Liputan6.com, Jakarta - Haji merupakan ibadah fisik yang membutuhkan kebugaran tubuh dan kondisi kesehatan yang baik. Sementara, jumlah jemaah haji Indonesia kelompok lanjut usia (lansia) 2023 ini tertinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yakni mencapai 66.943 orang atau sekitar 45,7 persen.
Tingginya angka jemaah haji lansia pada ibadah yang penuh dengan aktivitas fisik ini, maka risiko timbulnya masalah kesehatan juga meningkat.
Baca Juga
Masalah kesehatan yang bisa timbul pada jemaah haji lansia tidak hanya berupa penyakit namun juga risiko cedera akibat jatuh saat menjalankan ibadah.
Advertisement
Hingga hari ke-14 operasional penyelenggaraan haji, Selasa 6 Juni 2023, tercatat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah sudah menerima jemaah haji yang mengalami cedera karena jatuh sebanyak 5 kasus.
Masalah kesehatan berupa cedera bukan termasuk penyakit terbanyak saat penyelenggaraan haji, namun perlu diwaspadai karena sangat menghambat jemaah dalam menjalankan ibadah.
Terbaru, KKHI Makkah menerima seorang jemaah haji lansia bernama Dahlia Binti Awi yang cedera karena terjatuh di Masjidil Haram. Jemaah berusia 70 tahun asal kloter JKS-04 ini mengalami patah tulang di pergelangan tangan kanan.
"Saya kepleset saat berjalan di Masjidil Haram. Kata dokter tulang saya patah dan butuh dioperasi. Tapi saya tidak mau dioperasi," kata Dahlia.
Muhammad Sakti, dokter spesialis orthopedi di KKHI Makkah menjelaskan bahwa diagnosis pasien mengalami patah tulang di bagian distal radius atau pergelangan tangan disertai dengan pergeseran tulang atau dislokasi. Prosedur tetap penanganan kasus ini adalah melalui operasi pemasangan pen.
Opsi kedua yang disarankan dalam penanganan kasus tersebut yaitu dengan reposisi tulang lalu dilanjutkan dengan pemasangan gips.
"Ssebenarnya protapnya harus dilakukan operasi pemasangan pen, hanya saja pasien menolak. Oleh karenanya diambil opsi kedua yaitu mengembalikan tulang ke posisinya kemudian dipasang gips," ujar Sakti.
Â
Penyembuhan Berkaitan dengan Usia
Sakti menyampaikan bahwa lama penyembuhan kasus ini sangat berkaitan dengan usia. Umumnya, proses perekatan tulang akan berlangsung kurang lebih satu minggu. Sementara pasien lansia, proses perekatan tulang bisa memakan waktu 4 hingga 5 bulan.
"Secara alami jika tulang manusia patah akan mengeluarkan sejenis lem/getah dan akan mengering kemudian merekatkan tulang bergantung pada usia pasien. Jika pasien usia masih muda dalam waktu satu minggu pastinya akan lengket. Namun pada lansia, perekatan tersebut bisa memakan waktu hingga 4 sampai 5 bulan," tutur dia.
Di lokasi berbeda, Iswahyudi Nurdin Mamba, dokter spesialis orthopedi di KKHI Madinah membeberkan hingga hari ke-14 pihajnya sudah menangani 7 kasus patah tulang.
Semuanya dialami jemaah haji Lansia. Seluruh kasus ini telah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) di Madinah untuk penanganan lebih lanjut.
Â
Advertisement
Minta Jemaah Haji Lebih Berhati-hati
Iswahyudi menyampaikan bahwa jemaah haji lansia berisiko tinggi kehilangan keseimbangan dan kemudian terjatuh dipicu beberapa hal, salah satunya pengelihatan yang mulai terganggu akibat penuaan.
"Semakin tua usianya ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti penglihatan yang mulai terganggu, koordinasi keseimbangan mulai terganggu, selanjutnya kekuatan otot pada usia tua lebih lemah, sehingga bisa menyebabkan jemaah haji lansia beresiko tinggi untuk kehilangan keseimbangan dan terjatuh," katanya membeberkan.
Dia pun berpesan agar para jemaah haji khususnya lansia lebih berhati-hati saat berjalan dan tidak perlu terburu-buru. Selain itu jemaah haji juga diimbau mencukupi kebutuhan cairan dengan sering minum tanpa menunggu haus.
Sebab, jemaah haji dengan kondisi dehidrasi bisa mengakibatkan kurang konsentrasi dan hilang keseimbangan. sehingga mudah terpeleset atau terjatuh.
"Sehingga mudah terpeleset dan terjatuh," ujar Iswahyudi menandaskan.