Liputan6.com, Jakarta - Haji dan umrah adalah ibadah yang hanya dapat dikerjakan di Tanah Suci. Hukum menunaikan haji adalah wajib bagi setiap orang Islam yang telah memenuhi syarat, sedangkan hukum umrah adalah sunnah.
Tidak semua muslim dapat pergi ke Tanah Suci untuk melaksanakan haji dan umrah. Hanya sebagian hamba yang dikehendaki dan dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi tamu-Nya.
Kesempatan ibadah di Tanah Suci jangan sampai menjadi sia-sia. Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat mengungkap perkara yang dapat mengakibatkan ibadah haji atau umrahnya batal, yaitu riya.
Advertisement
Baca Juga
Riya dalam ibadah haji dan umrah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memamerkan ibadah tersebut di media sosial (medsos).
“Awas riya dalam ibadah termasuk cukup banyak. Yang saya khawatirkan adalah kalau pada puncak ibadah ada riya. Itu yang paling bahaya. Puncak rukun Islam kan haji. Haji kecilnya umrah,” kata UAH, sapaan akrabnya dikutip dari YouTube Ceramah Pendek, Senin (3/7/2023).
“Tidak sedikit riya hadir dalam kehidupan. Selfie dibawa ke kota suci. Sekarang orang mohon maaf saya masih saksikan orang sa'inya live langsung (di media sosial),” lanjutnya.
UAH menyayangkan dengan umat Islam yang membawa kebiasaan selfie untuk update di medsos saat ibadah haji dan umrah. Sampai-sampai riya tersebut melupakan kekhusyukan dalam melaksanakan ibadah.
“Sayang, antum (mengeluarkan) uang banyak, sekarang live. Yang (tangan) kanan begini (memegang kamera) depan Ka'bah. Saya sekarang akan lakukan thawaf,” UAH mencontohkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tergantung Niat
Sementara itu, Mudir ‘Amm Ma’had ‘Aliy Al-Aimmah Malang KH Agus Hasan Bashori mengatakan, mem-posting ibadah haji atau umrah di medsos bisa termasuk riya atau tidak tergantung niatnya.
“Innamal a'malu binniyat. Apa sih niatnya. Di situlah letaknya berdasarkan itu penilaiannya,” katanya dikutip dari YouTube Puldapii TV.
Jika niatnya untuk riya dan sum’ah, jangan harap mendapat pahala dari ibadah haji dan umrah yang dijalankannya.
“Kalau niat dakwah, niat percontohan, niat menyemangati, dia berpahala atau berdosa? Berpahala. Tergantung orangnya, punya niat apa,” tandasnya.
Advertisement