Liputan6.com, Makkah - Senyum bahagia terpancar dari para jemaah haji lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas usai menjalani safari wukuf di Arafah.
Safari wukuf merupakan program yang difasilitasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk jemaah yang tidak bisa melaksanakan rukun haji secara mandiri.
Baca Juga
Kepala Bidang Pelayanan Lansia dan Disabilitas PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Slamet menuturkan, total ada 129 jemaah haji Indonesia lansia dan disabilitas yang disafariwukufkan. Mereka dikumpulkan di lima hotel di Makkah dan diberangkatkan ke Arafah menggunakan lima bus ramah lansia dan disabilitas.
Advertisement
"Kondisi jemaah saat kita ambil dari kloternya hampir rata-rata mereka adalah pengguna kursi roda," ujar Slamet di Makkah, Sabtu (1/7/2023).
Menurut dia, meski dalam kondisi sehat, mereka termasuk kategori jemaah yang butuh perhatian khusus dari petugas mulai dari urusan keperluan pribadi seperti makan, bersuci, mandi, hingga kebutuhan secara psikologis.
"Banyak yang depresi dalam posisi komunikasi sulit. Tapi Alhamdulillah setelah dalam perawatan pengawasan intensif dari PKP3JH, dari Bimbad, juga layanan lansia, pada saat evakuasi mereka akan dikembalikan ke kloternya mereka sudah bisa diajak komunikasi semuanya, bisa senyum," tutur Slamet.
"Dan Alhamdulillah mereka bisa melaksanakan wukuf sebagai inti ibadah haji sudah selesai," sambungnya.
Ada pun ibadah lontar jumrah para jemaah lansia dan disabilitas ini telah dibadalkan atau diwakilkan petugas. Sedangkan untuk ibadah tawaf ifadah akan diserahkan kepada kloternya masing-masing baik akan dibadalkan atau tidak.
"Selanjutnya program berikutnya kita ingin jemaah haji yang kita safari wukufkan bisa kita tanazulkan atau pulang lebih awal ke tanah air untuk tetap menjaga kondisinya," kata Slamet.
Program Safari Wukuf
Program safari wukuf ini diberikan PPIH Arab Saudi sebagai bentuk perlindungan kepada seluruh jemaah khususnya lansia dan penyandang disabilitas sekaligus memastikan mereka bisa menuntaskan seluruh rangkaian ibadah haji.
Program ini berbeda dengan safari wukuf yang difasilitasi oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Safari wukuf tersebut hanya untuk jemaah yang sakit dan dirawat di KKHI maupun Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) yang memenuhi kriteria untuk disafariwukufkan.
Total ada 238 jemaah haji sakit yang disafariwukufkan KKHI di Arafah. Setelah safari wukuf, mereka langsung dikembalikan ke KKHI Makkah dan RSAS untuk melanjutkan perawatan medis.
Sementara jemaah lansia dan disabilitas dikembalikan ke kloternya masing-masing setelah sempat ditampung di lima hotel berbeda selama prosesi puncak haji Arafah - Muzdalifah - Mina (Armuzna) berlangsung.
142 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Tinggalkan Mina
Sebelumnya, rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sudah hampir berakhir. Bahkan sebanyak 142.000 jemaah haji Indonesia yang mengambil nafar awal sudah meninggalkan Mina menuju hotel di Makkah pada 12 Dzulhijjah atau Jumat 30 Juni 2023.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Mina Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Zaenal Muttaqien menuturkan, secara keseluruhan rangkaian puncak ibadah haji berjalan baik meski ada sejumlah catatan.
"Secara keseluruhan berjalan dengan baik. Kalaupun ada hal-hal yang perlu menjadi catatan dan koreksi sebagai evaluasi bagi kita agar ibadah haji lebih baik lagi tahun-tahun berikutnya," ujarnya di Mina, Jumat malam.
Dia mengungkapkan, jemaah haji yang sudah meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah 1444 H sekitar 142.000 dari total 212.000 jemaah yang melaksanakan rangkaian ibadah di Armuzna. Sementara sisanya masih berada di Mina hingga 13 Dzulhijjah 1444 H karena mengambil nafar tsani.
"Dari keseluruhan, maka hanya sekitar 30 persen lagi yang akan meninggalkan Mina untuk masuk ke Makkah, mereka mengambil nafar tsani pada 13 Dzulhijjah," kata Zaenal.
Advertisement
Sweeping Jemaah Nafar Awal
Sebagian jemaah Indonesia, kata Zaenal, bahkan sudah ada yang melaksanakan tawaf ifadah di Masjidil Haram dan tahalul qubra. Hal ini menandakan rangkaian ibadah hajinya sudah rampung.
"Sebagian jemaah sudah tawaf ifadah dan kemudian tahalul qubro, jadi sudah selesai seluruh rangkaian ibadah haji yang dilaksanakan oleh jamaah haji Indonesia," kata Zaenal.
Zaenal mengatakan, seluruh petugas Satgas Mina telah melakukan sweeping ke tenda-tenda atau maktab yang sudah kosong. Hal ini untuk memastikan tidak ada jemaah haji yang mengambil nafar awal tertinggal di Mina.
Sweeping ini juga akan dilakukan setelah pendorongan jemaah nafar tsani yang tersisa di Mina pada 13 Dzulhijjah 1444 H atau Sabtu (1/7/2023). Apalagi ini merupakan pergeseran terakhir jemaah dari Mina ke Makkah.
"Kita akan melakukan sweeping dan pemeriksaan secara ketat baik di tenda, kamar mandi atau di tempat-tempat yang mungkin bisa jadi ada jemaah Indonesia yang harusnya meninggalkan Mina, tetapi masih berada di Mina," kata Zaenal Muttaqin menandaskan.