Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Arab Saudi melalui Menteri Haji dan Umrah Taufiq F Al Rabiah menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah Indonesia atas buruknya layanan masyair atau prosesi puncak haji di Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina).
Operasional layanan di Armina sepenuhnya dikendalikan oleh Mashariq, perusahan swasta yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi. Namun banyak catatan merah atas pelayanan yang diberikan pihak Mashariq kepada jemaah haji Indonesia.
Baca Juga
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah menyampaikan protes keras atas buruknya layanan masyair, mulai dari lambannya distribusi makanan, pasokan air macet, hingga keterlambatan evakuasi jemaah di Muzdalifah menuju Mina.
Advertisement
Catatan atas persoalan pelayanan di Armina ini juga telah disampaikan kepada Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi. Gus Yaqut berharap akan ada evaluasi yang dilakukan Saudi guna meningkatkan pelayanan di musim haji tahun depan.
"Alhamdulillah Kementerian Haji dan Umrah Saudi sangat berkomitmen membantu kita, dan mereka merasakan sakit, begitu kata menteri kepada saya melihat pelaksanaan haji kemarin ini," ujarnya, Minggu malam (2/7/2023).
Menurut Gus Yaqut, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Taufiq Al Rabiah telah menyampaikan permohonan maaf kepada Indonesia atas buruknya pelayanan masyair. Dia berjanji, kejadian tersebut tidak terulang lagi pada musim haji berikutnya.
"Saya juga merasakan sakit yang anda rasakan, begitu katanya kepada saya. Dan saya memohon maaf atas kejadian yang tidak mengenakkan ini. Dan insyaallah ini kejadian yang terakhir kalinya, begitu komitmen pemerintah Suadi lewat Menhaj Taufiq," tuturnya.
Menteri yang akrab disapa Gus Men ini optimistis perbaikan layanan masyair akan terwujud tahun depan sesuai dengan komitmen Arab Saudi.
Sementara dari sisi Indonesia, pemerintah melalui Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) berkomitmen terus menyempurnakan pelayanan yang telah diberikan mulai dari konsumsi, transportasi bus sholawat, hingga kesehatan.
"Saya mohon doa kawan-kawan semua seluruh masyarakat Indonesia agar yang kita ikhtiarkan terkait perbaikan layanan di Saudi benar-benar bisa tercapai sesuai dengan yang kita harapkan," ucap Gus Men.
Â
Â
Jemaah Indonesia Meninggal di Tanah Suci Mencapai 304 Orang
Fase puncak ibadah hajidi Arafah - Muzdalifah - Mina (Armina) telah selesai. Hingga hari ke-40 operasional haji 1444 H atau Minggu (2/7/2023), tercatat jumlah jemaah yang meninggal dunia di Tanah Suci mencapai 304 orang.
"Per hari ini 304 (jemaah haji meninggal di Tanah Suci, dan tentu kita berharap angka ini tidak bertambah," ujar Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas usai memimpin Rapat Koordinasi Persiapan Pelayanan Haji Pasca-Armina di Makkah, Minggu malam.
Karena itu, Menag berharap jemaah haji Indonesia terutama yang masa tinggalnya di Tanah Suci masih lama untuk selalu memerhatikan kondisi kesehatannya. Dia mengimbau jemaah haji tidak memforsir atau memaksakan diri melaksanakan ibadah sunah. Terlebih rangkaian rukun haji telah selesai dilaksanakan.
"Kita ini beragama tujuannya untuk mencapai ridho Allah. Ridho Allah itu kita bisa dapatkan kalau kita memiliki keikhlasan dan tidak memaksakan. Agama itu kalau kata orang Jawa sakdermo, secukupnya, tidak boleh berlebihan karena Allah tidak suka yang berlebihan," kata Yaqut Cholil Qoumas.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, tercatat jumlah jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci sudah mencapai 311 orang. Hal ini berdasarkan data terbaru Siskohat per Minggu (2/7/2023) pukul 24.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Sebagai informasi, jemaah haji Indonesia gelombang satu akan mulai dipulangkan secara bertahap ke Tanah Air mulai 4 Juli mendatang. Mereka akan diterbangkan ke Indonesia melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Pemulangan jemaah haji gelombang satu ini akan berlangsung hingga 18 Juli 2023 mendatang. Mereka akan tinggal beberapa hari di Kota Makkah sambil menunggu jadwal pemulangan ke Indonesia.
Sementara jemaah haji gelombang dua akan diberangkatkan secara bertahap ke Madinah mulai tanggal 10 hingga 24 Juli 2023. Mereka akan tinggal di Madinah selama 8 hingga 9 hari untuk melaksanakan ibadah arbain di Masjid Nabawi dan berziarah ke Makam Rasulullah SAW serta tempat-tempat bersejarah lainnya.
Jemaah haji gelombang dua ini baru akan dipulangkan secara bertahap ke Indonesia melalui Bandara Internasional Amir Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah pada 19 Juli - 2 Agustus 2023.
Advertisement