Liputan6.com, Jakarta Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) kurang dari dua minggu lagi. Berbagai persiapan telah dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk memastikan pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia berjalan baik, terutama terkait pelayanan kesehatan.
Tim kesehatan PPIH Arab Saudi yang berasal dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, KKHI Madinah, dan Tenaga Kesehatan Bandara pun melakukan peninjauan fasilitas kesehatan di Armuzna. Peninjauan telah dilakukan pada Senin, 12 Juni 2023 lalu.
Baca Juga
"Kami melaksanakan peninjauan di lokasi yang telah disediakan oleh KUH (Kantor Urusan Haji) untuk menjadi Poskes di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Poskes inilah yang nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan jemaah haji selama prosesi Armuzna," ujar Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, M Imran.
Advertisement
Berdasarkan rencana operasional kesehatan haji 2023 pada fase Armuzna, di Arafah akan didirikan satu Poskes utama dan 5 Poskes satelit. Poskes utama di Arafah dioperasikan oleh tim kesehatan bandara.
Poskes di Arafah inilah yang akan memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji yang melaksanakan prosesi wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah atau 27 Juni.
Selain Poskes utama di Arafah, disiagakan juga 5 Poskes satelit yang operasionalnya dilaksanakan oleh Emergency Medical Team (EMT). Poskes Arafah ini akan menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan, observasi, rujukan, dan evakuasi untuk para jemaah haji Indonesia.
Â
28 Juni, Jemaah Haji Laksanakan Prosesi Lempar Jumrah
Setelah menjalankan wukuf di Arafah, jemaah haji akan bermalam di Muzdalifah dan mengumpulkan batu untuk lontar jumrah. Di lokasi ini telah disiagakan 11 unit Poskes yang dioperasikan oleh tim kesehatan dari KKHI Makkah. Tim ini siap memberikan layanan kegawatdaruratan, rujukan, dan evakuasi.
Kemudian pada 10 Dzulhijah atau 28 Juni, jemaah haji akan bermalam selama tiga hari di Mina untuk melaksanakan prosesi lontar jumrah. Untuk pelayanan kesehatan di Mina, disiagakan satu Poskes utama dan satu Poskes satelit. Pelaksana Poskes utama Mina adalah Tim Kesehatan KKHI Madinah.
Dengan peninjauan bersama KUH ini, diharapkan juga tim kesehatan haji yang akan bertugas dapat memiliki gambaran untuk kesiapan dan menyamakan persepsi layout Poskes dengan KUH sebagai penyelenggara ibadah haji.
Tim kesehatan dalam peninjauan ini tidak hanya memastikan lokasi, namun juga kebutuhan daya listrik sebagai penunjang alat kesehatan, jalur evakuasi, hingga layout ruang perawatan.
"Tim kesehatan bisa melihat langsung tenda yang akan menjadi Poskes nantinya di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Harapannya persiapan operasional Poskes bisa lebih matang sehingga pelayanan kepada jemaah lebih optimal," kata Imran.
Sesuai rencana operasional kesehatan haji, seluruh logistik kesehatan akan mulai masuk ke Poskes Armuzna dua hari sebelum ibadah wukuf di Arafah, yaitu pada 7 Dzulhijah atau 25 Juni 2023.
Â
Advertisement
Bahas Armuzna dengan Syarikah Masyariq
Pada hari yang sama setelah peninjauan, Kabid Kesehatan PPIH beserta tim mengadakan pertemuan pertama dengan Syarikah Masyariq di KKHI Makkah. Syarikah Masyariq merupakan perusahaan yang menyelenggarakan layanan di Masyair yang mencakup Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Diketahui bahwa Masyariq (Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company) adalah perusahaan investasi untuk pelayanan haji dan umrah yang pada tahun ini bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) untuk pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M.
Pada pertemuan ini, tim kesehatan haji menyampaikan kebutuhan apa saja yang perlu diakomodasi agar pelaksanaan pelayanan di Poskes berjalan optimal. Kebutuhan yang disampaikan seperti perluasan tenda untuk Poskes, penyediaan tenda khusus untuk pos satelit, hingga akses untuk ambulans.
"Pertemuan dengan Masyariq hari ini alhamdulillah berjalan dengan baik. Kami telah sampaikan beberapa poin kebutuhan Poskes di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Beberapa hal yang kami ajukan akan segera ditindaklanjuti oleh Masyariq, seperti penambahan 5 titik ambulans di Mina," ucap Imran.
Masyariq juga menyampaikan beberapa poin yang diharapkan pada tim Kesehatan yang akan bertugas di Poskes Armuzna, seperti laporan jika ada jemaah haji Indonesia meninggal saat prosesi puncak haji beserta kelengkapan dokumennya.
Masyariq meminta tim kesehatan haji Indonesia siap siaga 24 jam dan tidak meninggalkan Poskes. Masyariq juga mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak memaksakan ibadah di luar batas kemampuan kesehatannya.
"Masyariq mengingatkan agar tenaga kesehatan kita untuk siap jaga 24 jam di Poskes guna memberikan layanan kepada jemaah haji," katanya.
Pada pertemuan ini, tim kesehatan Indonesia menyampaikan komitmennya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada jemaah haji.
"Namun perlu dukungan dari Masyariq juga agar segala upaya kita menjadi lebih optimal," ujar dokter Imran menandaskan.
Â