-14 operasional haji 1444 H/2023 M:

  1. Suprapto Tarlim Kertowijoyo (SOC-03)
  2. Achmad Suhadak Riduwan (SUB-09)
  3. Langen Delem Dussalam (SUB-01)
  4. Ibnu Syahid Dasjil (SUB-02)
  5. Aminah Uyu Sunarta (JKS-07)
  6. Nia Kurniasih (JKS-02)
  7. Suryati Busir (SUB-02)
  8. Masrikan Rejo Nasikun (SOC-04)
  9. Tasmi Kasan Mukrim (SOC-15)
  10. Neneng Sumiyati Gatot Sumantajaya (JKG-07)
  11. Amsar Masim Lisen (JKS-18)
  12. Jajang Ijin Hada (JKS-09)
  13. Muhammad Yusuf Dadeh (BTJ-04)
  14. Kotiin Suwondo Tamsir (SOC-01)
  15. Mardi Wijono Teguh Wijono (SUB-25)
  16. Umi Hanik Mualam (SUB-26)
  17. Samsul Adib Mohammad Djafar (SUB-06)
  18. Winaryo Sukaryo Sukadir (SOC-32)
  19. Mustafa Husin Syatri (PLM-07)
  20. Dimyati Mardin Khusnan (SUB-24)
  21. Laupe Baco Cido (UPG-04)

Penyebab Tingginya Angka Kematian Jemaah Haji

Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah, Tahsin Alfarizi mengatakan, tingginya angka kematian ini karena profil jemaah haji Indonesia tahun ini banyak sekali yang lanjut usia (Lansia) mencapai 30 persen atau sekitar 67 ribu orang.

"Belum lagi jemaah haji dengan kondisi risiko tinggi penyakit. Mungkin berkisar 55 persen setiap kloter itu hampir sama kondisi kesehatan jemaah hajinya," ujar Alfarizi saat ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Senin kemarin.

Dia menyebutkan, penyebab kematian tertinggi jemaah haji Indonesia yakni sakit jantung, paru-paru, dan diabetes. Beberapa jemaah juga sudah memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

"Memang jemaah haji kita banyak yang komorbid dan usia lanjut, sehingga kita mengedukasi, menyampaikan dengan tim promosi kesehatan, melalui petugas-petugas kesehatan di kloter juga, agar jemaah melakukan ibadah haji sesuai dengan kemampuan kondisi kesehatan, sehingga nanti tidak memperburuk kondisi," katanya.

Menurut Alfarizi, aktivitas yang berat dan dehidrasi bisa turut memicu perburukan pada jemaah yang memiliki komorbid. Karena itu guna menekan laju kasus kematian, pihaknya mengimbau kepada jemaah haji untuk beribadah sesuai dengan kemampuannya.