Liputan6.com, Jakarta - Kisah menyentuh qolbu soal Haji tahun ini salah satunya datang dari tiga orang mahasiswa asal Indonesia yang menjadi petugas haji di Arab Saudi. Mereka adalah Muhammad khoirul Anam, Muhammad azlan lubis dan Adlan Ahmad subqi yang mengenynam bangku perkuliahan di fakultas syari’ah Universitas Al-Ahgaff, Tarim Hadramaut Yaman.
Pada akhir pekan kemarin, tepatnya 24 Juni 2023 tampak ketiganya sedang serius dengan sebuah laptop. Saat dicari tahu, ternyata mereka tengah melakukan wisuda secara daring bersama kampusnya.
Baca Juga
Prosesi wisuda yang sangat krusial tersebut dilakoni di tengah kesibukannya menjadi petugas haji. Melewatkan momentum wisuda dalam hidup diakui mereka sungguh berat, namun ikhlas membantu jemaah sebagai petugas haji merupakan suatu yang mulia.
Advertisement
"Saya merasa sedih dan bahagia. Sedih karena tidak bisa ikut wisudah secara langsung dan merasa bahagia dikarenakan teman seperjuangan dari semenjak dari Indonesia ke Yaman lima tahun bisa lulus tepat waktu," ujar Azlan Lubis yang bekerja untuk sektor 11 Makkah ini, seperti dalam keterangan diterima, Senin (26/6/2023).
Namun dia berharap sesudah lulus ilmu yang didapatkan di Universitas Al-Ahgaff, Tarim Hadramaut Yaman selama lima tahun dapat diamalkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Semoga apa yang kami pelajari dan hapal semoga selama lima tahun itu semoga bisa diamalkan dan bermanfaat bagi umat terutama kepada agama dan keluarga kita sendiri," kata dia.
Senada, Adlan Ahmad Subqi juga mengaku sulit awalnya antara memilih wisuda atau menjalani haji di tahun ini. Sebab proses wisuda merupakan hasil dari perjuangan nya belajar selama 5 tahun bersama teman-temannya disana.
"Kita berjuang selama 5 tahun bersama teman-teman kemudian di wisuda bareng itu adalah akhir dari perjuangan," kata Adlan.
Sedangkan berhaji, menurutnya juga sulit, karena menjadi kesempatan pertama selain menjadi petugas haji juga dapat menunaikan ibadah haji.
"Itu sangat sulit sekali dan kita memilih haji dan hanya bisa mendoakan teman-teman di sana untuk menunaikan wisuda dan lancar acara yang sekarang dilaksanakan," kata petugas haji layanan transportasi bus shalawat sektor 3 Syisyah Makkah ini.
Dia pun berharap, meski tidak ikut wisuda tatap muka tetapi ilmu yang didapatkan selain bermanfaat bagi dirinya juga bagi orang lain di dunia hingga akhirat.
Terakhir adalah Muhammad Khairul Anam, mahasiswa yang menjadi petugas haji layanan Lansia sektor 1 madinah yang justru didukung oleh orang tua untuk menjalani ibadah haji terlebih dahulu.
"Kalau orang tua saya sebenarnya tidak terlalu sedih karena mereka juga merasa senang karena anaknya sudah mau melaksanakan ibadah haji masalawisuda bagi mereka biasa saja," ungkap nya.
Sebab, ibadah haji sendiri merupakan panggilan Allah SWT dan tidak semua orang dapat menjalaninya. Bahkan antrian haji di Indonesia sendiri bisa mencapai 40-50 tahun lamanya.
"Tapi saya mengedepankan Haji dulu karena Haji sangat susah di Indonesia mengantri yang panjang. Kebetulan ada kesempatan dan karunia menjadi petugas haji jadi ini suatu pilihan yang berat meninggalkan wisuda atau meninggalkan haji," dia menandasi.
Perbantuan Pelayan Haji dari Unsur Mahasiswa
Sebagai informasi, Kementerian Agama memberangkatkan sebanyak 492 petugas haji tahun ini. Mereka tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan telah diberangkatkan pada 20 Mei 2023 dan bertugas melayani Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Madinah, serta Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah.
Selain petugas dari indonesia, pemerintah juga memberi kesempatan bagi mahasiswa Indonesia yang berada di sekitar Arab Saudu sebagai tenaga pendukung dan tenaga musiman.
Petugas haji dari tenaga pendukung biasanya sengaja dari unsur mahasiswa yang menguasai bahasa arab untuk membantu akselerasi bahasa yang diperlukan oleh petugas di lapangan. Mereka direkrut melalui seleksi dan pendaftaran, kemampuan berbahasa arab menjadi modal untuk akselerasi petugas dalam menjalankan tugas di lapangan.
Advertisement