Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan jemaah haji kelompok terbang (Kloter) 57 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG-57) sempat tersendiri gegara sebagian besar mereka tidak memegang paspor saat tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Paspor mereka dikumpulkan ke ketua kloter saat berada di pesawat.
Akibatnya, para jemaah haji tidak bisa langung naik ke bus yang akan mengantarkan mereka ke Makkah, meski berada di jalur cepat atau fast track.
Mereka pun terpaksa transit di plaza Terminal Haji Jalur Fast Track Bandara Jeddah terlebih dulu untuk pembagian paspor.
Advertisement
"Untung saja jemaah JKG ini melalui jalur fast track, sehingga tetap bisa keluar dari imigrasi. Kalau jalur biasa, di imigrasi pasti kacau balau, dan pasti kena marah petugas Arab Saudi," ujar Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Kasi Linjam) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Bandara, Maskat di Jeddah.
Sebagai gambaran, proses jemaah haji setelah keluar dari embarkasi menuju Bandara Jeddah akan melalui dua jalur. Pertama adalah jalur fast track yang berada di terminal A, dan jalur non-fast track yang ada di pintu B sampai E.
Untuk jalur fast track, jemaah tidak harus melalui pemerikaan ulang di imigrasi Arab Saudi dan bisa langsung keluar bandara menuju arah bus. Sebab proses imigrasi telah dilakukan di bandara embarkasi di Tanah Air.
Sedangkan jalur reguler jemaah harus melewati proses imigrasi mulai dari pemeriksaan paspor hingga sidik jari atau basmah bio visa. Setelah keluar dari area x-ray, jemaah akan transit terlebih dulu di plaza sebelum diarahkan ke dalam bus.
Seluruh jemaah haji Indonesia gelombang pertama telah diberangkatkan dari Madinah menuju Makkah termasuk para jemaah yang sakit. Petugas Kesehatan Haji Indonesia juga menyisir para jemaah yang dirawat di rumah sakit Arab Saudi untuk dievakuasi ke Mak...
Paspor Dikumpulkan ke Ketua Kloter, Jemaah Haji Tak Bisa Lanjutkan Perjalanan
Saat hendak naik ke bus, baru seluruh jemaah baik jalur fast track maupun reguler harus mengumpulkan paspor mereka kepada tim Al Wukala atau petugas dari otoritas Arab Saudi yang ditunjuk PPIH. Tujuannya agar paspor tidak hilang saat dibawa jemaah beraktivitas.
Selain itu, pengumpulan paspor juga digunakan untuk proses administrasi syarat masuk Makkah dan pembagian maktab. Karena itu, jika jemaah tidak memegang paspor maka tidak bisa naik bus dan masuk ke Makkah.
"Karena tadi sebagian besar paspor jamaah dikumpulkan di satu orang, maka terpaksa harus transit di plaza terlebih dulu untuk dibagikan lagi. Kalau tidak mereka tak bisa berangkat ke Makkah," papar Maskat.
Dia menegaskan, jemaah haji harus selalu membawa paspor mereka sendiri dan tidak boleh dititipkan ke siapapun, termasuk ke keluarga, baik itu anak atau istri sebelum mereka naik ke dalam bus ke Makkah.
"Sebab, saat keluar dari pesawat potensi jemaah terpisah dari keluarga atau temannya sangat besar, terutama bagi lanjut usia (lansia) dan disabilitas," terang Maskat.
Advertisement
Khawatir Paspor Akan Tercecer
Maskat menjelaskan, biasanya jemaah lansia dan disabilitas akan keluar paling akhir dibandingkan yang reguler. Sebab, mereka akan didorong menggunakan kursi roda sejak turun dari pesawat hingga ke bus yang akan mengantarnya ke hotel di Makkah.
"Jika paspor terbawa orang lain, termasuk keluarga, maka berpotensi menghambat proses imigrasi hingga naik bus," ucap dia.
Jika khawatir paspor tercecer dan hilang, maka jemaah cukup minta dibantu memasukkan paspornya ke dalam tas hitam yang dikalungkan di leher. Sehingga nanti saat dibutuhkan tinggal diambil.
"Jangan titip dibawakan, karena risikonya bisa terkendala di imigrasi atau bus," pesan Maskat menandaskan.