Sukses

Pentingnya Menjaga Lisan: 9 Jenis Bertutur Kata Menurut Al-Qur’an

9 Jenis perkataan dalam Al-Qur’an yang dapat dijadikan panduan dalam bertutur kata.

Liputan6.com, Jakarta - Lisan merupakan sumber utama ujaran kebencian menyebar, cacian, hardikan, makian, hingga ungkapan-ungkapan kasar dan rasial terlontarkan dari mulut ke mulut melukai hati orang.

Secara filosofis, hal ini karena lidah lebih tajam dari mata pedang yang dapat menembus ulu hati yang menyakiti seseorang. Pedang menyayat tubuh masih mudah diharapkan sembuh, tapi jika lidah menyayat hati ke mana obat hendak dicari.

Lidah adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh pun akan lurus. Jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk bertutur kata baik kepada siapa pun.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pernah mengucapkan suatu doa yang sangat penting. Doa tersebut merupakan harapan dan keinginan Nabi Ibrahim agar orang-orang yang hidup setelahnya tetap menghormatinya dengan ungkapan-ungkapan yang baik. Doa itu diabadikan dalam QS. As-Syu'ara’ ayat 84. 

 وَاجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ 

Artinya: “Dan jadikanlah aku buah tutur kata yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.”

 

Saksikan Video Pilihan ini:

2 dari 3 halaman

9 Jenis Bertutur Kata Menurut Al-Qur’an

1. Qaulan ma‘rûfan (perkataan yang baik) 

Qaulan ma‘rûfan berarti perkataan baik yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Selain itu, qaulan ma’rufan berarti pula perkataan yang pantas dengan status sosial yang berlainan, tidak menyinggung perasaan, serta pembicaraan yang mendatangkan kemaslahatan. Seorang guru bertutur kata yang santun, pejabat bertutur kata yang beretika. Begitu pun dengan seorang dai, tokoh masyarakat, petinggi ormas, dan lainnya hendaknya bertutur kata dengan ma’ruf, sesuai dengan kondisi sosial dan budaya. 

2. Qaulan layyinan (perkataan yang lemah lembut) 

Qaulan layyinan adalah penyampaian pesan yang lemah lembut dengan suara yang enak didengar, lunak, tidak memvonis, memanggilnya dengan panggilan yang disukai, penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata-kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.

3. Qaulan maisûran (perkataan yang mudah)

Qaulan maisûran berarti berkata dengan mudah atau gampang. Yakni mudah dicerna dan mudah dimengerti oleh orang lain. Perkataan ini juga mengandung empati kepada lawan bicaranya, menyenangkan, memberikan harapan, dan memotivasi orang lain untuk mendapatkan kebaikan.

4. Qaulan sadîdan (perkataan yang tegas dan benar) 

Qaulan sadîdan adalah perkataan yang benar, tegas, jujur, lurus, tepat, tidak berbelit-belit dan tidak bertele-tele. Yakni suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). 

5. Qaulan karîman (perkataan yang mulia) 

Qaulan karîman adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertata krama. Dalam konteks yang terdapat dalam QS. Al-Isra' ayat 23, perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua orang tua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya menyakiti hati mereka. Qaulan karîman harus digunakan khususnya saat berkomunikasi dengan kedua orang tua atau orang yang harus kita hormati. 

3 dari 3 halaman

Jenis Bertutur Kata menurut Al-Qur’an

6. Qaulan tsaqîlan (perkataan yang penuh makna) 

Qaulan tsaqîlan, yakni perkataan yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang dalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama. Dengan demikian qaulan tsaqîlan juga berarti kata-kata yang sarat makna dari seorang ahli hikmah, sufi, ataupun filosof.

7. Ahsanu qaulan (perkataan yang terbaik) 

Ahsanu qaulan adalah menyampaikan perkataan dengan pilihan kata terbaik. Allah berfirman dalam QS. Fushshilat ayat 33:

 وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَاۤ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَا لِحًا وَّقَا لَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ 

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?”(QS. Fushshilat: 33).

8. Qaulan ‘adhiman (perkataan yang mengandung dosa besar) 

Qaulan ‘adhîman ini merupakan ujaran yang mengandung penentangan yang nyata terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya. Termasuk jenis qaulan ‘adhîman adalah setiap ujaran kebencian yang mengandung permusuhan dan penipuan. Perkataan jenis ini mudah sekali dijumpai di era internet. Media sosial telah banyak digunakan untuk menumpahkan fitnah, caci maki, dan menyebarkan perkataan kotor yang menjauhkan manusia dari jalan Allah.

9. Qaulan balîghan (perkataan yang membekas pada jiwa) 

Qaulan balîghan adalah perkataan yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar akal seseorang atau khalayak dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka.