Sukses

Banyak Jemaah Haji Lansia Kakinya Bengkak Usai Turun dari Pesawat, Ini Tips Mencegahnya

Banyaknya jemaah haji lanjut usia (Lansia) yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini menjadi perhatian serius para Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya jemaah haji lanjut usia (Lansia) yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini menjadi perhatian serius para Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Salah satunya terkait kondisi kesehatan mereka.

Kondisi kesehatan seluruh jemaah haji Indonesia, utamanya lansia terus dipantau sejak masuk asrama embarkasi di Tanah Air hingga selama berada di Tanah Suci. Para petugas juga senantiasa mengimbau jemaah agar selalu menjaga kesehatannya, termasuk saat dalam perjalanan di pesawat.

Petugas Kesehatan dari Pos Kesehatan Bandara King Abdul Aziz, dr Ane Dwi Sari mengatakan, ada beberapa hal yang dikhawatirkan ketika jemaah haji lansia berada dalam perjalanan jauh menuju Arab Saudi yang membutuhkan waktu tempuh selama sekitar 9 jam. Salah satunya soal kondisi kaki bengkak.

"Yang dikhawatirkan kalau di pesawat jemaah (lansia) enggak mau makan dan enggak mau minum, sama kaki bengkak," ujar Ane saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Untuk itu, Ane menyarankan para petugas selama berada di dalam pesawat untuk mengajak jemaah utamanya yang lansia melakukan aktivitas streching atau olahraga ringan.

Sebab, kata dia, rata-rata jemaah lansia ini kurang gerak dan hanya duduk di kursi pesawat selama 9 jam perjalanan. Kondisi ini yang kemudian menyebabkan kaki jemaah bengkak hingga sulit berjalan.

"Biasanya disuruh senam peregangan. Gerakannya stretching tangan kanan dan kiri, kaki juga digerakkan 8 kali. Tiap gerakan baik tangan maupun kaki 8 kali. Kepala miring ke kanan dan ke kiri juga 8 kali," ucap Ane.

 

2 dari 4 halaman

Imbauan bagi Jemaah Haji Lansia Indonesia

Dokter Ane juga mengimbau agar para jemaah haji khususnya lansia dan yang memiliki riwayat penyakit untuk selalu menjaga kesehatan sebelum masuk ke asrama embarkasi.

"Minum obat teratur, kemudian selama penerbangan tetap mengonsumsi obat kalau memang ada sakit. Kalau ada keluhan lapor ke dokter kloternya supaya kita bisa koordinasi, supaya jika kondisinya buruk bisa secepatnya ditangani ketika sampai di bandara," ujar Ane.

Sejauh ini, rata-rata jemaah yang tiba di bandara dalam kondisi sakit mengalami keluhan seperti dehidrasi hingga sakit jantung yang diperberat dengan kondisi selama di penerbangan.

"Ada juga usia sudah tua, kurang makan atau minum ketika di pesawat, perjalanan menuju bandara sampai sini lemes-lemes," jelas dokter Ane.

 

3 dari 4 halaman

Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas Dapat Layanan Prioritas Masuk Raudhah

Sebelumnya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah memberikan pelayanan prioritas kepada jemaah haji lanjut usia (Lansia) dan penyandang disabilitas untuk dapat masuk ke dalam Raudhah, Masjid Nabawi.

Raudhah merupakan salah satu lokasi yang diidamkan jemaah haji untuk didatangi, tak terkecuali jemaah lansia dan disabilitas. Lokasi yang ada di antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW ini diyakini sebagai tempat mustajab untuk berdoa.

Maka tak heran jika banyak jemaah yang rela mengantre panjang bahkan berdesakan untuk bisa masuk ke Raudhah. Karena itu, PPIH Daker Madinah Sektor Khusus (Seksus) Masjid Nabawi menyiagakan petugas di area pintu masuk raudhah.

Mereka disiagakan untuk memastikan jemaah haji Indonesia khususnya lansia dan disabilitas mendapat kesempatan masuk ke dalam raudhah. Para petugas ini bersiaga sejak dini untuk mengatur barisan jemaah agar antre sesuai dengan jadwal yang tercantum dalam tasrih mereka.

Tasrih adalah salah satu surat izin bagi jemaah haji yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi agar mereka bisa masuk ke dalam Raudhah.

 

4 dari 4 halaman

Petugas Lakukan Berbagai Upaya

Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Jasaruddin mengatakan, berbagai upaya dilakukan agar seluruh jemaah haji Indonesia bisa masuk ke raudhah, terutama lansia dan penyandang disabilitas. Jemaah seperti ini akan mendapatkan prioritas masuk Raudhah setelah tasrihnya keluar.

“Setelah mendapatkan tasrih, jemaah haji lansia dan disabilitas dalam suatu kelompok akan ditempatkan di barisan depan,” katanya, Kamis 8 Juni 2023.

Penempatan tersebut akan memudahkan mobilitas jemaah haji khususnya lansia dan disabilitas. Petugas yang disiagakan ini juga akan menjaga agar barisan dan antrean jemaah tetap teratur.

“Kami tempatkan petugas khusus. Jika waktunya jemaah haji perempuan, petugas perempuan disiapkan. Jika jemaah laki-laki, petugas laki-laki disiapkan,” tutur dia.

Selain ditata dan ditertibkan menjelang masuk Raudhah, petugas Seksus Masjid Nabawi juga memberikan edukasi kepada jemaah haji agar tidak mudah termakan rayuan oknum-oknum yang menawarkan kemudahan secara ilegal.

“Kami imbau jemaah untuk tidak tertipu dengan pihak-pihak yang mengatasnamakan siapapun dan menarik uang kepada jemaah agar bisa masuk Raudhah,” kata Jasaruddin.

Ia pun meminta jemaah, jika menemukan oknum semacam itu untuk difoto identitasnya dan dilaporkan ke PPIH Arab Saudi. “Kami pastikan, semuanya tidak dipungut biaya,” ucapnya tegas.

Jasaruddin menyatakan, seluruh tasrih masuk Raudhah untuk jemaah Indonesia telah diurus pemerintah melalui Kementrian Agama (Kemenag) RI kerja sama dengan Pemerintah Arab Saudi. Dia juga menegaskan bahwa masuk Raudhah gratis alias tidak berbayar.

“Tidak ada biaya. Bapak ibu jemaah jangan membayar untuk masuk Raudhah. Justru kami bantu bapak ibu agar bisa masuk Raudhah dengan tertib,” katanya menandaskan.