Liputan6.com, Jakarta - Di sekitar Ka'bah tepatnya di sebelah utaranya Ka'bah, ada sebuah bangunan membentuk setengah lingkaran. Bangunannya tidak terlalu tinggi.
Jika diukur sekitar dada orang dewasa tingginya, atau tingginya 1,3 meter dan panjang kurang lebih 21,5 meter Itulah Hijr Ismail.
Jika ditilik dari sejarah, konon Hijr Ismail merupakan bekas kamar Nabi Ismail AS bersama Ibunya Siti Hajar. Hijr berarti kamar, atau tempat yang dibatasi dinding pengaman.
Advertisement
Setiap hari ribuan orang berebut memasuki tempat ini. Manusia dari penjuru dunia berkeinginan sholat sunnah di dalamnya, karena tempat ini begitu istimewa dan mustajabah, artinya doa-doa yang dilantunkan akan dikabulkan.
Konon Hijr Ismail merupakan bagian dalam dari bangunan Ka’bah yang dikatakan semula berbentuk bulat telur, namun ketika Ka’bah direhab pada tahun 606 M oleh suku Quraisy, mengalami keterbatasan kemampuan sehingga ukuran Ka’bah diperkecil dan dibuat segi empat seperti sekarang.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Sholat dalam Hijr Ismail Sama dengan Sholat di Ka'bah
Hijr Ismail dianggap bagian dalam dari Ka’bah. Orang yang sholat di dalamnya sama dengan sholat di dalam Ka’bah.
Sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, “Wahai Abu Hurairah, di pintu Hijr Ismail ada malaikat yang selalu mengatakan kepada setiap orang yang masuk dan sholat dua rakaat di Hijr Ismail; kamu telah diampuni dosa-dosamu. Maka mulailah dengan amalanmu yang baru”.
Hadis lain riwayat Aisyah dikatakan, ”Sholatlah kamu di sini jika kamu ingin shalat di dalam Ka’bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka’bah”. Tempat ini dikontrol ketat oleh pihak security Mekkah karena sering terjadi pemadatan pengunjung.
Dalam sebuah riwayat juga mengungkapkan keutamaan Hijr Ismail ialah bagian atau tempat khusus yang mustajabah jika kita berdoa di dalamnya. Dikatakan bahwa pada suatu hari ketika Nabi Ismail menyampaikan keluhan kepada Allah SWT tentang panasnya kota Mekah, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Ismail: “Sekarang Aku buka Hijrmu salah satu pintu surga yang dari pintu itu keluar hawa dingin untuk kamu sampai hari kiamat nanti”.
Hijr Ismail juga menyimpan jasad dua orang penting, yaitu Nabi Ismail dan ibunya, Siti Hajar. Dengan demikian, memutari Ka’bah sama dengan memutari dua tokoh tersebut. Dalam sumber lain, yang pasti di dalam Hijr Ismail hanya Siti Sarah, sedangkan Nabi Ismail belum jelas di mana persis dikuburkan.
Di dalam Hijr Ismail memang tidak ada prasasti khusus, tetapi diyakini sebagaimana dalam riwayat di atas bahwa di dalam bangunan setengah lingkaran itulah ibunda Siti Hajar dimakamkan.
Advertisement
Favorit Jemaah
Dikutip NU Online, tempat ini menjadi salah satu tempat favorit pengunjung Masjidil Haram karena penuh berkah dan mustajabnya doa yang dipanjatkan di dalamnya.
Di era pandemi Covid-19, Hijr Ismail menjadi salah satu tempat yang tidak lagi bisa bebas diakses dan disentuh oleh jamaah selain situs lain seperti Ka’bah itu sendiri, Hajar Aswad, dan Multazam (dinding antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah).
Pada kondisi normal, ribuan jamaah akan berebut untuk masuk ke Hijr Ismail melalu dua pintu yang ada di sebelah timur dan barat. Mereka rela berdesak-desakan untuk dapat masuk dan melaksanakan shalat serta berdoa di dalamnya.
Namun, ketika berada di dalamnya, terkadang sulit untuk dapat melakukan shalat secara sempurna. Saat ruku' dan sujud, bisa dipastikan tidak bisa leluasa karena kapasitas jamaah yang membludak dan dibatasinya waktu karena banyaknya jamaah lain yang menunggu. Sebagian dari Hijr Ismail sendiri merupakan bagian dari Ka'bah.
Sehingga masuk ke dalamnya sama saja seperti berada di dalam Ka’bah.
Kisah ini juga tersebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Aisyah “Tahukah engkau bahwa ketika kaummu membangun Ka’bah, mereka telah mengurangi dasar-dasar yang dibangun Nabi Ibrahim”.
Adapun keutamaan beribadah di dalam Hijr Ismail di antaranya adalah adanya Malaikat yang berada di pintu masuk. Para malaikat ini selalu mengatakan kepada setiap orang yang masuk dan shalat dua rakaat di Hijr Ismail bahwa mereka telah diampuni dosa-dosanya.
Penulis: Nugroho Purbo