Sukses

Suami Perokok Beristri Cerewet Wajib Baca, Ini Solusi dari Gus Baha

Bagi sebagian orang rokok adalah larangan, dengan dalih apapun, kesehatan ataupun lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang rokok adalah larangan, dengan dalih apapun, kesehatan ataupun lainnya.

Bagi sebagian lainnya, rokok menjadi salah satu hiburan keluar dari masalah. Mungkin saja ini sebagai pembenaran saja oleh si perokok.

Istri cerewet soal rokok juga hal biasa. Banyak istri yang melarang suaminya merokok, juga dengan berbagai alasan, termasuk soal ekonomi. Miskin kok merokok.

KH Bahauddin Nursalim menjadi rujukan hukum sejumlah kalangan. Istimewanya, kiai yang akrab disapa Gus Baha tersebut dapat dijumpai di mana saja, tanpa harus ke rumah bila memang ada warga hendak konsultasi hukum.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 3 halaman

Orang Miskin Tak Punya Hiburan Berbahaya

Gus Baha menjelaskan terkait hukum rokok. Dan hal tersebut tidak sederhana karena yang menanyakan adalah orang miskin yang sudah berumah tangga.

“Kalian para suami kalau suatu ketika dilabrak istri, jangan terlalu percaya diri sebagai pihak yang benar. Bahkan justru sikap cerewet istri itu yang malah benar,” katanya suatu ketika, dikutip dari laman jatim.nu.or.id.

Bagaimana mungkin hanya memiliki uang Rp20.000 ternyata digunakan untuk membeli rokok dan ngopi. Harusnya digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan pokok yang lain.

“Kalau kalian memiliki istri yang cerewet, maka secara ekonomi akan kacau,” ujar Gus Baha.

Tapi Gus Baha menyadari bahwa orang miskin, tapi tidak memiliki hiburan juga berbahaya, karena akan berakibat stres. Karenanya, ngopi dan merokok adalah hiburan yang juga penting bagi kalangan ini.

“Lah ya, sudah miskin tapi tidak boleh mempunyai hiburan kan bahaya? Justru hiburan orang miskin ya itu tadi, ngopi dan merokok,” sergahnya.

 

3 dari 3 halaman

Santri Hiburannya Rokok dan Kopi, Masa Dilarang?

Menghadapi masalah seperti ini, Gus Baha kerap serba salah. Para istri jemaah Gus Baha mengadu sekaligus protes karena uangnya digunakan untuk membeli rokok dan ngopi, bukan untuk keperluan beras.

“Namun, para suami juga protes,” kata Gus Baha

“Lah ya Gus, saya ini santri yang melakukan perbuatan zina pasti tidak berani. Demikian juga mencari hiburan dengan dangdutan juga tidak akan. Masa kopi dan rokok akan panjenengan haramkan? Kalau saya stres kan malah repot?” kilah santri kere kepada Gus Baha.

Mendengar pertanyaan dengan nada menggiring tersebut, Gus Baha akhirnya memberikan jawaban.

“Ya sudah, buat kamu ngopi dan merokok halal,” katanya yang disambut kalimat hamdalah jamaah santri miskin tersebut.

Penulis: Nugroho Purbo