Sukses

Mendarat Perdana, 17 Kloter Jemaah Haji Gelombang 2 Tiba di Jeddah Hari Ini

Tidak ada penyambutan khusus kedatangan perdana jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah ini. Hal ini berdasarkan arahan pimpinan untuk meminimalisasi acara seremoial.

Liputan6.com, Jakarta - Fase kedatangan jemaah haji Indonesia gelombang dua di Tanah Suci mulai berlangsung hari ini, Kamis (8/6/2023). Ada sebanyak 17 kelompok terbang (Kloter) yang akan mendarat perdana di Arab Saudi melalui Bandara King Abdulaziz International Airport (KAIA) Jeddah.

Kepala Kantor Urusan Haji Arab Saudi, Nasrullah Jasam menuturkan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara telah siap menyambut kedatangan perdana jemaah haji gelombang dua. Kedatangan pertama berasal dari Kloter 46 Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC-46).

"Dijadwalkan yang akan tiba di Jeddah adalah Kloter SOC-46 yang akan tiba pukul 04.05 dini hari (waktu Arab Saudi)," ujar Nasrullah, Rabu, 7 Juni 2023.

Dia menuturkan, tidak ada penyambutan khusus kedatangan perdana jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah ini. Hal ini berdasarkan arahan pimpinan untuk meminimalisasi acara seremoial.

"Kita hanya menyambut dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Apalagi jemah sudah memakai ihram dari Tanah Air dan jemaah bisa langsung melaksanakan ibadah umrah ke Makkah," ujar Nasrullah.

Berdasarkan data yang diterima tim Media Center Haji (MCH), kedatangan perdana jemaah haji gelombang dua ini diawali Kloter SOC-46 pada pukul 04.05 WAS dan diakhiri Kloter BTJ-08 pukul 23.55 WAS.

Total ada 6.661 jemaah haji yang akan tiba di Jeddah dari 17 kloter tersebut. Mereka nantinya akan langsung didorong ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah haji.

Berikut daftar kloter jemaah haji gelombang dua yang tiba di Jeddah hari ini:

  1. SOC-46 (360 jemaah) 04.05 WAS
  2. JKG-42 (393 jemaah) 04.10 WAS
  3. SOC-47 (360 jemaah) 10.15 WAS
  4. PDG-04 (393 jemaah) 11.25 WAS
  5. BTH-19 (374 jemaah) 11.55 WAS
  6. JKS-39 (440 jemaah) 12.05 WAS
  7. SUB-37 (400 jemaah) 12.55 WAS
  8. SUB-38 (450 jemaah) 13.15 WAS
  9. SUB-39 (450 jemaah) 14.15 WAS
  10. JKS-40 (440 jemaah) 15.10 WAS
  11. UPG-21(393 jemaah) 15.15 WAS
  12. LOP-02 (393 jemaah) 15.50 WAS
  13. PLM-11 (360 jemaah) 16.50 WAS
  14. KJT-10 (374 jemaah) 17.40 WAS
  15. JKG-43 (393 jemaah) 20.55 WAS
  16. KNO-16 (360 jemaah) 22.55 WAS
  17. BDJ-08 (328 jemaah) 23.55 WAS

 

2 dari 2 halaman

KBIHU Diminta Edukasi Jemaah Tidak Paksakan Diri dalam Beribadah

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembimbingan dan pendampingan jemaah haji, utamanya dalam manasik.

Sebagai pihak yang bersinggungan langsung dengan jemaah haji, KBIHU diminta ikut mengedukasi agar jemaah tidak memaksakan diri dalam beribadah.

"KBIHU sangat dekat dengan jemaah. Di tengah cuaca di Makkah yang demikian panas, serta jemaah lansia yang juga banyak, kami ajak KBIHU untuk mengedukasi jemaahnya agar tidak memaksakan diri dalam beribadah," ujar Kepala Seksi Bimbingan Ibadah dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Zulkarnain Nasution, Rabu (7/6/2023).

Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini mengusung tagline 'Haji Ramah Lansia' seiring banyaknya jumlah jemaah haji lanjut usia yang diberangkatkan ke Tanah Suci.

Karena itu, KBIHU juga harus memiliki komitmen yang sama dalam menyukseskan penyelenggaraan haji yang ramah lansia. Dukungan itu setidaknya bisa dilakukan dalam aspek layanan dan manasik.

Dalam aspek layanan, kata Zulkarnain, KBIHU dapat mendorong jemaah binaannya untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada jemaah haji lansia.

"Jemaah lansia yang membutuhkan bantuan, hendaknya diberikan alternatif penyelesaian yang aman dan memudahkan. Pelaksanaan ibadah umrah, jemaah dengan kursi roda dan memiliki keterbatasan gerak, idealnya dapat diselesaikan pada level regu atau rombongan oleh keluarga terdekatnya," ujar Zulkarnain.

"Jemaah yang sehat dimungkinkan dapat bergantian mendorong jemaah yang sakit. Jika ini tidak bisa, diberikan alternatif menggunakan jasa kursi roda yang ada di Masjidil Haram atau menggunakan skuter," Zulkarnain menambahkan.

Dalam aspek manasik, KBIHU dapat mengedukasi jemaah lansia agar tidak memaksakan diri. KBIHU juga dapat memberikan alternatif kemudahan dalam pelaksanaan ibadah haji.