Sukses

Top 3 Islami: Bayi-Bayi Nahas Hubungan Sedarah hingga Puasa Arafah Ikut Waktu Indonesia atau Arab Saudi?

Top 3 Islami: Puasa Arafah Ikut Waktu Indonesia atau Arab Saudi hingga Bayi-Bayi Nahas Korban Pembunuhan

Liputan6.com, Jakarta - Sebentar lagi umat Islam merayakan Idul Adha. Di Indonesia, ada dua waktu berbeda hari raya Idul Qurban ini.

Muhammadiyah telah menetapkan 10 Dzulhijah pada Rabu 28 Juni 2023. Sementara, pemerintah menetapkan Idul Adha pada Kamis, usai sidang isbat dan pengamatan hilal.

Ada berbagai keutamaan melaksanakan amalan pada 10 hari pertama Dzulhijah. Salah satunya yakni puasa Dzulhijah, termasuk di dalamnya adalah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Pertanyaannya, karena perbedaan penetapan awal Dzulhijah, bagaimana kita menentukan kapan waktu yang tepat untuk puasa Tarwiyah dan Arafah, ikut waktu Indonesia atau Arab Saudi?

Artikel ini menjadi salah satu dari top 3 di kanal Islami Liputan6.com, pada Senin (26/6/2023).

Sedangkan dua lainnya yakni hukum Islam mengenai inses atau hubungan sedarah. Pembahasan ini berlatar dari temuan empat kerangka bayi hasil hubungan sedarah yang semuanya dibunuh.

Artikel ketiga yakni puasa Arafah dan puasa Tarwiyah, jadwal Muhammadiyah dan Pemerintah.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

1. Puasa Arafah 2023 Ikut Waktu Indonesia atau Arab Saudi? Ini Kata Buya Yahya dan UAH

Hari Raya Idul Adha 2023 di Indonesia dan Arab Saudi berbeda. Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1444 H jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023. Sementara, Hari Raya Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.

Perbedaan Hari Raya Idul Adha tersebut memicu pertanyaan di tengah masyarakat. Salah satunya adalah soal waktu pelaksanaan puasa Arafah.

Dalam menjalankan puasa Arafah 2023, muslim Indonesia harus mengikuti waktu Indonesia atau Arab Saudi? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari simak penjelasan dua ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) dan Ustadz Adi Hidayat (UAH).

Buya Yahya menjelaskan, dalam jumhur ulama selain mazhab Imam Syafi’i terdapat Ittihadul Mathla'. Ittihadul Mathla’ adalah persatuan tempat melihat hilal tanpa dibatasi oleh perbedaan geografis dan batas daerah kekuasaan.

“Maksudnya gini, kita boleh saja kalau seandainya Arafah ngikut yang di Makkah karena Ittihadul Mathla' bisa saja 1 Dzulhijah-nya dilihat di Makkah, maka tanggal 9-nya juga mengikuti Makkah, boleh,” kata Buya Yahya dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV, Senin (26/6/2023).

Sementara itu, dalam mazhab Imam Syafi’i dikenal Ikhtilaful Mathali. Artinya, umat Islam berpuasa sesuai tanggal di masing-masing wilayahnya.

Selengkapnya baca di sini

3 dari 4 halaman

2. Bayi-Bayi Nahas dari Hubungan Terlarang Bapak-Anak di Banyumas, Ini Hukum Inses dalam Islam

Temuan tulang 4 bayi di sebidang tanah di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bikin geger warga.

Spekulasi pun beredar usai penemuan tulang belulang bayi tersebut. Dugaan pertama, janin yang digugurkan. Kedua pembunuhan bayi.

Belakangan diketahui, bayi-bayi nahas itu adalah hasil hubungan terlarang bapak dan anak, yang keduanya kini telah menjadi tersangka.

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Kerangka bayi pertama ditemukan pada Kamis 15 Juni 2023.

Ketika itu, pemilik tanah, Prasetyo Tomo (42), mempekerjakan enam orang untuk menguruk sekaligus membersihkan tanahnya. Tanah yang ia beli pada Maret 2023 itu semula kolam.

Tanpa diduga, cangkul seorang pekerja bernama Slamet yang menancap ke dalam tanah menyangkut kain yang berisi tulang belulang. Setelah bungkusan kain dibuka, ternyata itu tulang manusia.

Para pekerja itu semula hendak membuang tulang itu ke Kedung Malang, ceruk Sungai Banjaran persis di sebelah bidang tanag itu. Namun Tomo mencegah. Ia pantas melaporkan temuan tulang itu ke ketua RT 01 RW 04 Kelurahan Tanjung, Banyumas.

Selengkapnya baca di sini

4 dari 4 halaman

3. Niat Serta Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah 2023, Lengkap Jadwal Versi Muhammadiyah dan Pemerintah

Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah amalan sunnah yang dikerjakan menjelang Hari Raya Idul Adha. Puasa Tarwiyah dilakukan pada 8 Dzulhijah, sedangkan puasa Arafah pada 9 Dzulhijah yang bertepatan dengan hari Arafah.

Bagi umat Islam yang hendak melaksanakan dua puasa sunnah tersebut penting mengetahui niat dan keutamaan puasa. Dengan mengetahui niat serta keutamaan puasa Tarwiyah dan Arafah semoga dapat memotivasi muslim menjalankan amalannya.

Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat dilafalkan dalam hati serta diucapkan secara lisan. Waktu niat dimulai sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. 

Karena kedua puasa ini tergolong sunnah, maka jika lupa niat pada malam hari diperbolehkan melafalkannya di siang hari sebelum tergelincirnya matahari. Dengan catatan, belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Adapun niat puasa Tarwiyah dan Arafah adalah sebagai berikut.

Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijah)

Selengkapnya baca di sini