Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan Magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (30/6/2023) sekitar pukul 19.57 WIB. Menurut analisis BMKG, pusat gempa Bantul berada di kedalaman 25 kilometer dan terletak di 86 kilometer Barat Daya Bantul.
Gempa yang terasa hingga sebagian wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur itu mengakibatkan puluhan bangunan rusak. Dilaporkan juga satu warga Bantul meninggal dunia.
Setelah di Bantul, BMKG mencatat sejumlah gempa yang terjadi di daerah lain. Misalnya, gempa di Maluku Tengah Magnitudo 3,3 pada Sabtu (1/7/2023) pukul 15.25 WIB. Kemudian di Tapanuli Utara, Sumatera Utara Magnitudo 2,9 pada hari yang sama pukul 15.39 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Terlepas dari itu, dalam khazanah Islam gempa bumi bukan hanya suatu fenomena alam. Gempa bumi adalah bentuk tanda kebesaran Allah SWT. Gempa bumi bisa menjadi teguran agar manusia mengingat Allah SWT dan kembali ke jalan-Nya.
Terkait gempa, sebenarnya sudah banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an. Salah satunya termaktub dalam surat Al-A’raf ayat 78 yang menyinggung gempa bumi di zaman Nabi Shaleh.
.فَأَخَذَتْهُمُ ٱلرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا۟ فِى دَارِهِمْ جَٰثِمِينَ
Artinya: "Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka."
Saksikan Video Pilihan Ini:
Gempa Termasuk Tanda Kiamat
Seringnya terjadi gempa bumi di Indonesia belakangan ini mungkin mengingatkan muslim akan hari akhir. Kemudian muncul pertanyaan, apakah banyaknya terjadi gempa bumi pertanda kiamat?
Mengutip Muslim.or.id, Sabtu (1/7/2023), banyaknya terjadi gempa bumi termasuk salah satu tanda kiamat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ
Artinya: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa sebelum kiamat akan terjadi gempa bumi dalam waktu yang cukup lama selama beberapa tahun. Dari sahabat Salamah bin Nufail as-Sakuni radhiallahu ‘anhu, beliau berkata,
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. (وَذَكَرَ الْحَدِيْثَ وَفِيْهِ) وَبَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ مُوتَانٌ شَدِيدٌ وَبَعْدَهُ سَنَوَاتُ الزَّلاَزِلِ
Artinya: “Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam… (lalu beliau menuturkan haditsnya) dan sebelum Kiamat ada dua kematian yang sangat dahsyat, dan setelahnya terjadi tahun-tahun yang dipenuhi dengan gempa bumi.” (HR. Ibnu Majah, shahih)
Advertisement
Gempa Termasuk Tanda Kiamat
Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan gempa bumi terjadi hampir di seluruh penjuru bumi. Beliau berkata,
قد وقع في كثير من البلاد الشمالية والشرقية والغربية كثير من الزلازل، ولكن الذي يظهر أن المراد بكثرتها: شمولها، ودوامها
Artinya: “Sungguh gempa banyak terjadi pada negara-negara di utara, timur dan barat, namun yang nampak dari maksudnya lafadz ‘banyak’ adalah mencakup keseluruhan dan terjadi terus-menerus.” (Fathul Bari 31/93-94)
Secara umum tanda kiamat adalah terjadinya gempa bersama bencana dan masalah-masalah yang besar. Abdullah bin Hawalah radhiallahu ‘anhu berkata,
وَضَعَ رَسُـوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْ عَلَى رَأْسِي -أَوْ عَلىَ هَامَتِي- فَقَالَ: يَا ابْـنَ حَوَالَةَ! إِذَا رَأَيْتَ الْخِلاَفَةَ قَدْ نَزَلَتِ الأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ، فَقَدْ دَنَتِ الزَّلاَزِلُ وَالْبَلاَيَـا وَاْلأُمُورُ الْعِظَامُ، وَالسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ إِلَى النَّاسِ مِنْ يَدَيَّ هَذِهِ مِنْ رَأْسِكَ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan kedua tangannya di atas kepalaku, lalu beliau berkata, ‘Wahai Ibnu Hawalah! Jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di atas bumi-bumi yang disucikan, maka telah dekatlah gempa, bencana dan masalah-masalah besar, dan hari Kiamat saat itu lebih dekat kepada manusia daripada dekatnya kedua tanganku ini dari kepalamu.’” (HR. Ahmad, shahih)
Dari penjelasan di atas, sebagai seorang muslim hendaknya intropeksi diri ketika banyak terjadi gempa. Bisa jadi ini merupakan tanda dan peringatan kepada umat manusia agar kembali kepada Allah dan bertaubat. Wallahu’alam.