Sukses

Dengar Curhatan Jemaah Haji Lansia, Menag Tegaskan Badal Lontar Jumrah Gratis

Menag Yaqut Cholil Qoumas melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar, meski banyak jemaah haji yang harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh jemaah haji telah selesai melaksanakan prosesi wukuf di Arafah. Mereka selanjutnya akan mabit atau menginap di Muzdalifah dan Mina. Selama di Mina, jemaah haji akan melontar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah, dilanjutkan jumrah ula, wustha, dan aqabah pada hari-hari tasyrik.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar, meski banyak jemaah yang harus dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena sakit, bahkan 7 di antaranya meninggal.

Melihat kondisi ini, Menag memberikan perhatian serius terkait pelayanan jemaah haji selama di Mina. Sebab aktivitas jemaah selama tinggal di Mina akan jauh lebih berat ketimbang wukuf di Arafah.

"Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang banyak jemaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," ujar Menag usai meninjau KKHI di Arafah sebelum berangkat ke Muzdalifah, Selasa malam (27/6/2023).

Menteri yang akrab disapa Gus Men ini menyatakan, pihaknya melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan sejumlah skenario agar jemaah Indonesia yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan aman dan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya.

"Sebab, di fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya," sambungnya.

Saat meninjau KKHI di Arafah, Gus Men sempat menyapa sejumlah jemaah yang dirawat. Dia meminta jemaah lansia yang sedang dirawat tersebut tidak usah memaksakan diri ikut lempar jumrah. Ritual tersebut bisa dibadalkan atau diwakilkan.

"Nanti saat di Mina, kalau tidak kuat, dibadalkan saja,” ujar Menag kepada salah satu jemaah lansia, Taupik di KKHI Arafah.

Dengan selang bantuan pernapasan yang terpasang di hidung, Taupik menyampaikan kekhawatirannya.

"Takut nanti bayar (badal), Pak,"ucap kakek berusia 77 tahun tersebut.

Mendengar curhatan itu, Menag langsung menjelaskan bahwa badal ibadah tidak dikenakan biaya alias gratis. Sehingga Taupik dan jemaah lansia lainnya tak perlu khawatir.

2 dari 3 halaman

Badal Lempar Jumrah Tidak Dipungut Biaya

Mendapatkan penjelasan Menag, Taupik mengaku bahagia. Dengan kondisinya yang belum fit 100 persen, dia memilih akan membadalkan ritual lempar jumrah di Mina. "Alhamdulillah saya akan badal saja. Kemarin bingung takut bayar," imbuh dia.

Gus Men lantas meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang harus dibadalkan. Gus Men juga minta petugas untuk siap membadalkan para jemaah.

"Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk bisa membadalkan jemaah. Lempar jumrah itu kan satu orang bisa mewakili beberapa orang," ujarnya.

Menag menegaskan bahwa badal lempar jumrah itu sah secara fikih dan tidak dipungut biaya. Sehingga, jemaah tidak perlu khawatir. "Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah," tegasnya.

"Bahkan, jemaah yang wafat dibadalhajikan oleh petugas, tanpa dipungut biaya. Demikian juga jemaah yang sakit dan tidak memungkinkan disafariwukufkan, juga dibadalhajikan, dan tidak dipungut biaya," lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Jemaah Safari Wukuf Akan Dibadalkan Jumrahnya

Saat ini, yang sudah pasti akan dibadalkan lempar jumrahnya adalah jemaah yang melaksanakan safari wukuf. Sebab mereka harus kembali melanjutkan perawatan di rumah sakit setelah safari wukuf, sehingga tidak mungkin melaksanakan lempar jumrah secara mandiri.

"Kita sudah berembug dan sepakat, setiap konsultan dan pembimbing ibadah, serta linjam dan petugas lainnya yang tergabung dalam tim safari wukuf akan membadalkan lontar jumrah jemaah safari wukuf," ujar Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Makkah, Imam Khoiri.

"Kita sudah berbagi, rata-rata satu orang akan membadalkan lontar jumrah dari delapan jemaah," tambahnya.

Khusus untuk badal jumrah aqabah, setelah dilaksanakan, tim safari wukuf akan berkoordinasi dengan tim kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah agar jemaah bisa segera ditahalulkan.